BAB 38

3.8K 169 5
                                    

Kasih vote dan komennya dulu, okey???

Btw tadi part ini sempat ga sengaja ke update. Karena kepencet huhu😢 padahal masih setengah.

Tapi ini udah selesai kok🤗

So, selamat membaca💖💖💖

••••

Jangan tanya dimana aku mendapatkan pakaian lengkap ini, sebab Louis tadi malam menyempatkan untuk membelikan beberapa pakaian untuk mengganti gaunku yang basah sebelum menuju penthouse-nya. Seperti beberapa kaus santai dan juga celana jeans. Aku sungguh berterima kasih sebanyak-banyaknya padanya karena sudah memfasilitasi keadaanku yang kabur dari rumah tanpa ada persiapan. Yah, benar-benar memalukan.

Setelah memasukkan gaunku yang masih basah beserta clutch-ku ke dalam kantung plastik, akupun langsung bergegas dari kamar untuk mencari Louis.

"Louis??" Aku memanggilnya saat berjalan menuruni anak tangga. Karena aku tahu tidak ada seorangpun di sini selain aku dan dirinya, akupun kembali memanggilnya dengan suara yang lebih keras.

"Louis? Aku udah selesai. Kau dimana??"

Tak kunjung mendengarkan jawaban, akupun terus berjalan sembari mengamati seisi interior penthouse-nya yang begitu luar biasa. Ini adalah pertama kalinya aku melihat ruangan ini dengan leluasa dan juga teliti. Aku bahkan tidak tahu jika tempat ini ternyata begitu luas. Bagiku tempat ini terlalu berlebihan untuk ditinggali seorang diri. Kenapa Louis tidak menikah saja? Hitung-hitung untuk menambah anggota agar di penthouse-nya tidak terlalu sunyi. Akan sangat mubazir jika tempat ini hanya dipakai untuk memejamkan mata saja. Karena dari cerita yang kudengar darinya waktu itu, ia justru lebih sering menghabiskan waktunya di luar ketimbang di penthouse-nya.

Sampai pada akhirnya langkahku terhenti tepat di depan pintu bercat putih yang sepertinya ruangan itu adalah sebuah kamar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sampai pada akhirnya langkahku terhenti tepat di depan pintu bercat putih yang sepertinya ruangan itu adalah sebuah kamar. Sebelah tanganku langsung memegang handle pintu—mengayunkannya ke bawah hingga pintunya terbuka. Aku cukup terjut karena ruangan ini ternyata tidak dikunci.

Kulihat tidak ada orang di dalam, akhirnya aku memberanikan diri untuk melangkah masuk kemudian menutup pintunya kembali. Sesuai dugaanku, ruangan ini memanglah kamar. Dan aku yakin sekali ini pastilah kamar Louis.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Billionaire's DarlingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang