11. libur singkat

26 11 1
                                        

Aku mengaduk ice blend ku dengan malas. Menatap teman teman ku yang juga tampak tidak semangat hari ini.

"Jadi bagaimana sekarang, bagaimana dengan basecamp kita.." Andin membenamkan wajah nya di meja yang ada di hadapan nya.

"Huftt..apakah kita benar benar tidak akan mendapatkan kunci rooftop itu lagi?.." Dinda berucap.

"Brakk!!" Aku dan yang lainnya terkejut saat suara meja yang di gebrak oleh Annisa. Tak heran pengunjung cafe lainnya menatap ke arah kami.

"Yah.. kau gila?!" Ucap bheby kesal karena juga ikut terkejut.

"Apa yang kau lakukan!! Kau membuat telinga ku berdengung" ucap Andin, karena sedari tadi ia meletakkan telinga nya di meja.

"Jangan banyak bacot kalian, sekarang kita harus dapetin tuh kunci kalo mau basecamp kita balik lagi.."

Kami menatap secara bergantian. "Caranya?"

.

.

.

"Huhuu!, Aku tidak menyangka jika kita bisa mendapat kan kunci itu lagi.. aku sangat bahagia sekarang.." ucap Dinda dan berlari menuju pembatas rooftop.

"Ck, gue udah yakin jika cara yang tadi itu berhasil.." sambung Annisa dengan bangga.

"Tapi, bagaimana jika kita melanggar sekali lagi. Kita akan benar benar... Aishh aku sudah mulai takut untuk memikirkan itu.." ucap bheby dan kembali lesu, setelah mengucapkan kata kata nya.

"Jika itu terjadi, kita akan benar benar menjadi babu sekolah.." ucap ku dan kemudian bergidik ngeri.

"Kau benar! Kelulusan kita itu masih lama.. sekitar lima bukan lagi.." Andin memijat pelipisnya, seketika aku mengingat Kemabli behaimana kami membuat perjanjian extream ini di ruang guru beberapa menit yang lalu.

#flashback on

Kami berdiri sejajar. Dengan meja sebagai pembatas kami dengan seorang wanita yang berada di depan kami. Aku menggigit bibir bawah ku gugup. Entah punya nyawa berapa aku berani menghadap nya sekarang, walaupun aku bersama dengan teman teman ku. Masih saja aku merasa takut dan cemas.

"Jadi, apa yang ingin kalian bicarakan?" Ucap Bu selmi memecah keheningan.

"Uhmm.. begini Bu, kami...kami ingin... Kun--"

"Jika kalian menginginkan kunci rooftop itu kembali, maka ibu tidak akan memberikan nya kepada kalian.. " ucap Bu selmi memotong pembicaraan.

"T..tapi Bu, kami sangat membutuhkan itu.. kami..kami berjanji tidak akan membolos lagi.. kami berjanji!" Annisa berbicara seorang. Merubah posisi nya menjadi berlutut dengan kedua tangan di satukan dan mata tertutup, memohon. Kami juga melakukan hal yang sama, Walaupun aku tidak tahu apa yang akan terjadi setelah ini.

"Ibu tidak akan mudah percaya dengan perkataan kalian, bagaimana jika kalian melakukan hal yang sama Kemabli? Apa resiko nya?" Ucap Bu selmi

"Kami...kami berjanji akan membersihkan seluruh teolet dan lapangan setiap hari, hingga kami lulus dari sekolah ini..kami berjanji.." ucap Annisa. Aku dan yang lainnya terbelalak dengan ucapan yang ia lontarkan. Kami tidak tahu jika ini yang akan ia katakan, ia hanya mengatakan pada kami jika kita hanya perlu berlutut dan memohon.. tidak sampai membuat kita jadi pembantu baru di sekolah ini..

"Baiklah, seperti nya itu tawaran yang bagus..setidak nya kalian tidak akan berani untuk membolos karena kalian sudah tau, konsekuensi yang di katakan itu cukup berat, membersihkan seluruh toilet setiap hari. Dan lapangan sekolah yang luas ini..." Kemudian Bu selmi mengambil sesuatu dari laci meja nya. Kami melihat apa yang yang ia keluarkan. Dan itu kunci rooftop. Sekilas kami melihat bersama dan tersenyum kecil.

GflowsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang