Twenty two-Password

1 1 0
                                    

asdfghjkl

Hatiku tidak bisa dijabarkan lagi bagaimana bentuknya,kalau saja wujudku adalah sebuah handphone maka aku akan menyetel ulang untuk merefreskan kembali ragaku yang sudah lelah menghadapi kerasnya hidup.

Menjadi diriku sendiri,aku menggumamkan itu berulang kali,untuk terus menguatkan hati yang tersakiti,marah?tentu saja.Tapi kepada siapa aku harus menumpahkannya?

Aku merebahkan tubuh lelahku diranjang,menutup mata lalu tersenyum sesaat sebelum memasuki kamar mandi.

Jadi diri sendiri?itu tidak mungkin!

Saat ini aku sedang bingung bagaimana diriku yang sebenarnya.

Aku menggelengkan kepala sekali lagi,lupa diriku yang lama,lupa diriku yang bahagia menikamati indahnya dunia.

Memang sesuatu yang menimpa seseorang itu bisa membuat seseorang itu berubah,bukan karna disengaja,hanya saja seseorang itu ingin menghilangkan dan mengenyahkan sesuatu yang membuat dirinya terluka,tak ingin sedih berkepanjangan,kemudian merubah pribadinya agar terlihat kuat dipandangan orang-orang. Seperti yang sedang kulakukan sekarang.

●●●●

Suara ketukan pintu terdengar dari apartemenku,aku malas membukanya,aku tahu siapa dia,lelaki yang mencoba untuk masuk kedunia kelamku,aku tidak menyukai hal itu.Seolah ia hanya berpura-pura menyemangatiku walaupun sebenarnya didalam hatinya sedang menertawakan penderitaanku,mungkin.

Semua bisa menjadi kemungkinankan?aku sudah tidak bisa percaya pada siapapun.Siapapun,bahkan Imleda.

Aku sudah dibutakan oleh sakitnya dikhianati.

Ketokan itu kembali terdengar,seperti terdengar menuntut,tidak sabar untuk segera dibukakan oleh tuan rumah.Memutar bola mata malas,aku memasuki kamar,tak lagi menghiraukan lelaki itu yang mungkin saja sedang dibakar api kemarahan.

Aku tidak peduli sekalipun dia orang yang telah membantuku,aku tidak peduli kalau dia yang menganggapku berharga,menarikku dari jurang kegelapan,aku tidak peduli walaupun ia telah menolongku karna apa?karna aku tidak memintanya untuk peduli padaku,tapi,kakiku melangkah menuruni ranjang,menghampiri pintu apartemen dan membukanya.Telak sudah semua dinding yang kubangun untuk tidak peduli padanya,aku membutuhkannya,sisi gelapku meronta agar aku memanfaatkan dirinya,dan aku mengiyakan saran dari sisi gelap diriku itu.

"Kau baik-baik saja?"tanyanya penuh selidik meneliti wajahku melalui tatapan matanya yang sendu.

Shit!mengapa ia se-peduli ini terhadapku.

"Bisa kau lihat,aku baik-baik saja,untuk apa datang kemari?"tanyaku tidak bersahabat padanya,dia menampilkan senyum yang membuatku menahan napas,jantung mulai tidak normal.

"Soal--"

"Aku sedang tidak ingin membahas masalah tentang Bunda lagi,"jawabku sebelum ia menyelesaikan ucapannya.

"Bukan itu,aku hanya ingin membahas tentang kontes  menari dance in the night itu,aku sudah menemukan orang yang bisa kita jadikan partner,tapi ingat,aku masih punya syaratkan?"ucapnya lagi.Ternyata ia menjaga privasiku,ia memang sesekali mengerti diriku.Aku membukakan pintu apartement untuknya masuk,mempersilahkan dirinya duduk di sofa.

"Siapa orang itu?"tanyaku setelah menutup pintu,mendapatinya sudah duduk bersender di sofa ruang tamu.

"Kau tidak menyuguhkanku minuman dulu?aku haus,"katanya menyetuh leher jenjang seolah ia memang benar benar sedang kehausan.

Aku mendengus kesal,menatapnya tajam seolah ia adalah rival abadi yang siap kuhempaskan keberadaannya.

Oke,kali ini aku harus mengalah.Meladeninya sama saja akan menjadi boomerang bagiku karna mungkin saja ia akan mengundurkan diri menjadi partner menariku.Akukan sedang memanfaatkannya.Maka aku harus memberikan sedikit kebaikan padanya.

JUDUL_Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang