28. spring day

15 7 0
                                    

Sebab sebuah perpisahan bukanlah akhir Dari segalanya, perpisahan memang menyakitkan, namun..perpisahan mengajarkan kita makna mengikhlaskan dan menunggu, entah untuk seberapa lama.

~~~

Seperti hari hari biasanya, Jakarta yang selalu tampak padat lengkap dengan sinar matahari pagi yang menyapa awal untuk menjalani hari.

Suara roda roda kecil yang menggelinding menyeruak masuk ke dalam indera pendengaran. Langkah kaki terburu buru juga beberapa petugas bandara yang sedari tadi mengomando lewat mikrofon, perlahan orang orang yang berada di bandara menghilang satu persatu menuju penerbangan yang akan menghantar mereka pada tujuan.

Namun, di sebuah kursi panjang bandara terlihat lima gadis yang seolah enggan merelakan kepergian salah satu dari mereka.

Dinda, gadis itu hanya pasrah saat Andin merengek menyuruhnya untuk tetap bersama mereka.

"Jangan tinggalin kami Din, aku janji bakal lakuin apa aja asal kamu tetap tinggal." Keluh nya seraya mengayun lengan Dinda ke kanan dan ke kiri.

Dinda tersenyum tipis, menarik tubuh Andin lalu memeluknya erat. "Nanti aku janji kalo liburan bakal datang ke Jakarta, kalian tunggu aku,ya!" Ucap nya lirih di akhir kalimat.

Jujur saja Dinda sudah sangat ingin menangis kali ini, bahkan sudah terlihat jelas linangan di pelupuk mata gadis bernetra coklat terang itu. Namun ia menahan tangisnya, ia tak ingin membuat keempat sahabat nya tambah sedih karena kepergian nya. Bukan ini yang ia harapkan.

Lalu ia merogoh tas selempang berwarna coklat kesayangan nya, mengeluarkan kantung kantung kecil berjumlah empat buah seraya memberikan satu persatu kantung tersebut kepada keempat sahabat nya.

"Jaga ini.. Aku mau pas aku balik lagi ke sini, aku bakal liat ini di taman rumah kalian masing masing."

Sedangkan yang diberi kantung kecil misterius itu hanya bisa memandang bingung satu sama lain. Mereka tak mengerti apa yang dinda katakan, "ini apa?" Tanya Olivia seraya mengguncang guncang kantung berwarna hitam tersebut.

"Buka saja" Dinda tersenyum manis seraya mengisyaratkan untuk membuka benda berbentuk persegi itu. Langsung saja ke empat gadis tersebut bergegas membuka kantung mereka masing masing, lalu kembali memasang ekspresi bingung untuk kesekian kalinya.

"Benih?" Bheby mengerutkan dahinya.

"Iya.. Benih bunga matahari. Kalian tahu bunga matahari akan terlihat sangat bagus jika kalian tanam di pot dan meletakkan nya di luar jendela kamar, atau kalian juga bisa menanam nya di taman depan rumah." Jelas dinda.

"Tapi kenapa lo suruh kita tanam bunga matahari? Memang sudah ini kami mau jual bunga?"

Dinda terkekeh kecil saat mendengar keluhan annisa.
"Bukan begitu, apa kalian tahu.. Bunga matahari memiliki lambang kesetiaan, mereka sangat istimewa. Sama halnya dengan kalian, maka dari itu aku memberikan ini untuk kalian. Karena aku yakin persahabatan kita tidak akan pernah berakhir hanya karena ini, aku yakin ini akan segera berakhir dan kita akan kembali bersama sama lagi. Kalian inging menunggu ku kembali bukan?"

Sejemang keempat gadis yang sedari tadi mendengarkan penjelasan dinda terdiam. Mencoba mencerna sebelum akhirnya suara seseorang memecah keheningan yang terjadi di antara mereka.
"Dinda ayo sayang.. Pesawat kita akan segera berangkat."

GflowsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang