BAB 5

10.2K 380 11
                                    

Cerita kali ini bener-bener penuh misteri. Tapi tetep uwu kok😍
Selamat membaca dan jangan lupa vote & comment nya ya!!!

••••

-Finneas's POV

Sudah hampir dua jam aku berkutat di layar laptopku mencari tahu tentang seluk beluk keluarga Ronnie Claire yang akhir-akhir ini mulai kucurigai. Sebelum Jo memberitahuku soal perbincangan Ronnie dengan pria bernama Chris, aku sudah lebih dulu mendapatkan laporan dari FBI bahwasannya Chris musuh bebuyutanku itu bekerjasama dengan wanita berinisial "V" untuk memata-mataiku seputar bisnis minuman alkohol yang belum lama kurintis. Dan kini aku semakin yakin kalau wanita yang berinisial "V" itu tidak lain adalah Veronica. Atau lebih dikenal dengan sapaan Ronnie, kekasihku sendiri.

Chris adalah seorang mafia besar yang desas-desusnya sedang menjalani bisnis perdagangan senjata, prostitusi, serta perdagangan narkoba yang dikamuflase menjadi permen. Namun saat diwawancarai media, pria itu kerap kali membantah semua dugaan kriminal tentangnya dan menegaskan dia hanyalah murni seorang pengusaha yang berinvestasi di Real Estate New York yang sekarang mempunyai sebagian besar properti di Manhattan.

Pria itu memang seorang yang mempunyai kekuatan besar untuk menutupi bisnis gelapnya tersebut. Selain itu, aku yakin sekali kalau dia adalah dalang dari kematian ayahku. Ayahku mati ditembak saat dalam perjalan menuju luar kota. Begitu saat keluarga Dorton dalam masa kejayaan penuh, kami justru dikelilingi begitu banyak ancaman dan bahaya. Dan setelah kucari tahu, ternyata ayahku dulu sempat menjadi rekan ayahnya Chris, yaitu Robert Anderson. Ayahku diduga berkhianat karena memutuskan kerjasama mereka. Padahal alasan terbesar ayahku memilih mundur adalah karena Robert mulai berkecimpung dalam bisnis narkoba. Sampai-sampai mengorbankan sebagian besar anak-anak dibawah umur demi kepentingan pribadinya. Padahal kenyataannya, justru Roberts lah yang pengkhianat di sini karena telah melanggar etika mafia dengan membunuh para bos lain agar dapat berkuasa sepenuhnya. Tidak berhenti sampai kematian ayahku, sepertinya sekarang akulah yang akan menjadi incaran mereka selanjutnya.

Aku melepas kacamataku dan beralih pada sebuah berkas yang harus kuberikan siang ini pada seseorang. Setelah semuanya kupastikan lengkap, aku bergegas menuju mobilku dan pergi untuk menemui Ronnie lebih dahulu sesuai janjiku.

Sepanjang perjalanan aku masih terus memikirkan bagaimana caraku memutuskan Ronnie dengan memanfaatkan Jo sebagai alasanku. Ini memang sulit dan terdengar sangat brengsek. Tetapi yang kurasakan selama bersamanya adalah aku memang tidak pernah mencintainya selain hanya sebatas tempatku menyalurkan gairah seks saja. Sebab, semenjak kepergian Evelyn, hatiku rasanya kaku seperti tembok baja, sulit menerima dan menghancurkan pertahanan hatiku untuk mencintai orang lain selain Evelyn. Dan aku hanya berharap ini akan berjalan baik sesuai dengan rencanaku.

Baru beberapa detik lalu aku menekan bel kamar apartemennya, wanita itu langsung keluar dan menyambutku dengan sebuah kecupan singkat di bibirku. Ternyata dia memang sudah menanti kedatanganku sehingga bertingkah sebegitu bahagianya melihatku. Aku lantas melangkah masuk dan duduk di sofa sebelum mengutarakan maksud kedatanganku kemari.

Masih belum kutemukan alasan dibalik rencananya dengan Chris, tetapi aku mencium adanya hubungan gelap diantara mereka berdua dengan suatu hal besar yang tentunya Chris janjikan padanya. Tipikal wanita matre seperti Ronnie pastinya dengan mudah tergiur, sampai-sampai dia berani bermain di belakangku demi memuluskan rencana busuknya.

Uang mengubah segalanya. Itulah yang dapat kubaca dari luar maupun dalam diri Ronnie. Selama ini aku memberikan segalanya yang wanita itu inginkan, bahkan sampai tempat tinggal di apartemen ini. Sekarang yang bodoh itu, aku atau dia? Ya ... tentu saja menurutku itu bukan definisi bodoh yang sesungguhnya, melainkan aku memanglah pria yang royal.

The Billionaire's DarlingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang