Kedua sahabat ini duduk berjajar di kursi sambil memandang hamparan pantai yang indah,menunggu sang surya yang perlahan mulai tenggelam.
Satu gadis memandang sahabatnya ini dengan senyum yang tak bisa diartikan,ingin mengutarakan sesuatu namun ia takut akan membuat sakit hati yang berkepanjangan.Tapi apalah daya suatu kebohongan jika terus dipendam suatu saat akan tetap terbongkar dengan sendirinya dan pasti akan lebih menyakitkan.
"Zaira,kau jangan marah ya?"katanya dengan menatap sahabatnya itu aneh.
Sosok yang disebut namanya menoleh,ia nampak mengernyitkan dahinya bingung,tatapan sahabatnya ini sedikit berbeda,ada apa?
"Aku tahu kau sudah menyukai Dimas sejak lama,tapi 16 bulan aku dan dia-- berpacaran,"ucapnya dengan was-was takut terjadi sesuatu yang membuat sahabatnya terluka walaupun ia tahu konsekuensinya.
Gadis blasteran jerman-indonesia yang bernama Zaira itu menoleh,menatap sahabatnya dengan wajah yang sulit diartikan. Seperti menahan air mata.
"Ap--a kau...mengkhianatiku Bell,"ucapnya terbata.
Bella yang mengungkapkan semua itu berusaha untuk membuat Zaira tenang. Ia merasa bersalah. Singkat cerita Zaira dan Dimas adalah sahabat yang sangat dekat,ia sudah lama mencintai Dimas tapi tidak pernah menyatakannya secara langsung karena tahu kalau Dimas tidak menyukainya,ia takut ditolak.
Air mata langsung jatuh diwajah cantik Zaira,ia tak menyangka bahwa sahabatnya itu mengkhianatinya dengan berpacaran bersama lelaki yang dicintainya. Sakit sekali,seperti tertusuk ribuan duri.
Ombak dipantai seolah sedang ikut merasakan kesedihan Zaira,bergulung dengan cepat menghampiri bibir pantai dan membenturkannya di bebatuan.
"Maaf,"ucap Bella sungguh merasa bersalah.
"Apa?!maaf kau bilang?selama ini kau menyembunyikan kebusukanmu itu Bell,dan parahnya aku tak mengetahui apa apa seolah aku ini orang yang tak berguna bagi kalian dan kejamnya kau,kau tahu kalau aku menyukainya tapi kau malah merebut dia,jahat!jahat sekali,hiks....hiks..,"ucapnya dengan emosi yang tak bisa dibendung.
"Zaira...tapi saat itu aku juga menyukai Dimas...,"sanggah Bella.
Zaira tersenyum miring menanggapinya,ia tak menyangka dikhianati seperti ini.
"Aku mengenalnya lebih sebelum kau mengenal dia,jelas aku lebih dulu mencintainya daripada kau dan lebihnya mengenalnya daripada kau,"
"Zaira....,"
"Aku sungguh benci pengkhianat sepertimu Bella,"
Bella yang mendengar ucapan sahabatnya itu sungguh terpukul,ia pengkhianat,ya...dia memang pengkhianat.
"Kalau kau masih ingin bersahabat baik denganku,setidaknya kau harus putus dengannya,"ucapnya tegas mengisyaratkan amarah yang mendalam.
Bella tak bisa berkata apa apa,ia bisa saja menyetujui permintaan Zaira tapi ia tak mau menyakiti Dimas.
"Kalau kau masih berkata tidak,sungguh kau bukan sahabat ku Bell,aku sudah sangat percaya padamu,aku selalu menceritakan semua keluh kesahku padamu,tentang aku yang menyukai Dimas tapi...,kau sendiri yang mengahncurkan kepercayaanku,"
Diam,adalah emas.
"Aku masih memercayaimu sebagai sahabatku kalau kau mau menuruti apa kataku,jika tidak,mungkin aku akan pergi menjauh dari kalian semua,menjauh sejauhnya sampai aku tak bisa kembali."
Bella cukup tau apa arti dari kata menjauh itu,ia dibuat pada keputusan yang membingungkan.
Zaira tersenyum miring,menatap hamparan lautan luas yang akan menenggelamkan matahari.
"Disana!"tunjuknya.
Bella mengernyit,"Tenggelam seperti matahari,"lanjutnya membuat Bella terkejut,ia menutup mulutnya tak percaya,menahan air mata yang siap meluncur.
"Zaira...,"lirihnya tapi tak dihiraukan olehnya,ia malah melangkah pergi tanpa mau melihat wajah Bella.
Gadis itu merunduk dengan air mata yang terus berjatuhan membasahi pipinya,ia tak ingin kehilangan sahabat dan tak mau melepaskan kekasihnya,tapi ia cukup sadar kalau ia memang telah masuk kekehidupan Zaira dan Dimas lalu membuat masalah dengan ini semua.
Ia berjalan menyusuri sepanjang pantai,seharusnya ia tak pernah mengenal keduanya,selain dibebani dengan masalah ini ia juga dihadapkan dengan Kak Saga yang masih berada diluar negeri menjalani pengobatan.
Sungguh ia tak sanggup menghadapi semua ini,ia ingin lenyap saja dari kehidupan di bumi yang melelahkan ini. Penuh drama dan teka teki,semua masalah silih berganti,kebahagiaan yang dulu dirasakannya perlahan menghilang bersama meninggalnya Kak Saga satu bulan kemudian setelah pulang dari singapura.
Jiwanya ikut mati disana bersama dengan raungan menyedihkan yang tak terelakkan.
Zaira yang biasanya bisa menjadi tempat untuk berkeluh kesah kini sudah tak mau memedulikannya.
Hari hari berjalan seperti biasa walaupun itu dipaksakan untuk seperti biasa. Dihari itu Bella memutuskan hubungannya dengan Dimas tanpa kejelasan.
Dua hari setelahnya Dimas dinyatakan meninggal karena kecelakaan di rel kereta api.
Dan Boom,Bella semakin dibuat mati rasa. Dirinya diselimuti rasa bersalah,kepribadiannya berubah 180°,tak memedulikan lagi kakak perempuan Dimas yang terus saja menyalahkannya atas kejadian ini,begitu juga Zaira yang sampai saat itu tidak pernah menunjukkan wajahnya.
●●●●●●●
tbc
12 juli 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
JUDUL_
Teen Fiction"Tuhan memberikan kita mulut untuk makan,bukan untuk membicarakan keburukan orang lain,tuhan memberikan kita telinga,untuk mendengarkan kata kata yang baik,bukan mendengarkan omong kosong orang lain,tuhan juga memberikan kita tangan,untuk menutup te...