20♡

42 25 9
                                    

Tett**

Bunyi kemerdekaan para murid tentunya, semua siswa-siwi berbondong ke luar kelas menuju gerbang kemerdekaan, pulang maksudnya.

Dua orang gadis berjalan dikoridor sekolah.

"Eh ra ke cafe yuuk, kita refreshing sebelum ujiaannnn," Cilla memanyunkan bibirnya.

"Idih geuleh bibir lu," Alora bergidik jijii.

"Dasar sempak, serius nih gw," Cilla merapihkan rambutnya.

"Gak boleh prig gw masih sekolah gak boleh serius-serius,"

Plis bikin Cilla amnesia kalau punya temen kaya Alora.

Cilla memutar bola mata malas.

"Ra," Panggil Cilla serius.

"Hhmm,"

"Katanya Davien nyatain persaaannya ya ke lo?"

"Kata siapa?"

Cilla tersenyum tipis.

"Santai aja kali ra... Jujur aja Davien cerita ke gw,"

"Owhh,"

Cilla kini menatap tajam Alora.

"Owh doank? Eh maemunah gw serius!" Ketus Cilla.

"Bhahaha serius mulu idup lo,"

Alora menghentikan kegiatan tertawanya dan tersenyum tipis melihat Cilla.

"Prig gw cuman nganggep dia sahabat gw gak lebih,"

"Lo serius?"

Alora mengangguk.

Gw sayang tapi gw lebih sayang lo Prig gw gak mau kehilangan sahabat yang gw sayang cuman karna cowo. Batin Alora.

"Okeyy semangatt ya dapetin hati abang Davien lo hahah,"

"Hoho pastiiiii!"

Alora melihat kebahagiaann sahabatnya.

"Alora~" panggil seseorang membuat Alora dan cilla tentunya menengok.

"Dav kenapa?"

"Mau temenin gw gak benerin gitar gw yuk, sekalian gw traktirin makan,"

"Huh? Aduh gimana ya gw masih ada kerjaan nih hehe,"

"Kerjaan mulu ra,"

"Yaallah Si prig katanya pusing, gw boleh minta tolong ke lo gak Dav anterin Si prig," Alora memberi isyarat pada Cilla dengan membulatkan matanya tajam.

"Awhh iya," rintih Cilla.

"Tuh kan nih tolong ya Dav," Pinta Alora dan mendorong Cilla ke pelukan Davien.

Davien diam sejenak.

"Eem iya udah gw anterin Cilla,"

"Yaudah sana makasih ya,"

Alora tersenyum tipis.

Davien pun segera membantu Cilla berjalan ke mobil mewahnya.

Alora kini melihat Davien dan Cilla semakin jauh dari pandanganya dengan mata yang berkaca-kaca.

"Cukup gw yang ngerasain sakit," gumam Alora.

Seseorang memberikan sapu tangan pada Alora, alora melihat orang tersebut.

"Althaf?"

Alora mengambil sapu tangan tersebut dan menyeka air matanya.

"Jangan so kuat,"

Alora [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang