26♡

18 4 0
                                    

Part panjang≧∇≦

Althaf dan Arsya pun turun tepat didepan gedung kosong.

"Mencurigakan gak sih gedung kosong kaya gni tapi mash ada lampu yang nyala,"

Althaf mengiyakan dan melihat setiap sudut gedung tersebut.

Althaf pun melangkah kan kakinya pelan diikuti Arsya.

Disisi lain Alfin yang tengah melihat gadis polos ini yang duduk lemah dikagetkan oleh temannya yang lain yang menjaga didepan.

"Mereka datang," ucap pria dengan badan yang besar.

Alfin tersenyum miring.

"Siapkan semuanya,"

"siap,"

Althaf yang berjalan dihentikan oleh lima pria berbadan besar seperti preman yang siap melahap habis-habisan Althaf dan Arsya.

Althaf mengangguk diikuti Arsya.

Bughh**
Bughh**

Pukulan demi pukulan mendarat tepat diwajah mereka.

Hanya sekejap Althaf dan Arsya berhasil membuat lima pria tersebut jatuh tersungkur.

"Al awass!!"

Salah satu pria tersebut hampir memukul kepala Althaf dengan batu, untung Althaf gesit menghindar dan memukul habis-habisan pria tersebut.

"Udah tua juga kasian noh anak bini dirumah hahah," ledek Arsya pada pria yang lebih tua dari mereka yang dihajar oleh Althaf.

Gimana ya Arsya emang tengil dikit.

Althaf menaiki anak tangga satu persatu dengan cepat pastinya diikuti oleh Arsya.

Kini 10 orang menghadang mereka tubuhnya tidak terlalu besar tapi senjata yang mereka pegang cukup berbahaya sebuah pisau kecil.

"Aah baru datang kesini gw udah harus ngotorin tangan gw," ucap Arsya sambil membuka jaket kancing pergelangan tangannya dan digulung sampai lengannya.

"Dimana cewe itu!!!" Althaf semakin memuncak kala salah seorang dari mereka tertawa meledek

"Uhh habis kita pake ya kan ahhaha,"

"ANJING LO SEMUA!!!!"

Althaf menangkis dan memukul dengan tangan kosong.

Begitu pula dengan Arsya yang tak kalah gesitnya.

Bughh**
Bugh**

10 orang terjatuh begitu mudah bukan bagi Althaf. Jangan salahkan Althaf jika orang yang membuat amarahnya memuncak tidak akan bisa hidup.

Althaf menarik kerah salah seorang dari mereka."Dimana cewe itu!!"

Uhuukk**

Orang tersebut mengeluarkan batuk darah dan menunjuk ke salah satu ruangan.

Althaf melepaskan kerah tersebut an segera menuju ruangan yang berada dipojokan tersebut.

Althaf mendobrak pintu itu dengan kakinya.

Althaf mendapati Alora yang lemah duduk dikursi jangan lupa seorang pria yang ada disampingnya, Alfin.

"Hampir saja," Ucap Alfin lalu membuang pisau yang ia pegang tadi.

Alfin memegang rambut Alora.

"Itu kan Cewe yang dimall," Bisik Arsya pada dirinya.

"Jangan sentuh dia BANGSAT!!!"

Alora [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang