Seorang gadis berjalan dengan lesuh menuju kelasnya.
Darr!!
"Eh ayam!!"
"Tay lo prig kaget nih gue," lanjut Alora.
"Hahah... Ayam sorry lagian lo dipanggilin gak nyaut," Prig merapihkan wajahnya dengan kaca kecil yang selalu ia bawa, kaca hello kitty.
"lo aja sih manggil dalam hati mana kedengeran," ledek Alora.
"Gue lagi gak mau jadi iblis lh ra, gue mau jadi malaikat pagi ini, so... don't make me angry,"
"tumben bener," sinis Alora.
"du yu andersetain,!"
"Sama aja, udah ah gue duluan lelet lo bye~"....
"Eh... Tungguin~"
Brukk**
Seketika tubuh Alora terhempaskan kelantai.
"mama Alora jatuh, mau punya ade kali ya?" biasa Alora suka gitu ngomong sendiri. (⌒o⌒)
"Ra ngapain?" tanya Devien yang menyadari Alora duduk dilantai, tentu Alora yang menayadari keberadaan Devien pun sontak berdiri tanpa aba-aba.
"Ra huft... Cape huft..." ucap Pricil.
"gak ada yang nyuruh lo lari juga prig,"
"iya juga sih,"
Menyadari Devien ada didekat mereka pricilla pergi main nyelonong aja.
Alora mah geleng-geleng cengo melihat sahabatnya yang satu ini.
"Eh Ra hhhm.." Alora mengernyitkan dahinya.
"pulang sekolah temenin gue nyari kado ya buat sisil," lanjutnya.
"asiaap pak boss, asal.." Alora menggantungkan perkataanya,
Davien menghembuskan nafas, dan mengangguk.
"ayeeyyyeyy, okey gw ke kelas dulu byee."
Davien menggeleng kepala nya jangan lupa senyuman diwajahnya.
♥♡♥
Sepasang anak SMA dengan seragam lengkap memasuki salah satu toko di mall.
Yaps Alora dan Davien dunds.
Mata Alora tampak berbinar-binar melihat semua barang yang terpajang indah di toko tersebut.
Hingga mata nya tertuju pada sebuah benda yang sangat indah.
"Eh ra!" teriak Davien.
"Eh iya bentar," sahut Alora.
"Menurut lo bagus yang mana,"
"Lu mau beli sepatu?," tanya Alora.
"yoi makanya gw ajak lu kesini karna ukuran kaki lu sama kayanya sama sisil,"
"Eh monyet sekecil itu kah kaki gw?,"
Davien tertawa lepas.
Alora? Lagi manyunin bibirnya gaes ya kali kaki Alora sekecil itu.
"becanda sayang, gw tau ukuran kaki sisil cuman gak tau cewe suka yang kaya gimana?" jelas Davien.
"Sayang sayang, pantat lu tuh disayang, yang ini bagus," Alora menunjuk salah satu sepatu yang dipegang Davien.
Davien masih aja ketawa gara-gara liat ekspresi Alora, gemess gaes jailin Alora salah satu hobi Davien kayanya. (⌒o⌒)
"Gw kekamar mandi dulu ya," pamit Alora pada Davien, Davien mengangguk pelan.
Brukk**
"Aih lagi dan lagi, kalau jalan tuh li.."
"at.."
Althaf?. Batin Alora.
"Sorry-Sorry gw gak sengaja," ucap Alora.
Eh ko gw yang minta maaf?. Batin Alora.
Alora memukul pelan mulutnya dan berjalan pergi meninggalkan Althaf.
Tapi dihadang gaes sama tubuh Althaf ohooo. ≧∇≦
Althaf mendekatkan wajahnya dengan wajah Alora yang membuat tubuh Alora kaku.
Emang gak ada akhlakh si Althaf ≧ω≦
Althaf meniup wajah Alora yang membuat Alora terpejam dan kaget.
"Ada debu," Althaf pergi meninggalkan Alora.
Alora mah cengo diem kaya patung ya kali dimuka Alora ada debu di Mall ini.-_-
"Aloraina!" teriak seseorang.
"Eh iya,"
Davien mengikuti arah mata Alora yang sedang melihat kesuatu tempat.
"Yuk pulang,"
"Ta-Tapi, "
"Ayo daviendraa," Alora menarik tangan Davien diikutin Davien pastinya.
***
Happy reading♡
Salam hangat,
CahayaJangan lupa vote & komen!^^
S w i p e _ u p
👆
KAMU SEDANG MEMBACA
Alora [On Going]
Teen FictionK ( 2 ) Horang kahya? Big no. Cewe cantik? Tidak juga. Feminim? Owh please, no. Ini tentang Aloraina sigadis sederhana, manis dan humble. Dalam kehidupannya dia tidak tertarik dengan cowo tampan justru Aloraina yang dapat menarik tiga pria ke dalam...