Nineteen-Neighbourhood

2 1 2
                                    

Semua orang memberikan tepukan tangan meriah yang secara cuma cuma atau terpaksa diberikan kepadaku. Entah apa yang harus kulakukan sekarang.Aku berjalan kikuk ke sudut ruangan.meletakkan ranselku disana,setelahnya Kak Tari mendekat kearahku.

"Selamat Bella,penampilanmu minggu lalu luar biasa,"katanya dengan binar mata bahagia.

Aku dibuat salah tingkah,harus merespon seperti apa karena saat itupun suasana hatiku tidak sedang baik-baik saja.

"Ternyata kau mengganti lagunya,kau ingin memberi kami kejutankah?"lanjutnya tanpa menghilangkan senyum dibibir.

Aku tertegun,kemudian kembali menormalkan ekspresi,memandang kesekitar,kearah seorang gadis yang memakai bandana kelinci di kepalanya seolah olah agar terlihat manis,tapi menurutku malah terlihat seperti tanduk banteng yang menyeramkan sebab ia menatapku dengan tatapan tajam.Aku memandangnya datar,kemudian membalas pernyataan Kak Tari, "Iya,aku menggantinya,"ucapku datar.

Terserah aku dibilang apa,mungkin saat ini mereka menganggapku gadis sombong.Oh,bukan hanya saat ini,tapi saat lalu dan mungkin saat nanti.Akan tetapi aku tidak peduli.

Setelahnya kami melakukan pemanasan,Kak Tari memimpin,dia terlihat berwibawa saat melatih kami.
Seperti biasa aku hanya duduk memperhatikan mereka berlatih gerakan baru.Mungkin caraku menerima sebuah pembelajaran berbeda dengan mereka.Aku terbiasa memperhatikan,memahami,menghafalkan,lalu mempraktekkan.Bukan berlatih dengan keempatnya secara bersamaan.

Pintu ruangan terbuka lebar,masuklah Kak Rio yang melayangkan senyum menawan kearah kami,ia mendekati Kak Tari,membisikkan sesuatu,lalu Kak Tari pamit kepada kami untuk keluar sebentar bersama dengan Kak Rio yang tersenyum manis kearahnya.

"Ehh,latihannya dilanjut dulu ya,aku ingin keluar sebentar,"katanya kearah kami.Semua mengangguk mengiyakan.

Aku sadar dan aku peka terhadap ketertarikan Kak Rio kepada Kak Tari,sudah bisa ditebak karena Kak Tari punya pesonanya sendiri yang membuat banyak kaum adam terpikat olehnya.

Selang beberapa detik setelah kepergian Kak Tari dan Kak Rio masuklah seorang lelaki yang memakai topi dan masker,aku tidak bisa mengenalinya karena akupun punya rabun jauh,jadi tidak bisa melihat dengan jelas siapa orang itu.

Semua yang ada diruangan menjerit tertahan,aku tidak tahu apa yang terjadi karena sedari tadi mereka hanya memandangi lelaki itu.Aku tidak tertarik dengan kehebohan ini,kembali kepikiranku menghapal gerakan Kak Tari yang tadi dipraktekan kepada kami.

Karena kebisingan itu,aku menoleh ke sumbernya,menyaksikan lelaki itu membuka masker yang sedari tadi menempel diwajah.Senyum terbit dibibirnya,semua kembali memekik kegirangan.

Sekarang aku tahu orang itu,lelaki yang selama ini mengikutiku kemana pun aku berada.Valleron,dengan gagahnya ia berjalan kearahku,lalu berkata,"Hai Bella,siap berlatih denganku?"senyum jahil dilayangkan kearahku.

Aku hanya menatapnya datar,seolah tidak ada yang menyapaku.

○○○○

"Aku sudah lama melatih disini,hanya saja aku sering bergantian dengan Rio,"ucapnya saat kami sampai di halte.

Oke,satu fakta lagi yang kudapat,ternyata selama ini dia melatih menari tetapi di kelas yang berbeda bersama Kak Rio,berati orang yang duduk di sofa membaca majalah itu adalah dia,kenapa aku baru mengetahuinya sekarang?

Aku mendengus pelan,"Aku baru tahu,"kataku lirih.

Dia malah terkekeh geli,menampilkan lesung pipi."Kau ini--,orang sekitarmu saja kau tidak peduli,"ujarnya sambil menggeleng-gelengkan kepala.

Kemudian suasana hening,aku menikmati keheningan ini tetapi tidak untuk Valleron,ia menyenggol sneakers putihku menggunakan kakinya.Aku menunduk,menatap kebawah,ia memakai sneakers putih dengan strip hijau di samping kiri dan kanannya.

JUDUL_Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang