31♡

20 4 7
                                    

Bel istirahat berbunyi membuat murid murid berteriak karna tak sabar untuk mengisi perut mereka.

"Hai davien,"

"Angel?"

Davin yang sedang menikmati makanan dikagetkan karna kedatangan Angel, ya Angel dengan Althaf tentunya.

"Kapan kamu-"

"Aku kangen banget sama kamu Dav," Angel memegang tangan Davin.

Erik yang sedang menikmati makanannya pun dibuat bingung.

"Ra pokoknya gw mau kasih makanan ini ke Davin,"

"Iya iya jangan sampai keracunan tuh hahaha,"

"Untung gw lagi gak mau esmosi,"

Cilla menghentikan langkah kakinya dan menjatuhkan kotak makan yang ia bawa. Membuat Alora kaget dengan tingkah Cilla dan mengikuti arah mata cilla.

"Angel,?" bisik Alora kepada dirinya.

Cilla yang tak kuasa melihat itu pun menahan bendungan air matanya, sedangkan Alora menghampiri Davin seperti meminta penjelasan.

"Dav,"

Davin melepaskan pegangan tangan Angel.

Davin yang sadar Cilla melihat keberadaan Angel pun mengejar Cilla. Sedangkan Angel dengan kebingungannya dan tersadar keberadaan Alora.

"Alora? Kamu sekolah disini juga?"

Alora mengangguk dengan senyumannya.

"Wah gak nyangka ya kita bisa temenan donk," Angel tersenyum ramah. Alora melihat sekilas Althaf yang tetap dengan padangan dinginnya

"Hai gw Erik" Erik yang sedari tadi diam pun akhirnya ikut berbicara.

"Angel," Angel membalas jabatan tangan Erik.

Erik gak bisu ko tenang aja.

"Lo cantik juga ya,"

Angel tersenyum."Al aku mau nyusul Davin dulu ya,"

"Angel tunggu," Angel seakan tak mendengar ucapan Althaf, Althaf pun seakan tak menyadari keberadaan Alora.

Cilla terduduk dikursi taman dengan isak tangisnya.

"Cill gw minta maaf,"

Cilla menghapus air matanya dan melihat Davin.

Davin memeluk Cilla, sedangkan Angel yang melihat tak jauh dari keberadaan mereka seperti tidak tau mau berbicara apa.

"Angel kita kekantin,"

"Kenapa kamu gak bilang Al kalau Davin udah punya pacar, kamu gak bilang kalau aku punya perasaan sama dia?"

"aku minta maaf, Davin benci sama aku, Davin udah gak percaya lagi sma aku,"

Angel menggeleng pelan dengan bendungan air matanya, seperti sia-sia Angel berada disini sekarang.

Althaf memeluk Angel Untuk menenangkan.

Alora seperti tidak diizinkan bahagia, kini ia berada di perpustakaan dengan air mata yang membendung,
Sakit? Pasti harusnya dari awal dia tau perasaannya itu gak pantes ada.

Dertt**

Tak dikenal
|Hai maniss
|tau kan siapa gw?

Alora melihat pesan di notifikasi handphonenya membuat Alora bingung siapa yang menghubunginya.

Alora
Lo siapa?|

Tak dikenal.
|Gw Alfin
|Penyebab lo masuk rumah sakit kemarin.
|Tapi tenang sekarang gw jadi penyembuh lo ko.

Iya Alora ingat tapi darimana ia tau no Handphone Alora?.

Tak dikenal
|Gak perlu tau gw dapet no lo darimana.
|haha gw udah bilang kan gw pastiin kita bakal ketemu.
|jadi pulang sekolah nanti gw tunggu dihalte dekat sekolah lo oke.

Alora tak membalas nya lagi dan mengabaikan pesan dari Alfin yang seakan tau yang ia pikirkan.

Bunyi bel kemerdekaan para murid berbunyi itu artinya seluruh pembelajaran telah usai, Alora yang mau tak mau harus pulang sendiri dan menunggu buss arah rumahnya di halte.

Cilla pulang duluan Ntah ada kepentingan apa akhir-akhir ini Cilla sering pergi secara tiba-tiba.

Atlhaf pun sepertinya telah disibukkan oleh keberadaan Angel.

Alora yang tengil kini menjadi lemah dan tak bersemangat Ntah karna apa.

Bunyi klakson mobil berhasil menyadarkan lamunan Alora.

Seorang pria turun dari mobil mewah dengan seragam SMAnya.

Menyadari siapa yang menghampirinya Alora pun melangkah pergi, namun nihil keburu dihadang alfin.

"Lo mau apa sih?!"

Jangan salah ya gini-gini Alora bisa marah.

"Mau lo," Alfin dengan gaya badboynya menarik lengan Alora sedangkan sang empu menepis genggaman Alfin.

"Lo beneran mirip ya,"

Alora mengernyitkan dahinya. Sedangkan seseorang yang tak jauh dari mereka melihatnya dengan kesal dan tangan yang mengepal.

Alfin menggendong Alora untuk masuk ke mobil mewahnya.

"Eh turunin gw, atau gw teriak lo penculik ya,"

"Oke-oke fine hahaha, takut banget ya lo sama  gw,"

"Gw bukan takut ya, cuman lo gak jelas aja,"

"Lo benerna gak tertarik sama gw gitu?"

"Liat ya," lanjut Alfin menghampiri wanita sebaya dengannya tapi tak menggunakan seragam yang sedari tadi melirik Alfin.

"Hai cantik, minta no handphonenya boleh?" Alfin mengedipkan salah satu matanya menggoda wanita tersebut.

Sedangkan wanita tersebut tidak melepaskan senyumannya dan memberikan no telfonnya.

Rasanya Alora ingin muntah, apa yang tengah Alfin pikirkan.

"Thankyou," Alfin pun meninggalkan wanita tersebut.

"See? Cewe-cewe yang lewat aja pada lirik gw, lo bersyukur harusnya gw lebih milih lo,"

"Astaga gw mimpi apa semalam," Alora lagi-lagi berniat pergi namun terhadang oleh Alfin.

"Lo mau apa sih?! Nyakitin gw lagi? Yaudah nih!" Alora memberikan tangannya dan memejamkan mata.

Alfin pun tertawa tak habis pikir dengan wanit satu ini.

"Gw cuman mau tau rumah lo habis itu gw janji gak cari lo lagi,"

Alora memikirkan kembali untuk apa dirinya harus memberi tahu, Tapi daripada Laki-laki ini terus mengikutinya Alora tanpa pikir panjang pun memberi tahu Alamat rumahnya dengan Alfin mengantarnya.

"Oke inget ya lo gak bakal cari gw lagi!"

"Oke," Alora masuk ke dalam mobil mewah, sedangkan Alfin mengikuti dengan senyuman jailnya.

***

Happy reading♡
Salam hangat,
Cahaya

Jangan lupa vote & komen!^^

S w i p e _ u p
👆

Alora [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang