25♡

69 34 68
                                    

Bugg**
Bughh**
Bughh**

Pukulan keras tepat jatuh di wajah Althaf.

"Kemana Alora!!!"

Iya saat kemarin Cilla dan Davien pergi kerumah Alora sang empu tak ada disana.

Bahkan hanphonenya tidak aktif sama sekali.

Althaf yang tersungkur jatuh dan menghapus darah kecil disudut bibirnya pun mengernyitkan dahinya.

Davien menarik kerah baju Althaf membuat Althaf berdiri terpaksa,"Dimana Alora ANJING!!!"

Bughh**
Bugh**

Ya lagi dan lagi pukulan tersebut mendarat di pipi Althaf.

Untung saja ini dihalaman belakang sekolah yang sepi dan para murid sudah pulang.

Bugh**
Bughh**

Kini Althaf yang mendaratkan pukulan,"Gw gak tau!"

"Jangan pura-pura gak tau lo, gw tau lo kemarin yang nganterin Alora pulang bangsat!!!" Davien benar-benar emosi.

"Terus salah nya?" Althaf tetap tenang meski ia berhadapan dengan orang yang emosinya memuncak.

"Salahnya?!!! Alora gak ada dirumahnya, bahkan handphonenya pun gak aktif!!!!"

Ntah kenapa mendengar itu Althaf sedikit kaget pasalnya benar ia dari kemarin tidak melihat batang hidung Alora.

"Gw gk tau dia dimana," Althaf bergegas pergi meninggalkan Davien.

"Kalau sampe Alora kenapa-kenapa Gw gak bakal biarin lu hidup!!!!"

Althaf berhenti sejenak dari langkahnya mendengar perkataan Davien namun setelah itu melanjutkan langkahnya untuk pergi.

Dertt**

Althaf yang sedang mengendarai motor besarnya itu pun berhenti mengangkat hanphonenya yang berbunyi.

Nomor tidak dikenal
/Halo?
/Apa kabar?
/Sudah lama kita tidak berjumpa.

Althaf
Alfin!/

Nomor tidak dikenal
/Hahaha ternyata masih ingat ya.
/Gw kira lo udah lupa.

Baru saja Althaf akan mematikan telfonnya. Namun ia mendengar suara wanita yang menangis.

Nomor tidak dikenal
/Lo tau siapa?
/Iya lah cewe lo.
/Hahaha

Althaf
Jangan sentuh dia!!/

Nomor tidak dikenal
/Eetss santai cewe lo Aman.
/Gw cuman mau kita bertarung aja
/Setelah itu silahkan ambil cewe lo.

Althaf
Dimana lo?!!/

Nomor tidak dikenal
/Digedung kosong
/Ya cari aja lah
/Kalau pukul 9 malam pas lo gak nemuin.
/Maaf lo gak bisa liat dia lagi,huhu sedih.

Tutt** (Bunyi telepon terputus)

Althaf meremas handphonenya kini emosiny Memuncak, memang Althaf senang membuat Davien marah dengan cara mendekati Alora tapi tidak untuk menyakiti.

Kini yang terpenting Althaf harus segera meyelamatkan gadis yang tak bersalah dan bahkan tidak tau apa-apa.

♥♡♥

Alora [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang