BAB 34

3.5K 176 21
                                    

-Josephine's POV

Belum sampai setengah aku membacakan dongeng berjudul Three Little Pigs karya James Orchard Halliwell-Phillips kepada Will, kudengar suara dengkuran kecil yang tak lain adalah berasal dari mulut anak itu. Selama beberapa hari belakangan ini, Will tampak senang mendengarkan dongeng sebelum tidur siang. Jika sebelumnya ia cenderung mengutamakan menonton kartun sebagai penghantar tidur, akan tetapi sekarang ia lebih suka dongeng yang kuceritakan dengan pembawaan yang sungguh dramatis. Sungguh suatu kemajuan yang sangat baik.

Aku menaikkan selimut yang menutupi kakinya hingga ke dada, sebelum akhirnya turun dari tempat tidur dan pergi ke dapur untuk makan siang. Ralat, maksudku makan siang yang kedua kalinya. Semoga saja pelayan disini tidak akan mencurigai gerak gerikku yang mulai agak rakus sekarang.

Syukurlah masih ada satu potong sandwich yang tersisa di lemari dapur. Jadi aku tidak perlu repot-repot memasak makanan untuk mengganjal perutku disaat-saat mendadak seperti ini.

"Wah ... wah ... kau tampaknya kelaparan sekali, ya?" Baru saja hendak menyuapkan sandwich tadi ke mulutku, suara milik Alice berhasil membuatku tersentak hingga mataku melotot.

"Ya Tuhan ... kenapa kau selalu mengagetkanku?!" Aku memutar bola mataku. Dan untungnya itu hanyalah Alice. Jadi aku tidak perlu khawatir dengan apapun tanggapannya.

"Hei ... aku ada berita baik untukmu. Kau sudah siap??" Katanya penuh antusiasme.

Tentu saja, Alice bagaikan burung pembawa kabar bagiku. Setiap kali aku bertemu dengannya, pasti saja ada kabar hangat yang ia bawakan. Dan tentu saja itu pasti seputar Finn.

"Berhentilah memberikanku harapan palsu, Alice. Aku tidak mau mendengar apapun lagi jika kau akan membicarakan soal Finn yang akan melamarku. Itu sangat mustahil untuk sekarang," cetusku memperingatkannya.

Wanita itu menghembuskan napas panjang sebelum akhirnya duduk di depanku. "Untuk yang kali ini aku jamin sekali informasi yang kudapatkan sangatlah akurat! Bersiap-siaplah karena kabar ini akan membuatmu sedikit histeris."

Aku masih memandangnya dengan saksama. Entah mengapa aku begitu tegang menanti ucapannya.

"Tuan Finn telah mempersiapkan acara pertunangan kalian di restoran miliknya malam ini!"

"Malam ini??" Teriakku spontanitas. Jantungku benar-benar melompat mendengarnya.

Lekas-lekas Alice mengganjal mulutku dengan sisa sandwich yang masih kupegang.

"Kecilkan suaramu!" Bisiknya sambil melirik kesana kemari berharap tidak ada orang yang lewat.

"Kau ... tahu darimana?" Aku lanjut bertanya dengan mulut yang masih penuh dengan roti sandwich.

"Tadi pagi aku tidak sengaja mendengar percakapannya dengan seseorang di telepon. Kebetulan pintu kamarnya sedang terbuka, jadi aku bisa dengan jelas mendengarnya."

"Terus, apa yang dikatakannya?"

"Dia menyuruh orang yang diteleponnya itu untuk mengecek hasil dekorasi serta menyiapkan beberapa pengawal untuk acara pertunangannya nanti malam. Dia juga menyuruhnya untuk mengambilkan pesanan buket mawar dengan atas nama Josephine. Apa itu belum juga membuatmu yakin??"

Jantungku semakin berdetak melebihi batas normal sekarang. Aku tidak menyangka Finn benar-benar merahasiakan pertunangan kami dengan sangat sempurna hingga aku bahkan tidak sedikitpun mengetahui gerak geriknya yang telah mempersiapkan semua ini. Rasanya aku ingin menangis dan melompat kegirangan secara bersamaan!

"Walaupun aku kecewa karena kau telah membocorkan lagi kejutan besar untukku nantinya, tapi aku sangat bahagia walau hanya mendengar lewat ceritamu. Astaga ... aku benar-benar tidak sabar!" Ucapku dengan mata yang berbinar.

The Billionaire's DarlingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang