Gadis itu menatapku dengan tatapan yang sulit diartikan,dalam dan penuh perhatian,entah ia ingin mengintrogasi dan menyalahkanku atas kejadian kelam lalu lagi atau apa aku tidak mengerti.Aku pun tidak tahu yang sedang dilakukannya di kampus ini?
Aku ikut terhanyut dalam tatapannya itu,mencoba menyelami isi pikirannya,tapi aku tak sepandai Valleron dalam membaca pikiran orang.
Usai kesadaranku dikembalikan,aku segera berdiri,membersihkan celanaku yang sedikit kotor,lalu meminta maaf kepadanya yang kini tengah membenarkan letak dress selututnya.
Ia sepertinya tak menanggapi perkataanku,aku mendengus,meminta maaf sekali lagi,setelahnya pergi dari hadapan wanita yang bernama Dama itu.
Mungkin memang akan sulit bagiku untuk melupakan masalalu karena orang orang disekitarku berasal dari masalalu.
Berjalan dengan tergesa menuju pintu gerbang keluar kampus,membolos sekali tak akan membuatku menjadi bodohkan?
Dengan segera menghentikan taksi yang sedang melaju mencari penumpang.Helaan napas terdengar dariku,aman sudah kejiwaanku,entah itu masalah baru atau masalah lama yang belum terselesaikan datang menghampiriku.
Aku memang pengecut,selalu lari dari setiap masalah,tapi itulah diriku,aku tidak suka dipandang lemah jadi aku lebih sering memendam perasaan.Aku juga benci dikasihani,itu membuatku benar benar terlihat seperti gadis tolol yang masih terbelenggu oleh masalalu kelam.
Aku yang dituduh menjadi alasan akibat meninggalnya Dimas dan kemarin-kemarin ini,Bundaku mengatakan kalau aku bukan anak kandungnya,ia ingin membalaskan dendam orangtuaku kepadaku,juga mengatakan kalau aku penyebab Kak Saga meninggal.Padahal yang kutahu ia meninggal karena sakit yang dideritanya.
Miris sekali mengingat itu semua,aku hanya bisa tertawa menyaksikan kilasan kisah-kisah menyedihkanku.
Aku sedang tidak berusaha menjadi orang yang menyedihkan,tapi duniaku seakan menjadikanku sebagai tokoh yang menyedihkan.Aku juga tidak berusaha untuk menjadi yang paling menyedihkan,karena dibalik kisahku masih ada orang-orang yang lebih menyedihkan.
Tinggal cara kita menyikapi bagaimana kita akan melewati masalah yang menyedihkan itu.
Didalam taksi ini keheningan seolah menjadi pengantar kesedihan berlarutku,semoga saja aku benar-benar tidak gila saat ini ataupun saat nanti.
Rintik hujan mulai membasahi kaca mobil,menimbulkan embun-embun yang memburamkan pandangan untuk melihat keluar,aku mengamatinya dengan seksama,setetes demi setetes embun itu jatuh,seperti pikiranku kini dipenuhi oleh masalah yang datang tiada henti untuk terus menguji seberapa kuat diriku.
Aku ingin berteriak keras,mengatakan kalau aku tidak kuat menahan gejolak menyakitkan yang timbul didalam kehidupan.Aku ingin marah pada Tuhan,tapi aku tahu,Tuhan menciptakan hatiku sekuat baja,ia tahu kalau aku bisa melewati cobaan yang diberikannya.
Setetes air mata jatuh membasahi pipiku seperti embun itu,hidup harus berjalan maju,kalau aku terus-terusan terbelenggu oleh masalalu,sia sia hidupku karna aku tidak akan pernah maju.
Seperti seonggok buah yang sudah busuk dimakan waktu,menjadi tempat bersarangnya bakteri dan jamur untuk perkembangbiakan mereka.Aku diibaratkan menjadi buah,sedangkan bakteri dan jamur itu diibaratkan orang-orang yang tengah mengkhianatiku.Mereka bisa hidup,berkembang biak dengan memanfaatkan waktu untuk membuatku menjadi busuk.Sesimple itu hidup,tapi dibuat rumit oleh keadaan setiap nyawa yang mementingkan ego.
Setelah hujan cukup reda,aku sampai ditempat tujuanku,segera turun walaupun air pasti akan segera membasahi badan,tak ayal aku memang kedinginan,tapi aku benar-benar butuh sendiri.
Segera kulangkahkan kaki menuju tempat tersebut,tersenyum getir seolah ingin menunjukkan kalau aku tidak apa-apa.Aku berjongkok,mengusap batu nisan yang basah terkena air hujan.
"Hai Kak,apa kabar?"
"Bella sedang rapuh,hanya Kak Saga tempat Bella untuk berkeluh kesah,"
"Bella ingin menyusul Kak Saga,tidak ingin merasakan perihnya dunia yang seakan membuat diri Bella selalu terluka,"
"Memangnya benar kalau Bella yang buat Kak Saga pergi?memangnya benar kalau Bella yang buat Dimas pergi?seandainya benar,Bella rela nyawa Bella menggantikan kepergian kalian,"
"Bella rasa memang Bella penyebab kepergian kalian,Bella tak pantas untuk tetap tinggal didunia,"
Isak tangis kepedihan mulai terdengar,aku hanya bisa menekan dadaku kuat kuat agar rasa sakit ini tidak semakin dalam.
"Bell-a tak sanggup lagi,Bella ingin mengakhiri semuanya,semua orang yang mengkhianati Bella,"
"Kalau seandainya dari dulu Bella tahu kalau Bella bukan anak kandung ayah ataupun bunda,Bella benar benar akan pergi dari kehidupan kalian,Bella tak mau nenek membenci kalian,cukup Bella yang merasakan,"
"Bella tidak menyalahkan kenyataan yang membuat Bella sedih berkelanjutan seperti ini,Bella hanya bodoh,bodoh untuk menyadari semua ini."
"Bella mungkin memang penyebab Dimas meninggal pula,tapi Bella menyangkal kalau Bella penyebab Dimas meninggal,"
"Dunia memang sekejam ini,"
Tangisku tidak bisa dibendung lagi,aku mengusap mataku dengan kasar,mengulas senyum miris yang membuatku sedikit tegar.
Aku sadar betul betapa menderitanya aku,tapi aku juga sadar kalau orang lain mungkin lebih menderita daripada aku.Namun,bolehkah sebentar saja untuk memenangkan egoku,aku ingin hidup bahagia walau mungkin hanya sekejap,aku ingin merasakan udara kebahagiaan.
Semakin aku mengenang masalalu,semakin diriku tersakiti oleh kenangan kenangan menyakitkan itu,memang sepele,bagi yang tidak merasakannya,tapi luar biasa menyakitkan bagi yang sudah ataupun pernah menyakitkannya,jadi jangan pernah samaratakan pribadi seseorang.
Mungkin ini saatnya aku untuk bangkit,sudah cukup aku menjadi pribadi yang terlihat tegar,aku akan menjadi diriku yang sebenarnya,tidak peduli lagi dengan orang yang akan membenciku,atau mulai membenciku,ataupun akan membenciku.
Aku lelah dibohongi,dikhianati,di pandang dengan sudut pandang paling tidak kusukai.
Mulai saat ini aku berhenti untuk peduli,karena perlu tidak waras untuk tetap waras.
●●●●
tbc
3 Mei 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
JUDUL_
Teen Fiction"Tuhan memberikan kita mulut untuk makan,bukan untuk membicarakan keburukan orang lain,tuhan memberikan kita telinga,untuk mendengarkan kata kata yang baik,bukan mendengarkan omong kosong orang lain,tuhan juga memberikan kita tangan,untuk menutup te...