Tentu saja aku bahagia luar biasa. Wanita mana yang tidak merasa sangat istimewa bisa makan malam bersama pria yang begitu ia cintai di tempat yang begitu elegan dan berkelas, di naungi oleh alunan musik yang romantis, dan semua makanan yang dihidangkan juga beraneka macam, dengan kualitas rasa yang tentunya tidak perlu diragukan lagi. Ini bahkan melebihi restoran bintang lima. Dan harganya juga ... sudah pasti lebih fantastis dari restoran berbintang pada umumnya.
Finn menyesap sampanye-nya terlebih dahulu sebelum memulai menyantap appetizer yang disajikan. Sikapnya yang tidak bisa lepas dari minuman alkohol itu sudah menjadi suatu kewajaran bagiku.
"Wanna try?" Ucapnya menawariku setelah menuangkan sampanye tadi ke gelas kaca berkaki di hadapannya.
Aku menggeleng pelan sambil tersenyum padanya. "Kau sudah tahu jawabannya." Dari bawah, tanganku kembali bergerak mengusap perutku. Tentu saja mulai sekarang aku tidak akan meminum alkohol walaupun setetes jika ingin nasib bayiku baik-baik saja.
Lagi-lagi, aku terbayang dengan ucapan Alice. Bahkan sampai detik ini, Finn belum juga menunjukkan tanda-tanda akan melamarku. Alice benar-benar menyebalkan! Coba saja dia tidak memberitahuku soal itu, pastinya aku tidak akan menghabiskan waktu untuk memikirkannya siang dan malam.
Bahkan, jika dia ingin melamarku malam ini juga, rasanya aku sudah sangat siap. Apalagi ... melihat suasananya yang seperti ini benar-benar sangat cocok dan mendukung.
"Kau sedang memikirkan apa?" Finn bertanya di tengah-tengah lamunanku.
"Aku?" Mataku langsung mengerjap cepat karena tersentak mendengar pertanyaannya. "Aku hanya ... masih tidak habis pikir kau telah mempersiapkan semua ini untukku. Kau bahkan baru saja pulang dari luar kota. Pasti ... lelah sekali, bukan?" Kataku sedikit beralasan.
Dia meletakkan kembali gelasnya ke atas meja setelah menyesapnya dengan sekali teguk. Kemudian sebelah tangannya bergerak untuk menarik jemariku dan mengecup puncaknya sekilas. Meskipun kami pernah melakukan hal yang lebih dari ini, akan tetapi untuk yang satu ini rasanya hatiku jauh lebih berbunga-bunga saat melihatnya berubah drastis menjadi pria yang sangat romantis malam ini.
"Kau terlalu banyak berpikir, Sayang."
Kau tahu, selama ini aku selalu sibuk dengan pekerjaanku. Biarkan malam ini aku membalasnya walau tidak seberapa."Aku menelan ludahku dengan keras. Tidak seberapa katanya?? Aku baru menyadari betapa hinanya menjadi orang miskin sepertiku. Baiklah, lagipula semua ini pasti hanya akan menguras satu persen dari sembilan puluh sembilan persen kekayaannya.
Jadi, kau tidak perlu terkejut, Jo ...
"Ya, kau bahkan sudah membalasnya dengan sangat istimewa." Dan aku tertawa.
"Josephine ..."
"Ya? Kenapa?"
"Berjanjilah padaku."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Billionaire's Darling
RomanceJosephine Clarke, seorang mahasiswi tingkat dua yang merangkap sebagai kakak juga ibu bagi adiknya yaitu Bily Clarke. Kehidupannya tidak berjalan mulus saat keputusannya meninggalkan Nashville untuk melanjutkan pendidikannya di New York University...