45: Maira Berulah

5.3K 264 17
                                    

Kini kebahagian begitu meliputi keluarga ustadz Fauzan, bahkan semua pengurus pesantren yang tahu akan kabar ini juga turut  memberi ucapan selamat pada Tiara dan juga ustadz Fauzan.

"Tiara," suara yang sangat Tiara kenali terdengar jelas oleh Tiara.

Ya, dia ustazah Anisa yang kini berada dihadapan Tiara. Tiara sebenarnya malas untuk bertemu satu ustazah ini saat mengingat dimana ustazah Anisa sangat menginginkan ustadz Fauzan.

Ustazah Anisa tersenyum pada Tiara.

"Saya sudah mendengar kabar baik itu, saya turut bahagia Tiara," ucap ustazah Anisa.

"Baguslah kalau ustazah sudah mengetahuinya," balas Tiara.

"Jadi ustazah semakin tidak memiliki celah, untuk bisa dekat apa lagi sampai berniat memiliki ustadz Fauzan," ucap Tiara penuh penekanan.

"Astagfirullahalazim Tiara, saya sama sekali tidak memiliki niatan seperti itu, dulu memang saya sangat marah dengan keadaan saat itu, tapi sekarang saya sudah menerima dan mengikhlaskanya," jelas ustazah Anisa.

"Hahaha, ustazah pikir Tiara akan percaya gitu aja? Gak ustazah, semoga aja ucapan ustazah benar," ujar Tiara yang langsung pergi.

•••

"Sayang," ucap ustadz Fauzan saat akhirnya bertemu Tiara.

Ustadz Fauzan langsung menyuruhnya duduk disampingnya. Tiara merasa aneh dengan sikap suaminya hari ini.

Ustadz Fauzan tersenyum lembut pada Tiara.

"U--ustadz kenapa?" tanya Tiara takut suaminya ini kesambet.

"Ustadz nggak kesambet kan," ucap Tiara.

"Jangan sembarangan kalau ngomong," ucap ustadz Fauzan sambil mencubit grmas hidung Tiara.

"Ck kasar! Kalau hidung Tiara copot gimana? Ustadz mau punya istri gak ada hidungnya," kesal Tiara.

"Biarin," balas ustadz Fauzan.

"Sakit sayang," ucap ustadz Fauzan sambil mengucap pinggangnya. Yang tadi sempat Tiara cubit.

"Biarin," balas Tiara meniru ucapan suaminya tadi.

Cup!

Ustadz Fauzan mencium kening dan pipi Tiara.

"Ishh nggak usah cium cium Tiara, nggak usah peluk peluk Tiara. Tiara lagi kesel sama ustadz," ucap Tiara memasang wajah juteknya.

Cup!

"Ishh ustadz udah Tiara bilang Tiara lagi kesal ustadz!"

Ustadz Fauzan menundukan kepalanya, mengelus perut Tiara yang saat ini masih rata.

"Umi mu galak na, nanti kalau sudah lahir, jangan galak-galak seperti umi mu ya," adu ustadz Fauzan pada calon anaknya.

"Tapi kamu harus tau, kalau Abi sangat mencintai umi mu ini, jaga umi ya nak, baik baik disana, abi dan umi menunggu kehadiran mu," ucap ustadz Fauzan yang langsung membuat Tiara tersenyum mendengarnya.

Cinta Dalam Doa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang