Kini semua santriwati berkumpul didepan Asrama yang Tiara tempati, bahkan beberapa dari santriwati itu terus mengatakan hal tidak baik untuk Tiara dengar.
Satu persatu tas milik Aisyah, Syafa dan juga Tiara digeledah mencari barang yang dimaksud salah satu santriwati tersebut. Tidak ada raut wajah panik atau pun cemas yang diperlihatkan Tiara karena menurutnya tidak ada apa pun didalam tas miliknya kecuali buku-buku dan alat tulis lainnya. Sampai akhirnya wajah Tiara berubah tegang melihat dua jam tangan dan juga uang saku milik santri lain ada dalam tas miliknya.
"Tiara kamu mencuri?"tanya ustazah Anisa tidak mempercayai apa yang dilihatnya.
"Nggak ustazah, semua fitnah mana mungkin Tiara mencuri milik orang lain," bantah Tiara.
Syafa menatap kearah Tiara, sementara Tiara berusaha meyakinkan Syafa kalau semua yang terjadi tidak benar.
"Aku nggak mencuri. Fa," ucap Tiara.
"Alah mana ada maling, yang mau mengaku ustazah. Meskipun ada penjara akan penuh," ujar salah satu santri.
"Sudah barang bukti ini sudah jelas, Tiara kamu harus mendapat hukuman atas perbuatan tidak terpuji kamu, kamu tahu kan kalau mencuri itu perbuatan tidak baik,"
Berkali-kali Tiara mencoba menjelaskan kalau dirinya tidak bersalah, tapi semua usahanya sia-sia saja tidak ada yang mempercayai nya karena mereka semua hanya melihat barang bukti yang ada didalam tas milik Tiara.
Ya Allah ujian apa lagi yang engkau berikan ini.
Mamah Tiara rindu mama.
Tiara ditarik kalapangan dilihat banyak orang yang kebetulan juga sedang melintas disana.
Dikalungkan sebuah papatulisan yang terbuat dari kardus dengan tulisan 'Saya telah mencuri uang santri lain' banyak mata yang menyoroti Tiara dengan tatapan tidak senang bahkan beberapa juga ada yang sampai membicarakannya."Maafin aku Ra, aku nggak bisa bantu kamu," batin Syafa melihat Tiara tidak tega.
"Jika ini karena ujian mu, hamba ihklas ya Allah. Tolong tunjukan kebenarannya pada mereka semua," batin Tiara.
Kini semua orang sudah pergi meninggalkan Tiara sendirian berdiri dilapangan, rasa ingin marah terhadap yang memfitnahnya begitu besar tapi Tiara juga tahu lebih baik memaafkan dari pada harus melibatkan dendam didalamnya.
***
Kini sore harinya kedua teman Tiara tidak menemukan keberadaan Tiara dimana pun bahkan dikantin juga tidak dapat menemukan keberadaan Tiara.
Brugh!
"Astagfirullah,"
Melihat buku yang terjatuh berantakan dilantai Aisyah langsung kembali merapihkan buku-buku itu memberikannya kembali pada seseorang yang sudah Aisyah tabrak tanpa sengaja tadi.
"Maaf ya A, Aisyah nggak fokus," ujar Aisyah.
"Kenapa sampai tidak fokus seperti itu, bahaya kalau kamu berjalan dengan pikiran kamu yang kosong seperti itu. Bisa-bisa kamu jatuh nanti," ucap Fauzan mengingatkan Aisyah untuk tetap fokus.
"Iya maaf A. Soalnya pikiran Aisyah fokus sama Tiara yang belum kembali semenjak hukumannya selesai," balas Aisyah.
"Tiara? Hukuman maksud kamu?"tanya Fauzan yang tidak mengetahui masalahnya.
Aisyah menjelaskan tentang kejadian hari ini, bahkan secara detail Aisyah menceritakannya.
"Coba kamu cari ketempat yang biasa kalian datangi kepesantren ini mungkin Tiara ada disana," ujar Fauzan.
"Sudah A tapi tetap tidak ada, iya udah Aisyah mau lanjut cari lagi kalau Aa lihat kasih tau Aisyah ya. Assalamualaikum,"
"Waalaikumsalam," balas Fauzan.
Mengingat ucapan Aisyah yang tidak menemukan Tiara ditempat yang biasa mereka datangi dipesantren. Fauzan teringat sesuatu mungkin saja Tiara berada disana saat ini.
"Aisyah tunggu," Fauzan langsung menghentikan Aisyah, Fauzan melangkahkan kakinya medekat kearah Aisyah.
"Dek, coba kamu cari Tiara di danau mungkin dia disana," ujar Fauzan memberitahu Aisyah.
Aisyah tidak percaya begitu saja mendengar perkataan Fauzan karena Tiara masih tergolong santri baru dipesantren ini, dan belum terlalu tahu tentang pesantren ataupun keberadaan danau dipesantren ini.
"Kalau Tiara tidak ada disana bagamana?"
"Dek, coba saja mungkin dia disana, kamu nggak akan tahu kalau tidak mencarinya kan?"
Akhirnya Aisyah mengikuti ucapan Fauzan mencari Tiara ditempat yang tidak banyak santri datangi. Sampai di danau Aisyah melihat perempuan yang menggunakan hijab dan juga gamis sama seperti yang Tiara kenaka.
"Tiara," panggil Aisyah.
Mendengar namanya dipanggil Tiara langsung menoleh kearah sumber suara melihat Aisyah berdiri tepat dibelakangnya.
Tiara kembali menyekat airmatanya agar Aisyah tidak melihat Tiara menangis.
"Ternyata kamu disini, kenapa kamu nggak ajak aku atau Syafa kita cemas cari kamu Tiara," ujar Aisyah bernafas lega bisa menemui Tiara.
"Maaf, maaf udah buat kamu sama Syafa jadi cemas karena aku, aku cuma lagi ingin sendiri Syah aku harap kamu ngerti,"
"Lagian kamu kenapa harus cemas saat aku nggak ada diasrama, orangtua aku aja nggak perduli atas apa yang aku alami hari ini," ujar Aisyah.
"Ya Allah Ra, sadar kamu ada disini karena seizin Allah, justru orangtua kamu perduli dan sayang sama kamu," ucap Aisyah.
"Kalau mereka memang sayang dan perduli sama aku kenapa mereka, kirim aku kepesantren aku nggak suka ada disini aku nggak suka Syah,"
"Ra, Allah tahu yang terbaik untuk kamu mungkin saat ini kamu merasa terasingkan dari keluarga kamu, tapi percayalah akan ada hikmah besar dihari depan nanti," Aisyah berusaha meyakinkan Tiara untuk tidak membenci kedua orang tuanya.
"Karena Allah tau yang terbaik umatnya, kamu harus sabar karena hanya itu kunci satu-satunya saat ini."
Happy reading semua semoga suka dengan part ini.
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian dengan cara mem vote dan juga komen yaaa....
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dalam Doa
Teen FictionMengisahkan perjalanan cinta antara seorang anak kiyai pemilik pesantren bernama Muhamad Fauzan alkafi, dengan seorang perempuan badgril bernama Tiara nadya putri tapi perjalanan cinta mereka memiliki banyak rintangan #3-Hijra (30-03-22) #10-anak m...