Alora bangun dari baringnya, melihat itu prig yang tengah mengupas buah untuk Alora langsung membantu Alora.
"Eh lo mau kemana tiduran Aja lo belum sehat banget Ra,"
Iya tau kan Alora gak punya keluarga lagi selain Davien dan Cilla, jadi mereka berdua lah keluarga yang berharga untuk Alora.
"Gw mau keluar anjir prig gw sumpek disini mulu," Rengek Alora.
"Gak gak ntar gw repot kalau lu kenapa-kenapa,"
Alora menunjukkan pupyy eyes yang membuat Cilla geli ya gitu deh kalau Alora udah nunjukin puppy eyes cilla gk bisa geli duluan pasti.
"Iya iya ah bentar,"
Alora mengangguk kegirangan.
Kini mereka berdua berada disebuah taman yang tak jauh dari ruangaan Alora.
"Eh bentar ya lo duduk sini dulu gw mau ketoilet kebelet nih gapap kan bentar doank ko,"
"Ihh iya iya buru sana daripada disini gak ada yang nyebokin haha,"
"heuh bodo amat ah diem sini jangan kemana-mana,"
"Iya iya," Cilla meninggalkan Alora yang tengah duduk disebuah kursi dipinggir taman rumah sakit.
Pria yang tengah berjalan dikoridor rumah sakit menghentikan langkahnya saat melihat Alora yang tengah duduk dikursi taman.
"Itu kan?" Alfin melihat kiri kanan memastikan tidak ada orang yang menemani Alora sebelum akhirnya ia menghampiri Alora.
"Haii maniss,"
Alora yang mendengar panggilan yang ia yakini sedang memanggil dirinya pun mencari sumber suara tersebut.
"lo?!"
Kaget, takut tentunya karna pria tersebut pria penyebab ia berada dirumah sakit ini.
"Gak usah takut niat gw baik gw cuman mau minta maaf," Alfin duduk disamping Alora.
"Gara-gara salah faham lo jadi yang kena,"
Alora yang masih kaku dan takut didekat Alfin pun melihat Alfin yang mengarahkan pandangannya kedepan.
Tak ada ekspresi mencurigakan, ucapan nya seperti tulus.
"Iya,"
Alfin yang mendengar itu menoleh dan menatap Alora.
"Kenapa? Gw gak suka diliatin kaya gitu,"
"Lo gak tertarik sama gw?"
"Emang lo punya tali sampe gw bisa tarik lo?"
Maaf Alora becandanya suka gitu garing.
Mendengar perkataan itu Alfin terkekeh kecil dan kemudian memetik sebuah bunga putih dekat kursi yang mereka duduki.
"Mau ngapain lo," Alora menghindar ketika tangan Alfin hendak menyentuh rambut lurus Alora.
Alfin tak mendengar perkataan Alora dan ia meletakkan bunga itu di telinga Alora.
"Lo mirip banget,"
Alfin pov's
Hai readers cantik, gw Alfin iya alfin aja. Gw pecinta wanita tapi menurut mereka gw suka mainin wanita ahhaha bukannya mainin emang cewe-cewenya aja yang kebaperan.
Kalian pasti penasaran kan kenapa gw gak bisa ngelukain Alora? Baca makanya oke.
Author pov's
Alora gak paham maksudnya apa Alfin itu kaya punya dua wajah, iya alfin yang sekarang beda drastis sama Alfin yang ia temui digedung tua itu.
Jangan tanya jantung Alora berdegup kencap kaya lari cepat gitu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alora [On Going]
Teen FictionK ( 2 ) Horang kahya? Big no. Cewe cantik? Tidak juga. Feminim? Owh please, no. Ini tentang Aloraina sigadis sederhana, manis dan humble. Dalam kehidupannya dia tidak tertarik dengan cowo tampan justru Aloraina yang dapat menarik tiga pria ke dalam...