Kesepian

2.5K 94 3
                                    


Hope you like it...






***





Susah tiga hari lamanya Lalora tak kunjung menampakkan batang hidungnya di SMA Graha. Dan hal itu, tanpa disadari membuat Regan sedikit, kesepian.

Yang biasanya ketika datang sekolah, Regan selalu mengganggu Lalora yang tengah berjalan dari halte menuju gerbang SMA. Memintanya menuju parkiran dan membawakan tasnya ke dalam kelas. Namun tiga hari ini, Regan merasa hampa karena tidak melakukan hal - hal yang sudah seperti menjadi kebiasaannya tersebut.

"Lo ngapain sih ngelamun mulu! Kesambet tau rasa lo!" Ucap Lavran mengagetkan kala Regan tengah asyik - asyiknya termenung memandang lapangan basket dihadapannya.

"Ganggu aja lo kutu." Jawab Regan asal.

"Alaahh, kangen Lalora kan lo?" Goda Lavran.

"Apaan sih, ngapain gue kangen dia." Elak Regan.

"Boong dosa lo bro,"

Regan terdiam. Tak memiliki minat untuk menjawab perkataan Lavran. Ia lebih suka melihat siswa siswi yang tengah berolah raga di lapangan tersebut. Berlari kesana kemari, mendribble - dribble bola basket, push up di ujung lapangan, tanpa ada raut kesedihan yang terpancar dari wajah mereka. Meskipun peluh mulai berkucuran membasahi muka.

"Balik kuy!" Ajak Lavran.

"Ngapain?"

"Lo gak bosen apa disini mulu sampe bolos pelajaran fisika?"

"Enggak, enak disini, adem"

"Dicariin Berly noh! Diajak latihan fashion show lu"

"Lo aja deh yang ikutan fashion show Vran, gue males," ujar Regan sembari menyandarkan punggung dan kepalanya ke kursi kemudian memejamkan matanya. Menikmati sepoi angin dari bawah pohon rindang ini.

Tentu saja Lavran menolak. Sudah jelas - jelas sebentar lagi HUT akan dilaksanakan malah Regan dengan gampangnya meminta Lavran untuk menggantikan. Cara menjadi seorang model saja Lavran tidak paham. Berjalan saja masih sering terjatuh sama sini saking pecicilannya dia. Berjalan di catwalk bukanlah dunianya.

"Gue tuh cocoknya berjalan di pelaminan bro, bukan di catwalk!"

"Semerdeka lo lah Vran, berdengung kuping gue denger omongan lo,"

Lavran mendengus dan memilih untuk meninggalkan Regan sendiri duduk di kursi bawah pohon besar itu. Biarkan dia menikmati udara luar, pasalnya menurut Lavran, Regan seringnya berada di dalam ruangan dengan udara mesin. Makanya otaknya jadi keriput karena kedinginan. Sesekali dibiarkan menghirup udara bebas agar otaknya mengembang kembali.

***

Ardi tengah terduduk disebuah bangku belakang sekolah. Bangku yang jarang di tempati siswa karena letaknya berdekatan dengan gudang yang memiliki rumor miring diantara warga sekolah.

Tempat inilah yang sering didatangi Ardi kala ia merasa jenuh di kelas. Jenuh dengan pelajaran. Jenuh dengan kawan - kawannya.

REGAN [Hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang