15 : Keputusan terberat

6.7K 288 5
                                    

Tiara memejamkan matanya bahkan sambil berusaha fokus mengingat hafalannya saat ini, tidak seperti santriwati lainnya yang mrnghafal sambil dilantunkan, Tiara lebih memilih menghafal dalam hati karena berfikir akan lebih cepat hafal.

Tiara membuka matanya bahkan nampak wajah prustasi diperlihatkan oleh Tiara.

Tiara menghembuskan nafas kasar. "Astagfirullah kenapa lupa terus sih."

Tiara kembali berusaha fokus, manarik nafas dalam-dalam dan kembali mengingat hafalan yang sudah Tiara hafalkan.

Tapi tunggu, sesuatu muncul dalam otak Tiara, mungkin kalau Tiara pergi ketempat ternyaman di pesantren ini.

"Kenapa nggak disana aja," ucap Tiara.

***
Tiara sampai ditempat ternyaman menurutnya, salah satu tempat yang menjadi favorit Tiara dipesanten. Tepi Danau yang tidak terlalu banyak orang mendatanginya.

Tiara duduk dipondok yang tepat menghadap Danau, hembusan angin yang mengenainya dibiarkan begitu saja, sesekali Tiara menghirup udara bebas yang ada disana bahkan tanpa terasa senyuman terukir diwajah Tiara.

"Oke Tiara, bissmillah kamu bisa hafal semuanya." Tiara kembali menghafal ayat Al-Qur'an.

Sementara itu tanpa sepengetahuan Tiara orangtua nya kini dalam perjalan menuju kepondok pesantren, menengok keadaan Tiara, cukup lama mereka tidak bertemu dengan Tiara.

"Mas, menurut kamu, Tiara senang gak kalau kita tengong mendadak gini?" Tanya Diana.

Herman tersenyum atas pertanya tadi.

"Aku yakin Tiara pasti senang, aku harap Tiara sudah berubah sekarang," ujar Herman penuh harap.

Tidak hanya kedua orangtuanya saja yang akan datang untuk menengok Tiara, tapi Galang juga ikut bersama mereka.

"Galang penasaran, pah gimana penampilan Tiara sekarang," ucap Galang.

Tiara masih terus berusaha untuk menghafal ayat demi ayat dalam Al-Qur'an berkali-kali Tiara lupa saat itu lah keinginan Tiara untuk bisa Hafal semakin kuat.

"Assalamualaikum Ustadz," ucap salah satu santri.

"Waalaikumsalam," balas Fauzan kembali melanjutkan tujuannya.

Hari ini sebenarnya Fauzan ada tugas untuk mengajar santri di salah satu kelas. Tapi Fauzan meminta untuk digantikan karena merasa kurang enak badan, memilih untuk beristirahat di ndalem.

Fauzan sedikit menyandarkan tubuhnya dikursi yang ada. Sambil berusaha memejamkan matanya.

***

Tiara berjalan agak cepat saat ini, bahkan tidak henti-hentinya senyum Tiara terlihat diwajahnya. Menambah cantik Tiara.

Salah satu santri memberitahu Tiara kalau hari ini semua keluarganya datang untuk menengok Tiara, terutama Galang meskipun kadang ngeselin, toh rasa kanget tetap ada.

"Assalamualaikum," ucap Tiara.

Dan dijawab oleh semua orang termasuk kedua orangtua Tiara.

"Papa Mama," ujar Tiara yang langsung memeluk dua orang yang sangat ia rindukan.

Diana mengelus kepala Tiara yang kini terbalut hijab, bahkan Diana begitu senang melihat perubahan penampilan Tiara yang sekarang. Jauh lebih baik.

"Gimana kabar kamu sayang? Kamu betah kan disini?" Tanya Diana. Dibalas anggukan Tiara.

Sungguh rasa ingin Tiara menghentikan waktu saat ini, meluapkan keluh kesahnya selama berada dipesantren jauh dari kedua orang tua. Belum lagi Tiara sangat ingin berbicara tentang beberapa kejadian yang kurang mengenakan, bahkan hukuman yang seharusnya tidak Tiara dapatkan.

Cinta Dalam Doa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang