09♡

48 32 37
                                    

Mobil mewah berwarna merah berhenti tepat direstoran yang lumayan mewah.

Davien
|Ra gw depan resto
|Cepett gw gak suka nunggu sayang(Read)

Alora baru saja membaca pesan masuk di hanphonenya.

"Eh gagak," panggil Alora pelan.

"Napaa,"

"Pak boss udah pulang?" Tanya Alora.

"Gak tau tadi sih gw liat udah keluar resto,"

"Okey maaciw emmuach gw pulang duluan byee~"

"Iuuhh pipi gw merahh Aloraa," Gaga mengelus pipinya yang dicubit Alora hoho sakit dunds.o(╥﹏╥)o

Alora menghampiri Pria muda yang sedang menyenderkan tubuhnya di mobil mewah berwarna merah.

"Lama banget sih tuan putri," Ucap Davien.

"Bodo gak ada yang nyuruh lu jemput juga," Ketus Alora.

Davien tertawa kecil karna Alora tetap nurut aja walau dia gak suka, kan Alora emang penurut.๏︿๏

"Alora!" Panggil seseorang.

Alora dan Davien pun menoleh kearah suara.

"Eh p-pak," Ucap Alora gugup.

Jangan tanya Davien kaget karna ada Althaf disitu dan memanggil Alora.

"Ngapain lo?" Tanya Davien sinis.

"Saya ada pertemuan lagi malam ini, dan kamu siapkan semua yang akan saya bawa," Pinta Althaf.

"Apa-apan lo!" Davien marah donk masa tiba-tiba datang main perintah aja. 〒_〒

"Dav ini boss gw yang baru," Alora tak akan membiarkan Davien menarik kerah baju Althaf pastinya.

"Sekarang juga ya pak?" Tanya Alora.

"Ya, saya tunggu dimobil,"

Belum sempat Althaf melangkah kan kaki, Davien sudah mendaratkan pukulan.

"Jangan main-main ya lo, maksud lo apa nyuruh Alora jangan mentang-mentang lo bos dan lo bisa main perintah mendadak kaya gini!!!" Tegas Davien.

"Davien!! Udah cukup gw bilang dia bos gw, mending lo pulang aja deh," pinta Alora.

"Tapi ra dia gak bisa seenaknya donk ini udah jam pulang kerja," Ucap Davien.

"Pliss dav jangan buat keributan, gw mohon,"

Okey Alora udah mohon jadi Davien paling gak bisa buat nolak.

Baru saja Alora akan membantu Althaf untuk berdiri, Tapi Althaf udah berdiri sendiri duluan.

membersihkan baju nya yang kotor dan mengelap tetesan darah yang keluar dibibirnya.

Jangan lupakan Tangan yang tetap dimasukkan ke saku celananya.

Dan mendekatkan tubuhnya pada Davien.

"Tenang cewe lu aman sama gw," bisik Althaf.

Davien mengepalkan tangannya dan menatap dengan amarah.

Althaf pun langsung pergi melangkah jauh dari Davien.

"Ra," panggil Davien.

"Plis Dav tolong bilang ke prig juga ya besok pagi gw langsung kerumahnya," pinta Alora.

Alora pergi meninggalkan Davien sendiri, kasian kan mending sama author. ( ̄. ̄)

"Maaf pak kita ada pertemuan dimana ya?" Tanya Alora.

"Gw masih muda, lo panggil gw Althaf udah cukup,"

Alora cengo baru kali ini denger bos dinginnya ngomong langsung paa Alora tanya. Biasanya diem dulu. ๏︿๏

"Ta-tapi pak," Ucap Alora gugup.

"Ini perintah!" Tegas Althaf.

"Mulai detik ini, lo ngurus semua yang gw butuhin,"

Althaf masih dengan muka datarnya.

"Jangan pulang sebelum gw pulang, ngerti!" Tegas Althaf.

Untung boss kalau bukan mah Alora mau banget sumpelin kaos kakinya prig yang dua bulan belum dicuci, eh.

"Baik pak,"

Sinis Althaf mendengar ucapan Alora.

"Maksudnya Althaf,"

"Saya baru dapat informasi bahwa pertemuan diundur besok, dan kamu tolong bereskan berkas-berkas ini,"

Alora melihat berkas-berkas yang menumpuk membuat matanya mau terbalik huhu. >_<

Gapap ra gapapa tarik nafas. Batin Alora.

"Huft," Alora memberikan senyuman yang terpaksa "Baik pa-"

"Emm baik Al," Untung Alora gak keceplosan.

Jarum jam terus berputar hingga menunjukkan pukul 23:10 Wib.

"Tolong Ambilkan berkas mengenai pemasukkan dan pengeluaran kita," ucap Althaf dengan mata terus tertuju pada laptop.

"Lo deng-" Hampir saja Alora akan habis kena Omelan si bos dingin dan datar itu.

Althaf menghentikan ucapannya ketika melihat Alora tertidur pulas dengan tangan memegang kertas dan tangan satunya yang menopang dagunya.

Althaf melangkah pelan mendekati Alora di sofa dalam ruangan tersebut.

Althaf menyingkirkan anak rambut yang menutupi wajah Alora.

Ntah apa yang dipikirkan Althaf saat itu, karna Alora mengingatkan nya tentang wanita yang ia sayang.

Bagaimana tidak ciri khas wanita itu saat tertidur lelah karna pekerjaannya pasti selalu dengan tangan menopang dagunya dan tangan yang memegang sebuah kertas.

Manis kata itu yang selalu mewakili pikirannya setiap melihat Alora.

Althaf segera memalingkan wajahnya kala Tubuh Alora mulai bergerak.

"Emm maaf pak saya ketiduran," Ucap Alora dengan nada khas orang bangun tidur.

"Kamu boleh pulang besok kita lanjut," Perintah Althaf.

Gak paham sih sama bos dingin satu ini, Alora kan bingung kadang manggil saya kamu kadang manggil gw dan lo.

kalau ada yang nanya kerjanya setiap sabtu dan minggu jadi tak heran kalau Althaf dan Alora pasti bertemu ditempat kerja karna hanya Sabtu dan minggu mereka cuti sekolah.

Alora mengangguk pelan.

***

Happy reading
Salam hangat,
Cahaya

Jangan lupa vote & komen!^^

S w i p e _ u p
👆

Alora [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang