15♡

43 26 17
                                    

Gadis yang tertidur pulas di kamarnya mengerjapkan mata beberapa kali.

"Gw dimana?" tanyanya.

"Ra lu udah bangun,?"

"Davien? "

"Kemarin gw hampir nabrak lo, gw kira siapa taunya lo.. Dan lo Pingsan,"

Ya Alora mengingat kejadian itu.

Alora berusaha duduk dan dibantu oleh Davien.

"Gw kemarin sore ketempat kerja lo, dan lo gak ada gw samperin kerumah pun lo nya gak ada, dan gw nemuin lo dijalanan lo ngapain,"

"Ngamen biasa nyari uang buat beli permen," jawab Alora santai.

"masih aja ya lo becandaa,"

"Awh sakit main jitak aja,"

"Lagi serius donk,"

"Owh mau diseriusin? Hahaha,"

"Mau lah lo mau? Kalau mau ayo ke KUA,"

"Hahaha gila lo,"

Alora paling tidak bisa harus menceritakan kesedihan atau kesulitannya kepada siapapun.

Untung Alora pinter alihin pembicaraan.

"Gw laper nih Dav,"

"Ah iya kemarin bunda nitip makanan nah tau deh masih bisa diangetin atau gak gw cek dulu ya,"

Alora mengangguk dan tersenyum.

Alora melamun kala mengingat perkataan Althaf yang terngiang diotaknya, bahwa Alora seorang pelacur miris rasanya.

♥♡♥

Prig mengumpulkan buku paket dengan Alora untuk dikembalikan ke. Perpustakaan.

"Ra sorry ya kemarin gw ketiduran, gw gak tau lo nelpon banyak banget untung Davien udah ngasih tau, emang ada apaan sih?" Tanya Cilla panjang lebar.

"Gw mau ngajak lo ngamen,"

"Si anjirt gw serius,"

"Haha lo mah sama aja kaya Davien serius-serius banget,"

"Lagi lo tumben bat nelpon gw, gw tau lo kangen tapi jangan malem-malem juga dunds,"

"Idihalah mending gw kangen pak asep, daripada sama mba inah gendut,"

Cilla menaruh sebagian bukunya ketangan Alora yang membawa buku juga, jadii double bawanya sampe mau jatuh loh.

"Anjrit berattt Prig,"

"bodo amat bawa gece,"

"Awas lo ya,"

Cila berjalan mendahului Alora tentunya sambil beresin rambutnya lewat kaca hello kittynya.

"Si Prigg kemana tauu," Alora melihat kekiri dan kekanan banyak pohon cemara, eh.

"Darr!!"

Cilla mengejutkan Alora, tapi Alora diem dulu tadi barusan si Prig ngapain ya.

"Anjritt kagett!"

"Sialand anak monyet telatt!!"

Alora tertawa puas.

"Dipanggil bu Lina tuhh,"

"Ngapain?"

"Mau ngasih uang jajan katanya,"

"Seriously? Ohoo i'm coming,"

Cilla memukul pelan kepala Alora dengan cerminnya,"Awh sakit anjirt,"

Cilla memutar bola malas,

"Ya gak lah kali bu Lina mau ngasih uang jajan,"

Cilla pun berjalan mendahului Alora menuju ruang guru.

Kala ingin memasuki ruang guru, ia berpas-pasan dengan seorang murid.

Althaf melihat sinis Alora.

Alora tentu melihat miris Althaf.

"Aduhh! Lo berdua ngapain sih cepetann bu Lina udah nunggu tuh,"

Althaf masuk terlebih dahulu.

"Dia ngapain keruangan bu Lina juga," bisik Alora.

"Lo nanya mulu kaya wartawan ya," Cilla tersenyum paksa.

"Iya ini masuk heheh,"

Sebelum Cilla ngamuk alangkah baiknya Alora mengalah. (╯3╰)

Kini Alora dan Althaf duduk bersampingan didepan meja guru.

"Jadi gini, saya bingung mau minta kesiapa lagi,"

"Eemm maaf maksudnya gimana ya bu?" Tanya Alora.

"Huft.. Ini ibu minta tolong banget 2 minggu lagi ada pentas seni kan, nah pembukaannya itu ibu pengen ada musik yang mengiringi loh, jadi ibu minta Althaf memainkan gitar dan Alora nyanyi bisa kan? Ibu tau loh Al kamu ini bisa main gitar, dan ibu tau kamu Alora kamu senang sekali bernyanyi."

"Apa nya yang bisa bu Alora aja kalau konser di kamar mandi paling yang liat kecoa, cicak itu pun gak ada 1 menit langsung pada kabur." sahut Cilla.

"Bener tuh bu kata si prigg,"

Kali ini Alora setuju hoho.

"kan ada waktu 2 minggu ibu gak mau tau ya, kalian harus mau dan berlatih,"

"Maaf saya gak bisa,"

Althaf kali ini menyahuti.

"kenapa? Kalian harapan ibu satu-satunya, ayo donk kalian mau mempermalukan sekolah kita?" jelas Bu Lina.

"Saya gak mau kalau dia yang bernyanyi,"

"saya tidak menerima penolakan kalau sampai kalian menolak lagi, saya kurangi nilai kalian, silahkan kalian boleh keluar,"

Alora pasrah banget donk pastinya.

"Yak gimana donk Prigg," Rengek Alora.

"udah sih terima aja setidaknya buat sekolah ini,"

"Gw mau kita latihan setiap pulang sekolah," sahut Althaf dan pergi begitu saja.

Alora tersenyum miris, Althaf seakan tak punya rasa bersalah sepertinya benar dia psikopat.

***

Happy reading
Salam hangat,
Cahaya

Jangan lupa vote & komen!^^

S w i p e _ u p
👆

Alora [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang