30. hope not 1

12 8 0
                                    

Semenjak duduk di bangku sekolah menengah, sepertinya Olivia lebih memfokuskan diri pada drama. Mengikuti les tambahan drama, misalnya. Dua jam yang lalu atau tepat nya pada pukul tujuh malam kegiatan les sudah berakhir.

Karena memang tak ada tujuan lagi, Olivia memutuskan untuk segera kembali menuju apartemen. yang bagus nya terletak tak jauh dari tempat les drama nya, namun hari ini ia tak pulang sendiri. Ada aldhra yang entah bagaimana pemuda itu lagi lagi bisa bertemu dan ditempatkan pada tempat yang sama oleh Olivia. Sedikit terkejut saat menemukan aldhra juga mengikuti les drama, Olivia lantas berpikir seperti, wajar saja sih dia les drama, kan dia sangat menyukai drama.

Tidak ada yang aneh sih, tetapi entah lah. Seperti nya pemuda itu akan menjadi seorang aktor terkenal Lima tahun mendatang, bahkan mungkin wajah nya akan selalu muncul pada setiap siaran yang ada di televisi.

"Kau tidak di jemput?" Olivia sedikit terkesiap kala suara berat milik aldhra menyambangi kedua rungu nya. Walau beradu dengan suara kendaraan yang menderu sumbang, namun Olivia masih bisa mendengar dengan jelas suara pemuda yang berjalan beriringan tepat di sebelah nya.

"Tidak..apartemen ku tidak terlalu jauh dari sini, lagian orang tuaku ada rapat di kantor nya jadi tidak sempat menjemput ku." Jawab sang gadis dengan netra yang terfokus pada kendaraan yang tak habis habis nya berlalu lalang dengan kecepatan yang bervariasi.

"Wah.. Benarkah, kalau begitu.. Apa mau berjalan jalan sebentar? Apa kau tahu kafe yang letak nya tak jauh dari sini.. ada menu boba baru yang mereka buat, dan katanya itu sangat lezat." Aldhra kembali membuka suara, dengan kedua lengan yang dimasukkan ke dalam kantung celana jeans berwarna biru milik nya.

Olivia nampak menimbang tawaran aldhra, jika dipikir pikir, sekarang ia sedang butuh udara segar. Dan apa tadi yang dikatakan nya, boba? Oh ayolah bahkan gadis itu sudah lupa kapan terakhir kali ia membeli minuman manis itu.

"Benarkah? Dimana?" Jawab nya seraya menatap aldhra yang kini tengah tersenyum manis.

"Ayo.. Aku tunjukin jalan nya, sekalian ada yang mau aku omongin sama kamu." Tepat setelah itu aldhra menarik pergelangan tangan Olivia, menyebrang melewati zebra cross menuju seberang jalan.

***

"Sebenarnya.. Aku.. Aku suka sama kamu.. Via!"

Olivia memejam, merasakan sakit yang tiba tiba menyerang kepalanya saat perkataan aldhra di kafe tadi seolah berputar putar memenuhi benak nya.

Tidak, ini tidak bagus. Sebenarnya bukan ini yang ia inginkan. Ini salah!

"Via..?"

Suara di seberang sana membuat Olivia sedikit terperanjat.

"I.. Iya din.." Olivia tergagap dan kembali menempelkan benda pipih nan canggih tersebut ke telinga nya.

"Jadi gimana? Kamu nerima aldhra? Tapi gimana cerita nya sih aldhra bisa nembak kamu?" Dinda, gadis yang sekarang berada di Jepang itu terus bertanya, ia penasaran setengah mati. Apa yang telah terjadi setelah ia pergi. Apa dia ketingalan banyak sekali berita?

"Tidak! Untuk apa aku nerima dia, din.. Sekarang aku masih mau fokus sama sekolah." Jawab Olivia seraya merebahkan tubuh ke ranjang empuk miliknya, menatap langit langit yang di penuhi cahaya dari stiker bintang yang memenuhi langit langit kamar nya.

"Aku juga tidak tahu kenapa dia tiba tiba nyatain perasaan nya. Itu terlalu dadakan." Lanjut nya dan mencebikkan bibir, kecewa. Dengan memori yang kembali mengingat kejadian beberapa jam yang lalu.

GflowsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang