5: Kesan pertama

7.8K 346 4
                                    

Karena merasa tidak ada pilihan lain akhirnya Tiara memanjat tembok pembatas pesantren yang lumayan tinggi. Namun usahanya sia-sia, Tiara dipergoki oleh Fauzan yang sedari tadi memperhatikan gerak gerik Tiara.  Bahkan sudah menunggunya di luar pesantren.

"Yes akhirnya gue  bisa bebas dari pak ustadz jutek itu," ucap Tiara merasa senang usahanya beehasil.

"Kamu mau kabur Tiara," suara seseorang terdengar dengan jelas dari arah sampingnya.

Tiara langsung melihat kearah pemilik suara tadi, ternyata suara itu adalah suara ustadz Fauzan yang memergoki Tiara.

"Mau  kemana kamu? kamu mau kabur dari pesantren, turun kamu " perintah Fauzan

"Iya gue  turun, tapi masalahnya gue nggak tau cara turunnya gimana," ucap  Tiara polos.

"Astagfirullah kamu gimana sih bisa naiknya tapi nggak bisa turunya," ujar Fauzan dengan wajah masamnya

"Iya  udah sih kalo nggak mau nolong mah, tapi nggak usah ngomel juga kali. Lagian jadi orang kaku banget," ucap Tiara membuat Fauzan semakin tidak habis pikir.

Fauzan hanya dapat mengelus dadanya sendiri, menahan kesabarannya menghadapi Tiara.

"Lho lagian salah kamu ngapain kamu kabur saya tau kamu tidak ingin ikut dalam hafalankan? Perempuan kok kelakuannya udah kaya laki-laki," omel Fauzan membuat Tiara semakin kesal.

Akhirnya Tiara turun dari tembok pembatas dan kini ia turun dengan perlahan lahan namun saat Tiara hendak turun pijakan Tiara terpeleset sampai akhirnya Tiara terjatuh. Tanpa diduga dan tanpa di sengaja posisi Tiara kini tepat berada didepan Fauzan dan posisi ia saat ini seperti orang yang tengah berpelukan. Aisyah yang melihat mereka berdua bahkan  melihat Fauzan yang sedang menatap Tiara terkejut dan langsung menyadarkan mereka berdua.

"Aa, Tiara kalian!"

"Astagfirullah,"  ucap Fauzan saat menyadari apa yang terjadi, untungnya  Tiara tidak sampai terjatuh saat Fauzan  tiba-tiba langsung melepas Tiara begitu saja.

"Aa sama Tiara ngapain disini? berduaan lagi nanti Aisyah  bilangin abi lho," ucap Aisyah yang aga sedikit mengancam

"Dek jangan mikir yang aneh-aneh, sudah lebih baik kalian kekelas sekarang ," perintah Fauzan yang masih aga sedikit kikuk karena perkataan adiknya tadi.

Fauzan pergi meninggalkan Tiara dan Aisyah tanpa mengucapkan salam bahkan terkesan jalan terburu-buru.

"Sabar Ra sabar, ini ujian lo," ucap Tiara sambil mengelus dadanya sendiri.

Kini mau tidak mau Tiara harus ikut dalam kelas menghafal dan saat Tiara berada di Masjid Tiara ikut duduk bersama temannya yang lain, baru saja Tiara duduk namanya sudah dipanggil  kini ia harus menyetorkan hafalannya.

"Tiara nadya putri kamu kedepan," panggil seseorang yang ada didepan.

"Buset baru juga duduk, nih orang kayanya punya dendam tersembunyi sama gue," batin Tiara sambil memicingkan matanya.

Kini posisi Tiara sudah berada dihadapan artinya Tiara siap melafalkan hafalan pertamanya. Surat yang kini Tiara lantunkan adalah Qur'an surat An-Nisa, beruntungnya Tiara sedikit sudah mengerti tanda baca hingga hukum tajwidnya meskipun hanya beberapa saja.

"Sodakallahulazim," Tiara mengakhiri bacaan mengajinya.

"Bacaan kamu lumayan lancar, tapi kamu harus rajin lagi belajar ya," ucap ustazah Anisah yang berada disamping Fauzan.

"Makasih,"  ucap Tiara sambil memberikan senyuman dan membuat Fauzan sedikit melihat kearah Tiara.

Kini waktu menunjukan pukul 19.10 yang berarti sudah masuk waktu isya dan seperti biasa semua orang yang ada dipesantren ikut solat berjamaah di Masjid pesantren.

"Abi...." teriak Aisyah yang membuat semua orang terkejut

"Kenapa? Ada apa Aisyah?" tanya Nur sambil mengelus kepala Aisyah yang terbalut hijab pink menambah cantik Aisyah.

"Abi  tau nggak tadi Aa sama–"  belum sempat Aisyah menyelesaikan kata-katanya Fauzan sudah mengalihkan pembicaraan.

"Abih dek sudah masuk waktu solat isya sebaiknya kita langsung ke Masjid," Fauzan mencoba mengalihkan pembicaraan.

***

Kini semua orang sedang berada dalam satu Masjid untuk solat berjamaah dan imam solatnya adalah Muhamad Fauzan alkafi.

Selesai solat tidak lupa ia memberikan ceramah dan saat Fauzan memberikan ceramahnya,  saat itu pula terlihat anisah sangat kagum pada sosok Fauzan.

"Ya Allah sungguh sosok lelaki idaman andai kelak calon imam ku seperti ustad Fauzan, pasti  aku akan menjadi wanita yang paling beruntung," batin Anisa.

Tidak hanya Anisa yang terlihat kagum bahkan Tiara juga merasa kan hal yang sama saat pertama kali bertemu.

"Nih ustadz lumayan juga kalo dilihat-lihat udah ganteng manis pinter juga, kayanya gue suka sama nih ustadz," batin Tiara

Aisyah yang sudah sampai rumah duluan memiliki kesempatan untuk menceritakan semua kejadian siang tadi tapi sebelum itu terjadi Fauzan mencegahnya dan menghentikan Aisyah.

"Dek tunggu dek, dek aa minta kamu jangan ceritakan kejadian tadi siang karena yang kamu liat tidak seperti apa yang ada di bayangan kamu,"jelas Fauzan kepada Aisyah

"Aa yakin kalau aa nggak suka sama Tiara?" tanya Aisyah dengan serius

Fauzan langsung menggeleng memdengar pertanyaan dari Aisyah

"Tapi tatapan aa tadi berkata lain," jelas Aisyah membuat Fauzan bingung

"Maksud kamu?" tanya Fuzan.

"Nanti  juga aa akan paham, Aisya nggak akan cerita ke umi atau pun abi kalo gitu Aisyah balik kepondok dulu. Assalamualaikum," ucap Aisyah

  🌻🌻🌻

Assalamualaikum semuanya, semoga kalian selalu dalam lindungan Allah swt. Amiin.

Happy reading semua semoga suka dengan cerita ini. Jangan lupa juga tinggalkan jejak kalian pada cerita ini.

Jangan lupa VOTE dan KOMEN

Cinta Dalam Doa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang