Ten-Flashback

0 0 0
                                    

Loteng,adalah tempatku berdiam diri seharian ini.Dulunya hanya sebuah tempat yang kujadikan gudang,yang penuh dengan tumpukan kertas-kertas berisi untaian kalimat dan sebuah cerita gagal yang kusimpan.Dan sekarang,tempat ini kusulap menjadi ruang bersantai,buku-buku berjajaran di pojok kanan,disampingnya terdapat vas besar yang kuisi dengan kertas kertas kecil berisi kalimat motivasi.

Entahlah,setidaknya kebosananku dirumah seharian masih membawa kenangan.Kuraih buku yang berada di atas meja,tertulis nama penulis yang tercetak miring disana.

Ketenanganku terusik kala aku mendengar suara rintik hujan yang mulai mengguyur,terdengar deras karena aku benar-benar sedang berada di loteng.

Menikmatinya dengan senyuman,aku mengingat masa-masa dimana mantan kekasihku,memainkan gitarnya dengan indah disini,di loteng ini saat hujan deras mengguyur kota.

Rasa sakit terbesit didada,seperti ribuan peluru masuk ke arah dadaku,sakit rasanya mengingat itu semua.Dimana aku tersiksa atas kepergiannya.

Dimas,nama yang terus terngiang kala aku menyentuh gitar disamping rak buku.Terlihat berdebu karna jarang sekali ku pakai.

Kupangku gitar itu,mulai memetik nada-nada yang menjadi kesatuan.lagu 'All i ask' milik adele terdengar menyayat dipendengaran.Lagu kesukaanku dengan Dimas.

"Bell,"ucap lelaki berpakaian serba hitam yang sedang memangku gitar,ia terlihat tampan dengan senyumnya yang mengagumkan.

Gadis manis dihadapannya mendongak,memperhatikan lelaki yang kini telah resmi menjadi kekasihnya.

"Mau dengar suaraku?"tawarnya dengan senyum yang masih mengembang di bibir.

Gadis itu mengangguk antusiasme,mendekat kearah lelaki tersebut.

Memetik gitar dengan perlahan,terdengar bunyi menenangkan disana,menghanyutkan siapapun pendengar untuk berlama lama menikmati alunan indah gitar.

Gadis itu nampak tersenyum bahagia,menikmati setiap alunan nada gitar dan suara lelaki dihadapannya yang terdengar mengalun dengan sempurna.

Hampir meneteskan air mata,banyak sekali yang dipikirkan gadis itu,menyangkut dengan hubungan mereka yang hampir 2 tahun lamanya jarang terkena masalah.

Mengusap wajahnya yang sebentar lagi akan mengeluarkan air mata,setidaknya ia bisa mendongak agar tetesan air mata tidak jadi mengalir ke pipi putih merona yang sekarang berubah sendu.Entah ia menikmati lagu sampai-sampai terbawa suasana,atau memikirkan hal lain yang membuatnya sengsara.

Sampai dibagian akhir lagu pun gadis itu tetap tidak mengalihkan pandangannya dari langit-langit loteng,terus menahan semua kegelisahan yang menguar.

"Bella,kau kenapa?"tanya sang lelaki terheran-heran dengan tingkah gadisnya.

Yang dipanggil pun menoleh,mengusap air mata yang sempat keluar lalu menatap sang lelaki dalam.

"Kau terbawa suasana sepertinya,"ucap lelaki itu tersenyum tulus kehadapan sang gadis.

"Aku--"

"Mendekatlah,"suruh lelaki itu,meraih tangan sang gadis lalu mendudukkannya dikursi samping dirinya.

Lelaki tersebut dengan telaten mengusap lembut air mata yang masih menggenang dipelupuk mata sang gadis.Ia tak suka kalau kekasih hatinya menangis tanpa alasan yang pasti.

JUDUL_Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang