Alora masuk kedalam restoran tempat biasa ia bekerja dengan semangatnya.
"Binduttttt i'm cominggg!!"
Plakk**
Nampan yang berada ditangan Bina tepat mengenai lengan Alora membuat sang empu meringis kesakitan.
"Sakit Ndut!!"
"Ini hukuman buat kau, bagaiman pula kau tidak memberitahu aku dan gaga kalau kau sakit sampai beberapa hari tak masuk kerja!!"
Kuping Alora serasa jadi lebar karna kepenuhan kata-kata Bina.
"Iya iya maafkan aku lah, aku hanya tak mau membuat kalian khawatir,"
"Justru kau tak memberi tahu membuat kami khawatir!"
"Aloraa!!" Panggil gagak yang menyadari keberadaa Alora.
"Gagak!" Bina memutar bola mata malas bagaimana tidak mereka berpelukan didepan Bina seperti anak kecil.
"Keadaan lo gimana?"
"Iam very very fineee hahaha,"
Plakk**
Kini Bina memukul mereka dengan nampannya.
Membuat mereka meringis bersama.
"Udah cepat kembali kerja!"
"Siap boss!" ucap gaga dan Alora bebarengan.
Seperti biasa kopi mocha siap diantar oleh Alora pada Boss dinginnya itu.
Alora mengetuk pintu beberapa kali dan terdengar sahutan dari dalam mengizinkan Alora masuk.
Alora gak tau kenapa sering banget kaget heran, iya kaget sekarang dia ngeliat Angel orang yang bersama Althaf direstoran itu.
Menyadari ada nya Alora Angel menghentikan obrolannya dengan Althaf.
"Lah Al, ini Alora kan?"
Althaf dengan wajah datar dan dinginnya."Iya dia karyawan aku juga disini,"
"Woahhh ada apa nih, biasanya pak bos Althaf ini gk sembarangan suruh orang masuk keruangan pribadinya," Angel meledek Al dan Alora yang tengah meletakkan kopi di meja kerja Althaf.
"Saya permisi," izin Alora.
"Iih buru-buru banget sih disini dulu aja Ra,"
"Dia karyawan aku jadi harus kerja Angel," Angel menghela nafas.
Alora pun berbalik akan melangkah pergi sebelum akhirnya dia mendengar nama Davin dalam pembicaraan mereka.
"Jadi kamu udah ketemu davin?"
Angel menggeleng pelan.
"Aku mau kasih suprise besok, soalnya mamih nyuruh aku ketemu dokter aku dulu aku kesell,"
Al terkekeh kecil. Alora pun pergi dari ruangan itu.
"Iya donk kamu harus terus periksa dokter dan minum obat teratur,"
Angel mengangguk.
"Kamu suka ya sama Alora?"
Al yang baru saja menyeruput kopinya perlahan jadi tersedak.
"Apan sih, Hati aku masih tetap buat kamu,"
"Al cinta gak bisa dipaksain kamu harus belajar buka hati buat orang lain,"
"Tapi Angel,"
Angel tersenyum tipis.
♡♥♡
Alora kini berada dikamar dengan gambar benda langit yang masih setia menemani tidurnya.
"Gak tau rasanya sakit aja, sama cewe itu dia bisa senyum sama gw? Kaya lagi mandang musuh,"
"Sadar Ra lo ada cuman buat bantuan pak Indra, jangankan buat deket Althaf lo ngehayal jadi pasangan Al aja gak pantes," Alora tersenyum miris.
Alora mengambil kotak dengan tulisan AVA Tersebut."Vin lo tau mungkin ngikhlasin Davin buat Prig gw bisa,"
"Tapi kenapa ngeliat Senyuman Althaf gak bisa gw dapetin rasanya sakit,"
Tanpa sadar kesedihan Alora membawa Alora kealam mimpi.
"Vin lo mau kemana?"
"Ra gw udah lega,"
"Lega kenapa?"
"Lega sekarang persahabatan kita akan kembali lagi, gw jadi lega buat pergi,"
"Lo mau pergi kemana?"
Vina melangkah kecil menjauh dari Alora yang tengah duduk menikmati hembusan angin yang melewati rambut-rambut lurusnya.
"Vinaaaa!!!!" Alora terengah-engah dan tersadar bahwa itu hanya mimpi.
Alora mengambil ponselnya yang menunjukkan pukul 06:00 berartti masih ada waktu untuk bersiap dan pergi ke sekolah.
Kini dikoridor sekolah murid-murid tidak bisa memalingkan wajah nya dari murid perempuan yang berjalan bersama Althaf.
Kecantikannya mampu menarik perhatian murid-murid.
Belum lagi dengan keramahannya yang tersenyum dan menyapa.
"Ra! Omg omg omg!!! how how?
Alora yang terlihat lesuh langsung melihat Cilla."Apan sih anjir prig!! Kuping gw pecah nanti!"
"Ini serius lo kenal gak sama Angel!"
"Angel?" Cilla mengangguk.
"Angel yang datang sama Althaf!!" tegas Cilla.
Angel sekolah disini juga?. Batin Alora.
"Weh gw lagi ngomong jangan bengong donk lo kesambet dugong baru tau rasa!"
"Dugong emang setan ya Prig?!"
"Geregetan deh gw sama lo, ini seriusss!!! Lo gak ada rasa cemburu gitu?"
"Cemburu? Buat apa?"
"Cowo lu Althaf!! Jalan smaa cewe? cewe ra cewe!!! Bukan bencong?"
Bener ini mah kalau Cilla teriak lagi dipastikan Alora mau beli kuping eh.
"Ya-Yaudah emang kenapa?"
Gemes Cilla dengan sahabat nya satu ini.
Tapi gak bisa dibohongin perasaan Alora sakit. Tapi siapa yang peduli? Selain diri sendiri.
Inget Ra lo pacaran sama Althaf pura-pura doank ko gak usah pake perasaan. Batin Alora.
Bel masuk pun berbunyi dan pelajaran berlangsung.
***
Happy reading♡
Salam hangat,
CahayaJangan lupa vote & komen!^^
S w i p e _ u p
👆
KAMU SEDANG MEMBACA
Alora [On Going]
Teen FictionK ( 2 ) Horang kahya? Big no. Cewe cantik? Tidak juga. Feminim? Owh please, no. Ini tentang Aloraina sigadis sederhana, manis dan humble. Dalam kehidupannya dia tidak tertarik dengan cowo tampan justru Aloraina yang dapat menarik tiga pria ke dalam...