Terkadang takdir bisa dengan mudah nya mempertemukan orang orang yang kalian kasihi dalam suatu pertemuan, tak lupa takdir juga menghiasi suatu hubungan tersebut dengan rasa cinta juga kasih sayang. Mereka terus tumbuh dan besar seiring dengan berjalan nya waktu. Namun, mereka lupa. Terkadang takdir membuat sebuah perpisahan yang akan berujung pada sebuah akhir menuju perpisahan.
~ ~ ~
"Aku dan keluarga ku akan pindah keluar negeri tiga hari lagi."
Setelah mengetakan hal yang membuat para sahabat nya tercengang sekaligus tak percaya itu, suasana menjadi hening. Tak ada yang ingin membuka percakapan. Atau hanya sekedar meminum soft drink yang sudah tak dingin itu.
"Ck, udah lah din..ga lucu tau!" Annisa pada akhirnya membuka suara, sembari menepuk bahu Dinda hingga yang lain nya memberi tatapan yang tak dapat diartikan kepada Dinda dan Annisa.
"Aku serius.." Dinda melirih, pandangan mata nya tertuju pada bheby untuk beberapa detik. Sepertinya, bheby sudah lebih dulu tau akan apa yang ingin Dinda katakan tadi.
"Aku ga suka ya kamu main main, dinda..jangan pergi, aku traktir Boba deh!!" Andin memasang puppy face nya seraya menyatukan kedua telapak tangan nya di depan dada.
"Udahlah Din..ga usah sok dramatis gitu, gue percaya kalo Dinda ga bakal pergi kemana mana." Annisa menyela, matanya menatap tajam Dinda seakan mengisyaratkan jika ia sangat muak dengan situasi ini. Dia benci prank.
Tapi, tak ada yang akan berulang tahun di sini, jadi untuk apa acara prank ini? Bukan kah hanya akan menghabiskan waktu saja?
Olivia agaknya tak berani untuk mengeluarkan suaranya, ia masih diam dalam posisi duduk nya. Mencerna perkataan Dinda baik baik, sejujurnya ia tak percaya itu. Itu mustahil.
"Uhm gimana kalo besok sama lusa kita jalan jalan? Kita pergi seharian berlima aja, kita buat kenangan yang bakal aku inget kalo sudah jauh sama kalian nan—" "din..kamu bercanda kan?" Olivia menatap Dinda seraya menyipitkan bola matanya. Ia berharap jika Dinda akan segera tertawa dan mengatakan "jangan masang muka gitu dong! Kan prank nya jadi gagal." Namun, yang Olivia dapat hanya senyuman tipis dari bibir Dinda.
"Andaikan yang kamu bilang itu kenyataan, mungkin aku ga perlu ngomong gini."
Jadi, ini bukan prank?
Jadi Dinda benar benar akan pergi?
Pergi kemana?, Untuk apa?, Dan berapa lama?, Apa dia akan kembali lagi suatu hari nanti?***
Setelah perbincangan di kafe kemarin, akhirnya Olivia dan keempat teman nya memutuskan untuk berjalan jalan ke pantai.
Angin sore yang berhembus, berjalan bersama dengan eskrim yang menjadi pelengkap manis di sela obrolan ringan mereka. Hari ini nampaknya Dinda lebih banyak tersenyum atau bahkan tertawa hanya karena hal kecil yang tak begitu lucu. Ia menjadi sosok yang berbeda hari ini.
Setelah lelah menyusuri tepi pantai, mereka berlima memutuskan untuk beristirahat sejenak. duduk membentuk lingkaran kecil, dengan pasir putih pantai yang menjadi alas nya.
"Capek juga ya, padahal cuman jalan jalan doang." Annisa menghela nafas ketika bokong nya mendarat mulus pada pasir pantai.
"Sudah ini mau kemana lagi?" Tanya andin. "Gimana kalo ke taman?" Sela Dinda seraya menatap ke empat teman nya.
"Setuju!" Olivia mengacungkan jari jempol nya seraya tersenyum lebar. Ia sangat bersemangat hari ini.
Dan akhirnya setelah istirahat selama kurang lebih lima menit, dan bermain air di pinggir pantai, mereka pergi ke tempat tujuan selanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gflows
Teen Fiction[COMPLETED] "We will really be together again someday ... with enthusiasm ... and also meet our idol one day" Pertemuan yang tidak pernah ku duga dalam hidup ku. Memiliki empat orang sahabat, yang mengubah arah pandang dan kehidupan ku.. pertama san...