01. first meet.

213 20 2
                                    

Alarm berbunyi dengan sangat nyaring di nakas tepat di sebelah ranjang.
Seakan tak lelah untuk membangunkan sang empu sampai ia terbangun dan dengan tangan nya sendiri mematikan sumber suara yang sedari tadi terus saja berbunyi dan menggangu indera pendengaran di pagi buta.

Seorang gadis duduk di tepi ranjang nya, mengucek mata kanan dan kirinya. Menguap,dan berusaha mengumpulkan nyawa nya kembali ke raga nya.

"Tokk..tokk.."
Suara ketukan pintu dari arah kamar nya pun berbunyi, dengan malas gadis itu menuju pintu untuk membukanya.

"Cklekk!"

"Oh ternyata anak mama sudah bangun, cepat mandi dan bersiaplah. Setelah sekian lama libur panjang akhirnya kamu masuk sekolah juga.. ingat jangan sampai terlambat, mama pergi duluan ya.." setelah kalimat panjang lebar yang di berikan padaku mama akhir nya pergi, tetapi sebelum nya mama mencium kening ku. Entahlah aku memang bukan anak kecil lagi sekarang, tetapi ini masih saja menjadi hal favorit ku dari seorang wanita, yang notabene nya ku sebut 'mama'

Pagi hari di hari Senin, dimana aku harus kembali masuk sekolah setelah libur panjang sekitar sebulan.. tepat nya hari ini. Aku duduk di kelas 9. Gugup, takut, cemas. Itulah yang ada di hatiku sekarang, sebab rumor nya siswa dan siswi akan kembali di acak.. dengan alasan akan menambah teman teman baru. Oh ayolah aku sangat tidak suka ini. Aku sudah nyaman dengan teman teman ku yang sekarang.

Aku menuruni anak tangga satu persatu dengan langkah gontai, seperti tidak ada semangat hidup dalam diriku.
Sebenarnya aku masih ingin bermalas malasan si kasur, dan menjadi alasan utama nya aku tidak ingin dipisahkan dengan teman lamaku!.

Aku berjalan ke arah dapur dan menemukan roti yang telah di oleskan selai coklat. Segera aku memakan nya dan tak lupa menghabiskan susu putih yang telah di persiapkan mama.

***

Aku melangkahkan kaki ku di sepanjang koridor sekolah ku, tidak ada yang berubah, semuanya masih tetap sama saat aku melihat nya terakhir sebelum libur.

Murid murid telah berkumpul di aula sekolah, menunggu wakil kepala sekolah datang dan memberikan arahan kepada kami. Aku mengedarkan pandangan ku, meneliti satu persatu orang yang berseragam putih biru.

'cah! Aku menemukan mereka!'
Aku segera berjalan menuju mereka.
Mereka tersenyum menyambut ku. Lalu aku duduk diantara mereka.

"Bagaimana liburan mu?" Tanya retty padaku.

"Hmm tidak ada yang spesial, aku hanya menghabiskan waktu iburan ku di kasur ku." Kekeh ku.

"Dan, bagaimana dengan liburan mu?" Sambung ku.

"Begitulah.."

Selang beberapa menit, wakil kepala sekolah pun datang dengan pakaian lengkap dan aura tegas nya.

"Lihat lihat.. aku sudah bosan melihat nya, oh bagaimana jika dia mengajarkan mata pelajaran matematika di kelas ku kelak?!" Keluh Rina..

"Kau benar, aku sudah sangat takut hal itu akan terjadi, oh tidak kepalanya saja sudah bagaikan matahari kedua. Silau sekali." Keluh rety, aku dan Rina terkekeh mendengar keluhan rety.

"Selamat pagi anak anak.. Baiklah anak anak.. selamat datang kembali di sekolah setelah sebulan penuh liburan. Bagaimana apakah kalian senang akhirnya liburan kalian berakhir dan masuk kembali ke sekolah?" Wakil kepala sekolah pun berbicara, dengan mic di tangan nya dan toa yang menjadi sumber suara dari mic nya.

"Baiklah karena sekarang kalian sudah naik di kelas 9, jadi guru guru, kepala sekolah sudah membuat rapat dan keputusan dari rapat itu kalian akan kembali di acak."

Terdengar dengan jelas suara sorak menyorak dari murid murid yang tidak setuju dengan keputusan itu. Atau mungkin sebagian ada yang setuju dengan keputusan nya. Atau Bahakan sama sekali tidak peduli.

Aku mendesah berat, sekarang seperti nya tidak ada harapan untuk aku dan teman teman lamaku agar bisa bersama.

"Baiklah untuk pembagian kelas dan nama namanya sudah ada di papan mading, kalian bisa ke sana untuk melihat nya, sekian dan terima kasih."

Semua siswa dan siswi perlahan beranjak pergi dari aula, kemana lagi jika tidak melihat mading.
Aku dan teman teman ku berjalan menuju ke arah Mading. Sangat padat dan pengap.

"Aku tidak yakin jika kita akan bersama." Ucap rety dengan ekspresi sedih ny.

Aku mengedipkan bahu. Sedih, tentu saja. Seperti nya kali ini aku harus benar benar pasrah.

Sekarang sudah mulai sepi, anak anak lain telah menemukan kelas mereka masing masing, aku, rety, dan Rina segera melihat kertas panjang yang berisikan nama murid murid.

"Aku di kelas 9g" ucap rety dengan ekspresi sedih nya.

"Aku dapat kelas 9b" ucap Rina tanpa ekspresi.

"Bagaimana dengan mu?" Tanya retty padaku.

"Aku..aku dapat kelas 9f"

"Sekarang, kita benar benar akan berpisah!! Huaaaa!!" Tangisan rety pecah, aku dan Rina hanya melihat nya dengan ekspresi sedih. Jujur aku juga tidak ingin ini terjadi, tapi mau bagaimana lagi.

"Jangan sedih, kita hanya berbeda kelas, bukan berbeda sekolah atau negara. Nanti saat pelajaran sudah usai kita bisa kembali bermain bersama." Aku terkekeh merangkul mereka berdua.

***


Aku meletakkan bokong ku di kursi kayu. Aku melihat sekeliling, terlihat sangat asing. Dan aneh.

Ayolah, aku tidak mengenal mereka sama sekali, aku benar benar merasa sendiri. Sedangkan mereka, mereka terlihat sangat dekat. Karena memang, aku adalah siswi yang di pindahkan di kelas ini dari perwakilan kelas ku, ada satu orang teman ku yang ikut pindah ke kelas ini.. tetapi dia seorang pria.

Aku hanya melihat ke arah luar jendela sedari tadi, tidak bermaksud bergabung atau pun mencari perhatian.

Tak lama seorang wanita paruh baya muncul dari luar kelas, ia tersenyum manis ke arah kami.

"Selamat pagi semua nya, perkenalkan nama ibu, ibu selmi. Ibu adalah wali kelas kalian." Ucap nya dan tersenyum ramah.

Ibu selmi melihat sekeliling, kemudian menatapku. "Hmm kenapa kamu duduk sendiri?" Dia bertanya kepada ku.

"Hmm aku hanya nyaman duduk sendiri." Ucap ku seraya tersenyum kaku.

"Baiklah, karena ini memasuki ajaran baru, ibu akan mengatur tempat duduk kalian.. agar tidak ada yang duduk dengan sesama ribut. Dan tidak ada yang duduk dengan sesama yang suka mengobrol selama pelajaran.

Aku hanya diam, sekarang aku merasa seperti orang asing di sini, orang orang di sekitar ku telah mengenal satu sama lain. Bahkan mereka sudah berteman sangat akrab satu sama lain.

"Sari kamu duduk dengan Raisa, Dimas kamu duduk dengan Aldo, Fitri kamu duduk dengan Bella, asrah kamu duduk dengan Rivaldi, bheby kamu duduk dengan Dinda, Annisa, kamu duduk dengan nonika, dan Olivia, aku bisa duduk di sebelah Andin."

Aku sedikit terkejut mendengar namaku di sebut. Kemudian aku mengarahkan pandangan ku. Mencari gadis bernama 'andin'
Saat aku sibuk mencari ada seorang gadis yang melambaikan tangan nya padaku. "Hey, kemari."

Aku berjalan ke arah nya, Dan tersenyum kaku.
"Kamu Andin?"

Ia mengangguk, "sekarang kita teman" ia mengulurkan tangan nya padaku. Aku kembali tersenyum dan menjabat tangan nya.

Aku kemudian duduk di sebelah nya. Kami duduk di barisan paling depan, sehingga guru terlihat sangat jelas, oh ayolah peluang ku untuk tidur di saat jam pelajaran seperti nya tidak akan bisa.







GflowsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang