Twenty six-death bed

0 0 0
                                    

Bunda kembali menelponku secara berulang dan terus menerus,aku malas mengangkatnya,bingung harus bersikap seperti apa.

Valleron hanya mendengus kesal mendengarkan dering telepon dari handphoneku,ia merebut paksa ponselku namun panggilan terlanjur mati.Jadi ia menghembuskan napasnya kesal.

"Kau sungguh egois Bella,kenapa kau tidak pernah menjawab telepon bunda,padahal aku yakin ini semua hanya salah paham,"

"Hanya salah paham kau bilang?apa kau tidak sakit hati ketika kau dituduh menjadi penyebab kematian seseorang?terlebih nyatanya aku bukan anak dari mereka,dan mereka juga ingin membalaskan dendam orangtuaku kepadaku,aku cukup sabar untuk itu Vall,aku diam karna aku tahu aku masih menghormati mereka sebagai orangtua angkatku,apa salah kalau aku ingin egois?aku sudah sangat bingung dengan keadaanku sekarang,yang kutahu hanya orang tua kandungku sudah meninggal dan--,"

grepp

Valleron mendekapku dengan erat,seolah ia tahu apa yang aku rasakan,padahal aku tidak butuh rasa kasihan darinya,aku tahu ia melakukan ini semua atas dasar menebus rasa bersalah kepada Kak Saga,bukan karna tulus prihatin kepadaku.

Aku mencoba untuk lepas dari pelukannya yang begitu kuat,tapi sepertinya sia sia karena dia semakin mengeratkan pelukannya.

Beberapa saat aku membiarkannya memelukku,"Kau boleh menceritakan semuanya padaku Bell,"ucapnya mulai mengendurkan pelukan.

Tunggu sebentar,jujur aku tidak tahu latar belakang seorang Valleron,aku hanya tahu kalau dia lelaki yang dulunya membenci kak Saga karna hal yang akupun tidak tahu,kemudian dia merasa bersalah karena kak Saga yang mendonorkan retina matanya untuk Valleron saat ia kecelakaan,dan saat ini untuk menebus kesalahannya ia menuruti perintah kak Saga untuk menjagaku.

Sebatas itu saja,selebihnya aku tidak tahu,dan sekarang dia memintaku untuk menceritakan semua masalaku?

Ohh,tidak semudah itu...

Imelda yang jelas sahabatku saja tidak pernah tahu bagaimana kehidupanku yang sebenarnya,apalagi dia yang hanya sebatas mengenalku karena balas budi.

"Bella,aku tahu apa yang kamu pikirkan,tapi aku bisa menjaga kepercayaanmu padaku,"

Oke,kalau dia tahu bagaimana mauku setidaknya dia menghormati keputusanku kan?

"Kau bisa menjaga kepercayanku?"tanyaku kepadanya.

Dia mengangguk mantap.

"Kalau begitu hormati keputusanku,"kataku lalu pergi meninggalkannya,tapi dia terus saja melangkah mengikuti kemana pun aku pergi.

"Tapi bolehkah aku memintamu untuk mengangkat telepon dari bunda,atau setidaknya bertemu dengannya supaya kesalahpahaman ini cepat selesai?"katanya lagi.

"Aku butuh menetralkan emosiku Valleron,kau tidak perlu ikut campur tentang urusanku,"jawabku sarkas membuatnya berhenti mengikutiku.

"Aku memang bukan siapa siapa dihidupmu tapi aku cukup tahu bagaimana menderitanya kau dengan semua masalah ini sebab apa?!kau selalu menghindar Bell,kau tidak mau tahu apa yang sebenarnya terjadi."jawabnya,membuatku terdiam.

"Aku memang ingin membalas budi dan menjauhkan rasa bersalah dari Saga,tapi untuk unrusan ini,aku sungguh peduli terhadapmu,jadi jangan buat aku memaksamu untuk segera bertemu dengan bunda,"ucapnya lalu pergi meninggalkanku.

Aku bingung,sungguh bingung,ada apa dengan sikapnya saat ini.Kenapa seolah olah ia yang sedang tersakiti,apa aku mengucapkan sesuatu yang menyinggung perasaannya?

Aku melangkah pelan menyusuri jalanan,apakah aku harus pulang?meluruskan semuanya sekarang?

Ponselku kembali bergetar,ada pesan dari bunda. Sebenarnya aku malas untuk membuka pesan itu tapi aku penasaran dengan isinya.

from Bunda
Bella sekali lagi bunda minta maaf padamu,tapi saat ini nenek sedang dalam keadaan yang kurang baik,dia ingin bertemu denganmu,tolong,untuk kali ini saja kamu memedulikan pesan ini.

Dan akhirnya aku memutuskan untuk pulang,oh,bukan pulang,tapi pergi kerumah bunda.

○○○○○○

Sampai dirumah aku disambut dengan keluarga besar yang duduk diruang tamu dengan suasana tegang,aku tidak mengerti tapi aku hanya melengos tanpa menghiraukan mereka,sejak dulu aku memang tidak pernah diterima di keluarga ini,lantas untuk apa aku berusaha beramah tamah dengan mereka?

Aku membawa langkahku menuju kamar bunda,kubuka pintu pelan pelan kemudian terpampanglah pemandangan yang membuatku bingung.

Nenek dan bunda yang hubungannya memang kurang baik karena adanya aku dikehidupan keluarga ini,sedang saling berpelukan ditambah dengan suara isak tangis keduanya yang memilukan.

Ayah yang duduk tak jauh dari mereka juga nampak menitikan air mata namun ditutupinya dengan kepala yang terus menunduk.

"Ayah,Bunda,"lirihku.

Mereka kompak menatap kearahku,ayah bunda nenek nampak berbinar menyambut kedatanganku.Ada apa ini?

"Bella sayang,kesini sebentar,Bunda rindu,"ucap bunda merentangkan kedua tangannya lebar lebar.

Aku berjalan kikuk menghampirinya,mendekap tubuhnya yang kini semakin kurus saja,apa makannya teratur semenjak aku pergi,apa ia selalu mengecek keadaannya kesehatannya di dokter?

Pelukannya terasa menghangatkan,aku rindu ini tapi aku gengsi untuk mengatakannya.

Dibahu bunda,aku bisa melihat nenek yang semakin menua,tubuhnya kurus,keriput dimana mana,terlebih saat ini keadaannya seperinya kurang baik dengan wajahnya yang pucat dan air mata yang terus mengalir menatap kearahku,ada apa sebenarnya.

Bunda melepas pelukan,ia menatapku dalam lalu mengecup keningku lama,"Bunda sangat merindukan Bella,"lirihnya dengan suara parau.

Aku hampir saja menitihkan air mata kalau saja nenek tidak segera memanggilku.

"Bella...,"katanya dengan nada lemah.

"Maafkan nenek,"lanjutnya menyuruhku duduk tepat disebelahnya.

Air matanya kembali menetes terus menerus,ada apa ini?aku masih mencerna semua keadaan yang terjadi.
Aku mendekat kearahnya.

"Maafkan nenek Bella,"ucapnya sambil merengkuhku.

"Maafkan nenek,"ucapnya terus menerus kepadaku.

"Ada apa sebenarnya?"tanyaku kemudian.

Tanyaku kepada mereka semua,nenek melongarkan pelukannya.

"Akhir akhir ini nenek selalu memimpikanmu Bella,nenek dibuat bersalah,"ucapnyanya terbata.

Aku tak dapat lagi membendung semua ini,akhirnya bunda menjelaskan semuanya sekarang.

Berawal dari orang tua ku yang menyelamatkan mobil nenek yang hampir kecelakaan tapi malah dituduh sebagai penyebab kecelakaan,maka dari itu nenek sungguh membenciku sebab aku di adopsi oleh keluarga ini.
Jadi permasalahan kemarin hanya salah paham sebab itu hanya alibi untuk menenangkan nenek yang terus berusaha menyingkirkanku.

Kak Saga meninggal juga memang karena penyakit yang dideritanya,nenek kembali menyalahkan ku karna mungkin perhatian ayah dan bunda lebih banyak kepadaku.

Jadi masalah selesai,nenek menyuruhku untuk memijit seluruh badannya,aku hanya mengangguk menurut,tapi setelahnya ia tertidur,ayah,bunda,dan aku tersenyum,nenek pasti lelah.

Akan tetapi saat bunda akan menyelimuti nenek,tubuh nenek sangatlah dingin,kulitnya memucat,bunda panik,ia mengecek deru napas nenek,tapi tidak ada,kemudian beralih kenadinya,juga tidak ada.

Hari itu,hari pertamaku mendapatkan pelukan dari nenek dan hari terakhir nenek hidup didunia.
nenek menghembuskan napas terakhirnya.

○○○○○○○

tbc

12 juli 2020

JUDUL_Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang