Siang bolong di hari Senin, dengan mata pelajaran bahasa Inggris menambah atmosfer kelas yang tadi nya panas menjadi seperti neraka. (Bagi yang tidak menyukai pelajar ini:v).
Hampir seluruh murid laki laki sudah mengipas dirinya sendiri dengan buku pelajaran yang sudah tidak berbentuk lagi. Ada juga yang diam diam tidur di belakang dan asyik mengobrol tanpa memperdulikan guru di depan dengan dua kancing seragam yang sudah terbuka seperti preman pasar.
Aku sedari tadi terus saja menggoyangkan kaki ku resah,enggigir bibir bawah ku, dan terus saja gelisah. Saat guru sedang menjelaskan pajarn di papan tulis.
"Yah kau kenapa? Kau baik baik saja?" Andin bertanya padaku dengan raut wajah khawatir.
"Uhm..sepertinya tidak, aku.. aku ingin buang air kecil" ucap ku sebelum kembali menggigit bibir bawah ku.
"Bodoh,cepat lah ke toilet sekarang, apa yang kau tunggu? Perlu kutemani?" Sambung nya.
"T..tidak usah, aku akan pergi sendiri." Ucap ku sebelum berdiri dari duduknya ku dan meminta izin.
Aku berlari dengan kecepatan max, untung saja karena sudah memasuki jam pelajaran, jadi tidak ada murid murid yang berada di luar kelas, apalagi koridor. Jadi aku dengan leluasa berlari tanpa ada yang menghalang halangi.
Setelah sampai di toilet aku langsung saja masuk ke sembarang bilik dan menutup untuk nya kasar."Huftt.. lega nya." Ucap ku setelah keluar dari bilik, menutup nya kembali dan menuju ke arah keran untuk mencuci tangan ku. Saat aku sedang mencuci tangan ku aku tidak sengaja mendengar sebuah percakapan dari salah satu bilik.
Sebenarnya aku tidak terlalu ingin tahu tentang percakapan apa itu, tetapi mendengar namaku di sebut. Aku jadi sedikit penasaran, dan sepertinya aku mengenal suara itu.
"Jadi bagaimana, apa kita harus menjauhi Olivia?"
"Uhm, kurasa.. aku sudah tidak ingin berteman dengan nya. Dia sepertinya sudah melupakan kita dan memilih teman barunya itu. Ck sialan!"
"Tapi,kenapa kita harus memusuhi nya. Kenapa tidak mengatakan yang sejujurnya nya saja padanya?"
"Memang apa guananya lagi? Dia juga sudah mencampakkan kita, bukan"
Aku mengepal kencang tanganku, berusaha mengontrol emosi yang memuncak ke kepala ku, yang kapan saja dapat meledak. 'ck..mengapa mereka jadi seperti ini, aku tidak pernah menyangka, mereka adalah teman lamaku. Tetapi bisa menjadi lawan dan menusukku dari belakang seperti sekarang.'
Aku langsung menutup keran air yang sedari tadi mengalir dan berjalan keluar toilet dengan tangan yang masih mengepal, kesal.
***
Aku segera duduk di tempat ku, setelah mendengar percakapan tadi, mood ku tiba tiba menjadi sangat buruk. Dan aku tidak mood untuk mengatakan sesuatu.
"Yah..kau baik baik saja?" Ucap Andin yang menyadari perubahan ekspresi ku.
Aku kemudian tersenyum kecil dan mengangguk, mencoba menjelaskan jika aku baik baik saja.
Setelah pelajaran bahasa Inggris selesai bel pun berbunyi menandakan waktu istirahat kedua.
Aku dan teman teman ku bergegas keluar kelas. Kami berencana pergi ke kafetaria untuk membeli minuman dingin karena cuaca nya sangat panas hati ini.
Saat berada di sana tatapan ku tak sengaja melihat ke arah dua orang yang sedari tadi membuat mood ku buruk.
Tangan ku kembali terkepal dengan mata tajam yang mengarah kepada merekaMereka menatap ku, dan kemudian memberikan senyuman manis kearahku. Aku memutar bola mataku malas.
"Via..kau tak apa, apa yang kau lihat?" Ucap Dinda saat melihat ku yang sedari tadi masih berdiri sedangkan mereka semua sudah duduk dengan tenang di bangku cafe.
