01♡

161 49 60
                                    

Sebuah bendera kuning terpampang jelas disebuah rumah yang sangat sederhana, seorang gadis yang melihat itu pun berlari dengan sangat kencang menuju ke dalam rumah tersebut.

"Ayah..!!" teriaknya dengan histeris.

"Gak!.. Gak!!Ayah!!... Alora gak punya siapa-siapa lagiii, banguuun yah banguuun... Hiks hiks hiks," tangisan dari mata indah gadis dengan seragam SMA itu keluar dengan derasnya.

Sambil menggoyang-goyangkan tubuh pria paruh baya yang sudah sangat pucat, dingin tertidur kaku, gadis itu terus berteriak berharap ada mu'jizat. Namun semuanya nihil.

"Nak yang sabar ya... Semoga ayah kamu diterima disisi-Nya,"..

"Sabar ya nak,"..

"Yang kuat ya nak,"..

Begitulah kira-kira orang-orang menguatkan alora.

Aloraina terduduk didepan sebuah papan yang bertuliskan nama Ayah tercintanya. Disamping pemakaman sang ibu tercintanya yang terlebih dahulu meninggalkan alora sejak umur 10 tahun.

Satu persatu orang beranjak pergi, seraya menguatkan alora.

"Yah.. Kenapa?.. Kenapa Alora ditinggal sendiri?.. Salah Alora apa yaallah... Kenapa orang yang Alora sayangi harus pergi ninggalin Alora... hikss hikss.."

Seperti tak ada semangat hidup, mau tak mau Alora harus melanjutkan hidupnya demi amanah sang orangtua yang ingin melihat Alora menjadi orang yang sukses dikemudian kelak.

***

Happy reading ♡
Salam hangat,
Cahaya

Jangan lupa vote & komen!^^

S w i p e _ u p
👆

Alora [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang