"Jika kau kembali membolos lagi, maka mama tidak akan memaafkan mu lagi, Olivia kau dengar mama!"
"Ma.. Aku tidak membolos, guru rapat hari ini dan kami dipersilahkan untuk pulang lebih awal."
"Tapi tadi mama mendapat panggilan dari wali kelas mu, katanya kau tidak ada di kelas. Jadi mama pulang untuk memastikan kau ada di rumah atau tidak."
Olivia menyugar rambut hitam nya, kembali memikirkan percakapan nya dengan sang ibu beberapa menit yang lalu, hanya mengatakan itu. Lalu wanita paruh baya itu kembali melenggang pergi meninggalkan apartemen dan presensi Olivia sendirian.
Rasanya Olivia ingin sekali menghubungi teman sekelas nya untuk bertanya apa yang sedang terjadi, namun. Siapa yang bisa ia andalkan sekarang? Bahkan ia tidak mempunyai satu kontak pun
teman perempuan di kelas nya. Bagaimana ia bisa bertanya?Aldhra? Oh ayolah, Olivia sudah menyerah untuk itu. dan mungkin menjauh adalah hal yang terbaik untuk mereka sekarang.
Lalu, netra bulat nya melirik ke arah jendela kamar nya. Hari sungguh cepat berlalu, hingga tak sadar cahaya matahari sore yang menembus masuk melalui jendela yang sengaja terbuka menjadi penghibur di sela sunyi sore ini.
Beranjak bangkit dari ranjang, Olivia berjalan pelan ke arah jendela, menemukan sebuah pot berisikan bunga matahari yang seolah tak akan pernah Layu, walau sudah mengalami banyak musim yang bisa saja mengancam kehidupan nya.
Olivia mengerjap pelan, benak nya kembali menyusun kepingan puzzle dari masa lalu nya, ia rindu. Rindu dengan semua hal yang pernah ia lewati sebelum ini. Rindu dengan semua kenangan yang telah ia dan sahabat nya ukir dan selalu dapat dengan mudah ia ingat walau, waktu telah membawa banyak perubahan.
Ia juga tidak sadar, kapan dirinya menjadi se pendiam seperti sekarang? Kenapa ia menjadi orang yang sulit untuk bersosialisasi. Kenapa ia tidak bisa menemukan titik kebahagiaan di tempat baru, kenapa ia seolah membangun tembok besar yang sangat sulit di hancurkan, atau bahkan melewatinya? Kenapa?, kenangan memang kejam. Kenangan selalu menghadirkan orang berharga, seolah olah mereka ada, seolah olah mereka terus saja bersamamu, walau fakta nya. Mereka sudah mempunyai kehidupan baru. Pergi bersama kenangan kenangan manis yang pernah terukir.
***
Sudah seminggu semenjak kejadian ia pergi ke kafe untuk menemui bheby, dan selama itu pula ancaman sang ibu seolah tidak pernah Olivia resapi sama sekali.
Gadis itu kini tengah menumpukan kepalanya pada meja belajar di dalam kamar nya, minat belajarnya semakin hilang saat rasa kantuk mulai merangkak naik dalam dirinya.
Namun rasa kantuk itu kemudian melebur saat pintu kamarnya dibuka secara paksa hingga menimbulkan suara keras yang membuat Olivia terkejut setengah mati.
"M.. Mama—" "Via! Apa kau tidak mendengar baik baik apa yang mama katakan waktu itu? Apa kau lupa? Sebenarnya ada apa sih dengan mu?"
Wanita paruh baya itu menyela dengan nada bicara yang tinggi hingga membuat pasang telinga akan berdenging sekaligus merinding.
Olivia mengerjap lambat, ia tak tau sama sekali maksud dari sang ibu.
"Kenapa diam saja, huh?!" Sang ibu kembali berteriak. Kini langkah nya mendekat pada sosok Olivia yang duduk dengan tubuh yang sudah gemetar.
"Ini.. Apa kau lihat ini?!" Sang ibu mengangkat beberapa lembar kertas, yang Olivia yakinini itu adalah kertas ulangan harian nya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Gflows
Ficção Adolescente[COMPLETED] "We will really be together again someday ... with enthusiasm ... and also meet our idol one day" Pertemuan yang tidak pernah ku duga dalam hidup ku. Memiliki empat orang sahabat, yang mengubah arah pandang dan kehidupan ku.. pertama san...