Aku segara menatap Dinda, membuang tatapan tajam mu jauh jauh. "Eoh.. aku tak apa, oh ya aku keluar sebentar ada yang ingin ku beli." Ucap ku keluar dari kafetaria.
Aku berhenti tepat di depan dua orang Yang sedari tadi berjalan bersama. Merentangkan tanganku seolah menghadang, dan melemparkan tatapan tajam ku kepada mereka.
"V..via.. k..kamu kenapa??" Ucap Rina menatap terkejut dengan ucapan nya yang gugup.
"Kalian berdua, ikut aku sekarang!" Ucap ku dan melangkah di depan mereka, dapat ku rasakan mereka mengekori ku dari belakang dan berusaha menyetarakan langkah kaki kami.
Aku berhenti saat sudah berada di belakang sekolah. Di dekat bak sampah yang sebenar nya aku tidak tahan dengan aromanya. Tapi hanya tempat ini yang sepi dan sangat jarang di lalui banyak orang, jadi apa boleh buat.
Aku menyilang kan Keuda tangan ku di depan dada, tatapan ku masih sama seperti terakhir Ki aku melihat mereka. Mereka menatap ku heran, masih mencoba berpura pura.
"Jadi, apa yang ingin kalian jelaskan? Apa rencana kalian?"
Ucap ku to the point.
"Re..rencana apa yang kau maksud..??" Retty bertanya padaku, seperti tidak bersalah dengan wajah polos nya.
Aku tersenyum miring, menatap mata mereka dengan tatapan menusuk dan menyeringai.
"Ck..aku tahu rencana kalian, aku hanya ingin kalian jujur. Ayolah apa susah nya jujur jangan berbicara di belakang ku." Ucap ku panjanh lebar, sekarang emisi ku tidak bisa terkontrol dengan baik. Mataku memanas dan tangan ku terkepal kuat."V..via..apa maksud mu? Sadarlah." Ucap Rina yang mencoba menenangkan ku. Ia menyentuh bahu ku tapi dengan cepat aku menepis nya.
"Jangan berpura pura baik, aku tahu kalian merencanakan sesuatu untuk menjauhi ku dan akan memisahkan mu dari teman teman ku. Iya kan?" Sekali lagi aku tersenyum miring pada mereka.
Dapat kulihat ekspresi mereka berubah menjadi takut dan gugup. Mereka menatap secara bergantian dan akhir nya kembali menatap ku.
"V..via itu tidak seperti yang kau ba--""Cukup!!" Aku berteriak dan menutup mataku.
"Aku tidak percaya jika kalian akan berbuat ini padaku. Apa salahku, sehingga kalian ingin membenciku dan memusuhi ku? Kenapa kalian jadi sejahat ini?" Tanpa aku sadari air mataku keluar seiring dengan kata kata yang keluar dari bibir ku yang bergetar.
Pandangan ku mengabur karena air mata yang sudah menjadi kolam kecil di pelupuk mataku.
"K..kami hanya takut, hiks..kami hanya takut kau berubah, via!!" Aku mendengar suara jeritan dan isakan secara bersamaan. Itu dari retty. Ia menangis?
"Takut?? Untuk apa?? Apa karena aku lebih banyak menghabiskan waktu ku dengan teman baruku? Karena aku lebih sering bersama mereka dan jarang menghabiskan waktu dengan kalian??, Apa karena itu?" Tanya ku lagi.
"Kau benar, kenapa??" Kini Rina, ia menatap ku dengan tatapan nya yang sendu perlahan berubah menjadi tajam.
Aku melangkah maju satu langkah, mencoba mengontrol emosi ku dan tatapan yang tidak berubah.
"Jadi, aku ingin bertanya sesuatu.. kapan aku pernah mencampakkan kalian??"
KAMU SEDANG MEMBACA
Gflows
Fiksi Remaja[COMPLETED] "We will really be together again someday ... with enthusiasm ... and also meet our idol one day" Pertemuan yang tidak pernah ku duga dalam hidup ku. Memiliki empat orang sahabat, yang mengubah arah pandang dan kehidupan ku.. pertama san...