Davien menghampiri ibunda tercintanya yang sedang bergelut dengan peralatan masak.
"Bundaaa,"
"Eh sayang udah bangun,"
"Iya nih bun, loh bun ko tumben masaknya banyak banget,"
Tanya Davien yang melihat semua masakan sudah siap dimeja makan.
Pasalnya hanya ada tiga orang dirumah ini Davien, sisil dan widia.
"Kan ayah hari ini pulang Dav, masa kamu lupa,"
Uhukk**
Davien yang sedang meneguk air putihnya pun tersedak.
"Pelan-pelan donk Dav," widia menepuk pundak Davien.
Terdengar suara mobil masuk berhasil membuat widia tersenyum.
"Tuh kayanya ayah kamu yuk liat," ajak Davien.
Ngapain harus pulang. Batin Davien.
Davien mengepalkan tangannya berusaha mengontrol emosinya.
Pria yang masih terlihat muda walaupun rambutnya sudah mulai memutih turun dari mobil.
Arif ayah Davien langsung memeluk widia istrinya.
"Mas akhirnya kamu pulang juga,"
"Maaf ya sayang aku banyak kerjaan diluar negri, kamu udah sehat?"
"Seperti yang mas lihat,"
Arif mengecup kening widia Davien menghampiri mereka berdua dengan malas.
"Dav," panggil Arif.
Davien memberikan senyum palsunya. Mau tak mau.
Suatu saat gw bakal buka rahasia lo bangsat. Batin Davien.
"Ayaahh~" panggil Gadis yang langsung berlari memeluk Arif.
"Sisil eem ayah kangen bangett," Arif memeluk erat gadis cantiknya itu.
"Ayah ko baru pulang sih!" Sisil memberikan wajah kesalnya.
"Maaf sayang tapi tenang ayah ada hadiah buat kamu,"
"Pak abdu tolong koper semuanya dibawa masuk ya," lanjut Arif.
"Baik pak," jawab Abdu.
Arif merangkul widia masuk kedalam rumah.
"Gimana kabar kamu mas,"
"Baik sayang,"
"Owh iya kamu udah laperkan pasti aku udah masakin masakan enak buat kamu kita makan bareng-bareng ya,"
"Ayo donk tapi aku kekamar dulu mau mandi ya,"
Widia mengangguk dan tersenyum dan Arif mengecup kening Widia sebelum pergi ke kamarnya.
"Wahh liat kaa sweeter kesukaan akuuu," ucap Sisil bahagia.
Davien harus memberikan senyum palsu nya.
Davien hanya melihat miris widia karna tidak mengetahui apa yang dilakukan Arif selama widia terbaring dirumah sakit selama hampir satengah tahun.
"Davieen~ sisil~... Yuk makan bareng, " panggil widia.
Tentu Davien dan sisil melangkahkan kaki ke meja makan.
Mereka makan dengan tenang.
Derrt**
Bunyi handphone Arif menandakan panggilan masuk.
"Sebentar ya sayang dari kantor,"
"Yakin tuh dari kantor," ketus Davien.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alora [On Going]
Teen FictionK ( 2 ) Horang kahya? Big no. Cewe cantik? Tidak juga. Feminim? Owh please, no. Ini tentang Aloraina sigadis sederhana, manis dan humble. Dalam kehidupannya dia tidak tertarik dengan cowo tampan justru Aloraina yang dapat menarik tiga pria ke dalam...