Setelah momen menyedihkan ku di rooftop ditemani Valleron,aku pulang kerumah diantar olehnya menggunakan mobil yang dinamainya truck,sungguh,aku tidak peduli dengan nama mobil itu hanya saja aku terganggu dengan kelakuannya sekarang yang sedang bermonolog atau--sedang berbicara dengan si 'truck'?
"Sudah selesai belum?"kataku kepadanya yang sedari tadi sibuk mengelus mobilnya sayang dan berbicara kepada'nya'.
"Truck,untuk kedua kalinya kita akan membawa gadis keras kepala menuju rumahnya,kuharap kau tidak membuat masalah dengan mogok dijalanan nantinya."katanya bermonolog lagi.
Aku memutar bola malas,masuk kedalam mobilnya dikursi penumpang,tak menghiraukan dirinya yang masih diluar tetap pada kegiatannya sekarang.
Aku tak paham dengan jalan pikirannya sekarang,kukira dia tadi membawa mobil truck ke tempat ini,ternyata dia membawa mobil jeep bernama 'truck',konyol sekali bukan?
Tak lama setelah ia bermonolog ria bersama 'truck',Valleron memasuki mobil dibagian pengemudi,berbalik menatapku setelahnya.
"Kenapa kau duduk dibelakang?"tanyanya sambil mengernyitkan alis tebalnya.
"Diamlah dan jalankan mobilnya sekarang,aku lelah,aku ingin tidur sekarang,"kataku ketus.
Ia nampak berpikir sejenak,kemudian tersenyum meremehkan,"Jangan harap aku membawamu pulang kerumah kalau kau masih duduk dibelakang,"
"Brengsek!sialan!mati sana kau!"umpatku lirih sambil keluar dari mobilnya dan menutupnya dengan keras sehingga menghasilkan bunyi yang memekakkan telinga.Setelah itu masuk kebangku disebelahnya.
"Aku sudah bilang padamu untuk tidak mengumpat Bella,"protesnya yang hanya kutanggapi dengan sebuah deheman dan lirikan tajam mematikan.
○○○○○
"Terima kasih atas tumpangannya,"ujarku datar sebelum keluar dari mobilnya,ia nampak menganggukkan kepalanya sambil tersenyum setelah itu melajukan 'truck' dengan kecepatan normal.
Aku berjalan memasuki rumah sebelumnya menutup pintu gerbang.
Tepat diruang tamu,aku bisa melihat bunda sedang berteleponan dengan seseorang,nampak wajahnya mengisyaratkan kekhawatiran.Aku tidak tahu,yang pasti ia nampak takut dengan sesuatu.
Awalnya aku ingin berjalan mendekatinya,tetapi aku mendengar namaku disebut-sebut.
"Tolonglah bu,aku hanya ingin membalaskan dendamku pada orang tuanya,"ucap bunda mungkin merespon dari pernyataan dari telepon.
"Lagipula ia bukan anak kandungku,aku sungguh tidak menyayanginya,aku sudah kehilangan Saga karenanya,"lanjutnya dengan mimik wajah takut.
Napasku tercekat,kejutan apalagi ini?kenapa hidupku rumit sekali?
Tanpa sadar aku meremas dadaku,memukul-mukulnya menghilangkan rasa nyeri didasar hati yang dalam walaupun tidak ber-efek sama sekali.
Air mata yang tadi kering sekarang lolos membasahi pipiku kembali.Sial!kenapa aku sangat lemah?
"Bunda,"ucapku lirih dengan suara serak yang bercampur dengan napas memburu.
Bunda menoleh ke sumber suara,wajahnya berubah terkejut menyadari keberadaanku saat ini.Mungkin dia tak menyadariku sedari tadi.Ia nampak ingin menjelaskan sesuatu tetapi urung ia lakukan karena masih tersambung dengan telepon.
Sekuat tenaga aku menahan isak tangis yang mulai meluruhkan semuanya.Aku berlari menuju kamarku,menutup pintu sekuat tenaga,apalagi ini?kenapa semuanya tabu?aku ini siapa?
Dengan ucapan bunda tadi sudah menjelaskan bahwa aku bukan anak kandung bunda,dan bunda bilang dia ingin membalaskan dendam pada orang tuaku?sakit sekali menyadari fakta ini.
Tok!tok!tok!
"Bella,buka pintunya dan dengarkan penjelasan bunda,"kata bunda dari luar pintu,aku menggeleng kuat walaupun pastinya tidak terlihat oleh bunda.
"Beri aku waktu sendiri bunda,"ucapku dengan napas memburu juga menahan suara agar tetap stabil.
Setelah itu aku bisa mendengar derap langkah menjauh dari pintu kamarku,sekarang bagaimana dengan nasibku.
Sekarang aku tahu alasan nenek membenciku,karena aku bukan cucu kandungnya,aku hanya anak--pungut,yang diadopsi oleh keluarga harmonis ini.
Aku tahu alasan nenek sangat ingin menyingkirkanku dari keluarga ini.
Dan sekarang aku sadar,aku harus menuruti apa kata nenek dengan menjauh dari keluarga ini,aku harus sadar diri bahwa aku hanya menumpang di keluarga ini.
Maafkan aku ayah,bunda,dan kak Saga,aku harus pergi.Aku tak ingin keluarga ini dikucilkan oleh keluarga besar,aku tak ingin menjadi penghancur kekerabatan antarkeluarga.Padahal mungkin sebenarnya aku sudah menghancurkan keluarga ini.
Maafkan semuanya,aku melangkah menuju kamar mandi,membersihkan diri,setelahnya merapikan semua barang-barangku kedalam koper,penghasilanku sebagai seorang penulis mungkin bisa untuk menyewa atau membeli apartemen sederhana dikawasan kota,aku harus pergi.
○○○○○
Pernahkah kalian berada di titik terendah di kehidupan kalian?masalalu yang menyakitkan ditambah lagi dengan kenyataan kalau aku bukanlah keturunan keluarga mereka.
Menyedihkan.
Sepanjang perjalanan menuju kawasan apartemen aku hanya merenung sambil menenangkan diriku,mengikhlaskan semuanya dengan berlapang dada.Tuhan punya rencananya sendiri untuk membuat umatnya merasakan warna kehidupan,kita hanya perlu menerima,berusaha untuk menjadi yang terbaik dengan menjalaninya,dan mengikhlaskan semua yang terjadi sebab kita akan memetik apa-apa yang kita tanam dikehidupan mendatang.
Bicara soal hidup,mungkin aku bukan pakarnya,tetapi setelah melewati kejadian yang menguras emosi lebih ini aku sadar bahwa aku sudah berhasil melewati kegelapan hidup tetapi masih terbelenggu dalam sebuah masalalu kelam yang membuatku trauma hingga sekarang.Ditambah lagi dengan kenyataan bahwa aku hanya anak pungut dan mereka yang menganggapku sebagai penyebab Kak Saga meninggal.
Setelah sampai ditujuan aku merebahkan tubuhku yang lelah,lelah menghadapi kerasnya cobaan.Menatap langit-langit apartemen yang sepi.Semua barang belum tertata rapi,aku butuh mengistirahatkan tubuhku untuk siap menghadapi semua yang akan terjadi besok.
Untung saja akal sehat ku masih berfungsi dengan baik,kalau saja aku sudah tak waras lagi,mungkin aku akan mengakhiri hidupku dengan melakukan hal-hal konyol.
○○○○○
tbc
3 Maret 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
JUDUL_
Teen Fiction"Tuhan memberikan kita mulut untuk makan,bukan untuk membicarakan keburukan orang lain,tuhan memberikan kita telinga,untuk mendengarkan kata kata yang baik,bukan mendengarkan omong kosong orang lain,tuhan juga memberikan kita tangan,untuk menutup te...