Thirteen-Gave

0 0 0
                                    

Nampak Kak Rio sedang melatih beberapa penari disana.Hal yang mengalihkan perhatianku adalah sekawanan gadis yang kemarin sempat berurusan denganku kini sedang sibuk memperhatikan gerakan yang diajarkan Kak Rio kepada mereka,aku tidak tahu Kak Tari ada dimana,tapi aku yakin Kak Rio sedang menggantikan posisi Kak Tari untuk melatih menari.

Karena aku adalah murid yang paling bebal disini,suka datang terlambat,pulang seenaknya,dan malas untuk berlatih bersama sama,jadilah aku tidak pernah melakukan gerakan gerakan yang diberikan Kak Tari ataupun Kak Rio saat ini.

Aku lebih suka membuat gerakan sendiri,dan berlatih ditempat sepi.Pernah suatu ketika Kak Tari berbicara padaku agar aku tidak usah berlatih disini karena aku tidak pernah mengikuti peraturan mereka.Akan tetapi,Kak Tari urung mengatakannya karena dia takjub melihat hasil usahaku dalam menciptakan gerakan-gerakan baru,ia menyuruhku untuk menjadi pelatih waktu itu.Tapi aku tidak mau,itu merepotkan,apalagi menemui murid seperti ketiga kawanan gadis itu yang selalu menyepelekan orang.

"Bella,kau baru datang?"tanya Kak Rio lantang,lalu menatap tajam kearahku.Aku tahu dia hanya bersikap profesional untuk tidak memilih milih murid.

Aku mengangguk,meletakkan ransel dan mendekat kearahnya.

"Maaf,"kataku lirih.

"Tapi dia sering datang terlambat kak,dia selalu melanggar peraturan,"ucap salah satu dari gadis gadis disana yang aku ketahui adalah gadis yang kemarin banyak bicara.

"Aku tidak menyuruhmu berbicara!"tegas Kak Rio kepada gadis itu,seketika ia diam,lalu kembali menatapku tajam seolah akulah pembawa sial.

"Jangan ulangi lagi.Kudengar kau jadi ikut acara itukan?"tanya Kak Rio melunak,aku menganggukkan kepala.

"Wah,keputusan yang bagus.Berlatih yang giat,"ujarnya lagi sambil menepuk bahuku.

Aku tersenyum canggung,"aku hanya ingin mengisi waktu kosongku dengan itu,"

Kak Rio mengernyitkan dahi,lalu terkekeh,"kau mulai percaya diri sekarang,"ucapnya senang,lalu kembali memberikan koreografi untuk mereka diacara balai kota nanti.

Aku hanya duduk menonton,menyaksikan mereka mengikuti gerakan Kak Rio.Kira-kira kapan Kak Tari datang?

Kakiku melangkah keluar,keruangan studio senior yang lagi lagi sepi,aku masuk kedalam dan menyandarkan bahuku kedinding,menikmati kesunyian.

"Ternyata kau suka menyendiri,"ucap seseorang yang membuatku terkejut dengan kedatangannya.

Lelaki itu meletakkan ranselnya disofa lalu mendekat kearahku,duduk disamping menyandarkan punggungnya.

Sekali lagi,aku dibuat terkejut,kenapa ia bisa tahu kalau aku sedang berada disini?

"Kau tidak ikut berlatih?"tanyanya,namun aku tak menjawab karena ia tahu isi pikiranku pasti.

"Acara balai kota,"gumamnya seolah ia baru saja menerawang pikiranku.

"Kau jadi ikut acara itu?!"ujarnya terkejut,senyum terbit diwajahnya.

"Aku senang mendengarnya,"lanjut Valleron.

"Kau tidak mendengar,tapi kau tahu langsung dengan menerawang pikiranku.Dasar tidak sopan,"kataku dengan mimik wajah kesal.

"Oh,maaf.Kau masih tidak menerima tawaranku untuk menjadi partner menarimu?"

"Tidak akan!"

"Garangnya...,kau tidak berlatih?"

"Kau sibuk sekali mengurusi hidupku,kenapa kau kemari?"bukannya aku menjawab,aku malah memberikan pertanyaan kepadanya.

"Aku ingin menemui Tari,sekaligus menjagamu,"

JUDUL_Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang