Ibu? (2)

2.4K 113 18
                                    


Hope you like it...






***










"Gue tau, harus ajak dia jalan kemana sekarang..." ujarnya dengan penuh kemisteriusan.

Lavran secara otomatis menghentikan kegiatannya bermain permainan online itu. Membiarkan hero-nya mati dibantai lawan karena ia lebih penasaran dengan ucapan sahabatnya barusan. Ia menatap Regan dengan sorot mata bertanya - tanya.

"Mau kemana?" tanyanya penasaran.

Regan menyeringai, membalas pertanyaan Lavran tanpa melihatnya, "ke Bromo."

Lavran membelalak, "anak orang lo ajak ke Bromo malem - malem?! Lo, bener - bener nggak waras ya Gan!"

Regan terbahak. Ia kemudian berdiri mengambil handuk dan berjalan sembari bersiul menuju kamar mandi. Mata Lavran masih terus mengekor kemanapun Regan berjalan. Hingga akhirnya, pintu kamar mandi ditutup dan menyisakan Lavran yang terheran - heran dibuatnya.

***

Jam dinding menunjukkan pukul 18.45 WIB. Masih ada waktu 15 menit sebelum Regan tiba di rumah Lalora. Namun nampaknya, gadis itu sudah bersiap sekarang. Ia mematut bayangannya dicermin. Sesekali tersenyum, dan berpose kecil menghadap bayangan dirinya. Ketahuilah, itu adalah salah satu perwujudan kaum wanita untuk mengagumi dirinya sendiri.

Tadinya, ia ingin mengenakan dress pink bermotif bunga - bunga yang dibelikan Minarni sewaktu ia berlibur ke Singapura, namun Lalora urungkan, pasalnya, ia tidak tahu kemana dirinya akan dibawa oleh manusia angkuh itu.

Bisa saja ia dibawa ke tempat perkumpulan para preman - preman kota kan? Yang tentu saja mereka lebih  dominan dengan pakaian gelap dan tubuh penuh kalung rantai. Jika ia mengenakan dress berwarna pink, bisa - bisa ia disangka anak paud yang tengah kehilangan jati diri. Bukannya pergi ke acara ulang tahun yang manis malah mengunjungi tempat para preman yang bengis.

Atau bisa saja, ia dibawa kabur ke sebuah kota yang jauh dari tempat tinggalnya untuk diasingkan disana. Itu sungguh pemikiran sangat jahat. Tapi siapa yang tahu? Mengingat ia pernah melakukan kesalahan yang dianggap Regan sangat fatal dan merendahkan harga dirinya.

Sebenarnya, dengan adanya Regan Mengajak Lalora pergi, itu menimbulkan berbagai macam spekulasi jahat yang menaungi otaknya. Bahkan, tak ia pungkiri bahwa ia berpikir Regan akan membawanya menginap di hotel. Dan bahkan ia sudah memasukkan beberapa pakaian dalam wanita ke tas selempangnya. Astaga. Jangan salahkan mengapa Lalora kini memiliki pikiran yang kotor. Ini semua berkat Franca yang dengan kurang ajarnya mengajak Lalora menonton blue film tempo lalu.

Bahkan, beberapa adegan yang ada difilm terlaknat itu masih mengganggu pikirannya. Hotel, kamar mandi, senyum si wanita yang menawan, dan, ekspresi kesakitan. Astaga. Cukup. Lewati bagian ini. Lalora menggeleng kuat - kuat.

Dan pada akhirnya, ia memilih untuk mengenakan jeans hitam serta sweeter rajut oversize berwarna burgundy itu. Terlihat sederhana, namun begitu manis ketika ia kenakan. Entah mengapa, gadis ini begitu menyukai hal - hal yang berbau rajut. Baginya, rajut itu suatu hal yang klasik namun tak akan pernah lekang oleh waktu. Terkadang,  kecintaannya dengan rajut, sering kali membuatnya dicap sebagai wanita kuno. Padahal tidak seperti itu. Nyatanya, pakaian rajut sekarang menjadi trendi dikalangan remaja.

Ceklek!! Pintu kamar tiba - tiba saja terbuka dan menghadirkan wujud Minarni dibaliknya. Ia tersenyum tulus pada cucunya itu. "Berangkat kapan?" tanyanya seraya mendekat ke arah Lalora.

REGAN [Hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang