05♡

58 40 58
                                    

"gw pergi dulu ya, thanks udah nemenin," ucap pemuda tamvan yang duduk di bagian setir mobil.

"iya santuy ama dede mah," gadis manis turun dari mobil merah mewah.

Alora melihat mobil itu hingga hilang dari matanya, dan masuk ke dalam rumah.

Alora mengehempaskan tubuhnya diatas kasur hingga ia terbawa ke alam mimpi.

♥♡♥

"vinaa gak, vinaa!!!!" Teriak Gadis yang terbangun dari tidurnya.

"huft mimpi lagi ya hehe.." Alora memijat pelipisnya yang tak pusing.

Ia mengambil sebuah kotak yang terpampang sebuah tulisan AVA.

"gimana bisa vin gw terus-terusan mimpiin lu hehe... Lu kangen banget ya sama gw," Alora mengelus kotak tersebut tanpa sadar ia meneteskan air mata.

Derrtt**

Bunyi telfon yang menandakan ada panggilan masuk.

Bindut Garang.

Alora mengusap air matanya dan segera mengangkat telfon tersebut.

"Hal-" belum sempat Alora berucap udah dipotong aja ama bina.

Bindut Garang.
/"Aloraina!! Dimana kau ini sudah jam berapa sebentar lagi toko mau buka, jangan bilang kau lupa ya!!"

Alora
"Astagaa binduttt ngomong pelanan" bisa gak ini akoh lagi otw huhu kasian nih kupingku,"

ucap Alora sambil mengusap telinganya.

Maaf maksudnya otw kamar mandi ya kayanya, (︺︹︺)

"Cepatlah, kalau sampe kau terlambat lagi, ku tendang kau sampe kutub utara!,"

"Iya Bindutt sayang siaapp,"

Dett dett (telpon terputus).

Tidak membutuhkan waktu lama Alora segera pergi menuju restoran tempatnya bekerja.

Seperti biasa semua karyawan tempat Alora bekerja sedang mengerjakan tugasnya masing-masing.

"Eh ra," Panggil Gagak eh Gaga.

"Hhmm," saut Alora yang tengah mengelap salah satu meja.

"Anterin kopi mocha ke ruang nya pak boss donk," pinta Gaga.

"Lah gagak pak boss sukanya kopi cappuccino napa malah kopi mocha," heran Alora.

"Eh pea," Gaga menoel kepala Alora.

"lu napa jadi pikun gini huh? Itu kan anak pak boss bukan si boss indra lagi yang pegang ini restoran." lanjutnya.

"Oh iya hehe," Alora menunjukan deretan giginya yang manis.

Gagak mah geleng aja udah.

"Gak mau ah lu aja,"

Gagak diem dulu gaes kirain tadi tangannya Alora udah mau ambil ini kopi.

"Kalau mau juga gw sendiri yang anterin Aloraina,"

"Yaudah lu anterin,"

"Pak boss maunya lu yang nganterin,"

"Ko gw?" Alora cengo donk.

"Udah jangan banyak nanya mending kasih sebelum tuh boss dingin makin dingin," Gaga memberikan nampan dengan kopi ke tangan Alora.

Huwaa mampus gw ah, Batin Alora.

Tok tok**

Alora mengetuk pintu ruangan sang pemilik resto.

"Ma-maaf pak ini kopi pesanan bapak," ucap Alora terbata.

Sang boss dingin dengan muka datar diam aja gaes, heeh diem. Alora kan jadi makin gemetar bulu kaki tangan hidung bahkan, eh.

"Saya permisi pak," Baru juga mau balik kanan bubar jalan udah di berhentiin aja.

"Tunggu,"

Althaf sang pemilik resto kini memanggil Alora tetapi tetap dengan mata tertuju kearah laptop.

"Iya?" ucap Alora dengan penuh tanda tanya.

"15 menit lagi kamu ikut saya,"

"Kem--" Gak tau kenapa heran banget kenapa suka banget pada motong ucapan Alora, (╥﹏╥)

"Kamu boleh Pergi untuk bersiap,"

Untung pak boss kalau engga Alora mau banget ngacakin itu rambutnya narik bajunya terus nonjok, hoho. (✖╭╮✖)

Alora mengangguk pelan dan pergi meninggalkan ruangan tersebut.

"Napa lo? Ditekuk gitu mukanya" tanya Gaga.

"Mulai besok lo aja yang nganterin kopi ke si al-" ucapnya menggantung.

Gaga mengernyitkan dahinya.

"Ke pak boss maksudnya,"

"Hahah kenapa bukannya seneng harusnya bisa liat muka tampan tapi dingin itu," ledek Gaga.

"Idih najong muka kaya belum berak gitu,"

"Sutt lu ngomong hahaha,"

"Masa gw disuruh nemenin dia 15 menit lagi yang gw aja gak tau mau kemana, kalau gw diculik gimna hoho gagak," rengek Alora.

"Terus harus ngeliat muka dia yang datar, terus..."

Gaga melebarkan matanya memberi isyarat bahwa ada seseorang dibelakang tubuhnya.

"Lu denger gak sih gagak,"

"Terus apa?" tanya Althaf.

"Emm pak te-terus udah 15 menit langsung pergi ya pak," Ucap Alora terbata.

Althaf pun berjalan menuju pintu keluar darurat jadi tidak menganggu para pelanggan yang datang, oh jangan lupa tangan yang ia masukkan ke saku celana menambah ketampanan nya bukan begitu?.

♥♡♥

Mobil hitam berhenti di sebuah mall besar.

"Maaf pak kita ngapain ya di mall?" Tanya Alora.

Althaf gak jawab dia langsung turun dari mobil dan melangkah kan kakinya menuju pintu masuk mall.

Untung Alora sabar, Alora pun mengikuti.

"Pak ini baju wanita, bapak ma-"

"Gak usah banyak tanya bisa?" perintahnya.

Alora mengangguk pelan.

"Ganti baju dengan yang ini,"

Alora kan penurut gaess jadi ikutin aja hehe.

Tak butuh waktu lama Alora pun keluar dari ruang ganti pakaian dengan memakai pakaian yang diambil oleh Althaf sang boss mudanya itu.

"Pak," panggil Alora.

Althaf mengarahkan bola matanya dari atas kebawah.

Manis, satu kata yang mewakili pikiran Althaf.

Tanpa berkata Althaf langsung pergi diikuti Alora.

-
-
-

***

Happy reading♡
Salam hangat,
Cahaya

Jangan lupa vote & komen!^^

S w i p e _ u p
👆

Alora [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang