Three-Tawaran

2 0 0
                                    

"Bella,aku sudah berulang kali cerita padamu tapi kau tak mendengarkanku, ishh,"kata Imelda menatapku marah,aku segera mengalihkan perhatianku dari laptop kearahnya,ia nampak memberengut dengan komuk wajah lucu.

"Iya Imel,kau tadi cerita apa?"tanyaku dengan sedikit lelucon disana,Imelda terlihat menatap sinis kearahku.Seperti biasa ia selalu begitu saat aku mengabaikannya.

"Kau tahu,makhluk yang paling ku benci adalah makhluk seperti dirimu,cihh.Bahkan kau selalu menunjukkan sisi burukmu kepadaku."gerutunya lagi semakin meledak,aku menahan tawaku agar ia tak kembali marah-marah.

"Aku sedang menyelesaikan pekerjaanku,jadi tolong mengertilah,"ucapku menenangkan dia,kembali aku berkutat kelaptop.

"Aku mengerti dirimu Bell,tapi kau yang tidak mengerti diriku,"gerutunya seakan ingin beranjak dari tempat,namun sepertinya ia urungkan karena kerudungnya yang sudah tidak sesuai dengan tempat.

"Oke,kau mau cerita apa?"tanyaku menatap dirinya,menutup laptop dan menunjukkan kalau aku peduli padanya,padahal aku ingin cepat menyelesaikan ceritaku.

"Huh,sepertinya kau tidak ikhlas ingin mendengar ceritaku.Tapi baiklah kalau kau memaksa,"ujar Imelda membenarkan kerudung hitamnya.Aku sebenarnya tidak terlalu minat dengan cerita Imelda yang melulu tentang artis luar negeri itu.

"Kau tahu Bel,Shawn saat ini tengah memadu kasih dengan camela di MV nya yang terbaru itu,aku sedikit patah hati tapi aku juga mendukung mereka berdua untuk berpacaran,karena aku melihat postingan kemarin mereka sedang berciuman mesra Bell,aku tak menyangka mereka bisa bersama,"ucapnya dengan semangat seolah ia sangat menyukai keduanya,aku bingung harus menanggapi seperti apa.Tapi aku bisa melihat kalau dia nampak tersenyum-senyum sendiri sedari tadi.

"I love it when you call me seńorita,i wish i could pretened i didn't yeah,but every touch is uh la la la,is uh la la la.uhh i should be running,uhh you keep me coming for yeah,"nyanyinya dengan gestur tubuh seperti pada MV mereka,menghayati lebih tepatnya.

Aku menggelengkan kepala heran dengan tingkahnya,padahal kalau dipikir-pikir ia adalah gadis yang sangat judes menurutku,tapi saat ia berada didekatku,ia seolah olah menjadi dirinya sendiri.

Tak lama kemudian dia langsung terdiam,menatap kebelakangku.Aku penasaran dengan apa yang Imelda lihat di belakangku buru-buru menoleh,mendapati kakak seniorku disana.

"Kau mau apa kemari kakak senior yang terhormat?"tanya Imelda sinis menatap kakak senior itu.

Aku mengendikkan bahu acuh,lalu kembali fokus mengerjakan ceritaku.

"Aku ingin berbicara dengan sahabatmu,Bella-kan namanya?"ujarnya menyebut namaku,aku langsung tergugu mendengar itu.Segera kutolehkan kepala.

"Untuk apa kakak senior ingin berbicara dengan Bella?"tanya Imelda menginterogasi kembali.

"Jangan panggil aku kakak senior,namaku Valleron."ujarnya memperkenalkan diri.

"Yayaya,Valleron.Sekali lagi apa maksudmu mencari Bella?"oke Imelda,menurutku itu berlebihan.Aku segera menhentikan ucapannya yang bakal ngawur itu.

"cukup Imel,"kataku menatapnya tajam.

"Ada apa mencariku?kalau perlu bicara saja,"lanjutku kearah lelaki tersebut,ia nampak menatap Imelda sekilas lalu beralih ke arahku.

"Tidak disini,"katanya datar.

"Kau mau apakan Bella,setelah kemarin kau menatap dirinya aneh,apa mau mu kakak Valeron,"desis Imelda dengan menekankan nama 'Valeron'.

"Ikut aku,"ujarnya menarik pergelangan tanganku,aku yang tak siap langsung tertarik olehnya,Imelda menatap lelaki itu garang.

Aku menenangkan dia dari jauh dengan berkata,'aku akan baik baik saja'.

JUDUL_Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang