Aku mengikuti langkah ayahku ke teras depan dan meninggalkan Finn bersama Nicolette di ruang tengah. Meski aku yakin sekali Finn tidak akan memedulikan anak itu, setidaknya ia tidak akan sendirian disana hanya untuk menungguku sampai selesai berbicara dengan ayahku. Udara di luar semakin dingin, hingga aku membuka lipatan lengan bajuku yang tadi kugulung hingga siku, sambil berjalan ke kursi yang ada disana.
"Aku hanya ingin katakan padamu untuk tidak lagi berhubungan dengan pria itu," kata ayahku langsung ke inti dan itu kedengarannya seperti sebuah peringatan keras. Aku langsung menyisipkan rambutku ke belakang telinga, barangkali pendengaranku tadi kurang jelas.
"Maksudmu Finn?" Tanyaku sambil tersenyum pahit. Aku menggelengkan kepalaku, menghalau permintaan konyolnya yang terkesan seperti mengaturku.
Ayahku mulai membakar ujung rokoknya hingga asapnya kini menyeruak ke dalam hidungku. Kebiasaannya dari dulu belum juga berubah. "Ya, jadi siapa lagi? Hanya dia kekasihmu, kan?"
"Tapi kenapa???" Aku bertanya lagi karena penasaran serta tak terima. Aku baru saja bertemu dengannya setelah sekian lama dan dia sudah berani mengatur hidupku. Benar-benar keterlaluan!
"Okay, jika dia berbicara sedikit ketus padamu, aku sungguh meminta maaf atas dirinya. Dan kau harus tahu Ayah, kau tidak berhak melarangku apapun, karena aku lebih tahu mana yang baik untukku dan mana yang bukan. Kau sama sekali tidak mengerti soal diriku. Karena kau sudah kehilangan banyak waktu untuk mengenalku lebih jauh!" Ucapku dan mungkin itu terdengar seperti sindiran tajam baginya.
"Jadi, kau terus menghantui Ibu dan menanyakan keberadaanku waktu itu hanya untuk mengatakan omong kosong ini padaku?? Baiklah. Kau berhasil membuang waktu berhargaku untuk kembali mencarimu!" Sambungku dengan nada emosi. Darahku kini berdesir hebat hingga aku mulai merasakan panas di puncak ubun-ubunku.
"Aku tahu jika aku telah melakukan kesalahan besar di masa lalu. Dan aku minta maaf sebesar-besarnya padamu soal itu. Aku pergi karena Ibumu yang mengusirku, bukan semata-mata atas kemauanku sendiri, Josephine," jawabnya lirih dan aku menopang tanganku di pegangan kursi sambil memijat-mijat dahiku.
"Ya, kau pantas mendapatkannya, karena kau bahkan tidak pernah menyadari kesalahanmu pada Ibu! Kau juga sama sekali tidak pernah mencari tahu bagaimana keadaanku dan Bily setelah itu! Apa kami sakit, apa kami lapar, apa kami terluka, kau sama sekali tidak pernah memikirkan itu, kan?! " Suaraku dalam intonasi yang tinggi, berharap Finn tidak akan mendengarku dari dalam sana. Aku tidak bisa menahan rasa amarahku jika sudah membahas pahitnya masa lalu yang menimpa keluarga kami. Bahkan jika aku menangis sehisteris mungkin, itu tidaklah cukup untuk menggambarkan betapa hancurnya aku di masa itu hingga masih mampu bertahan sampai detik ini.
Ayahku kini menekan ujung rokoknya yang masih tersisa banyak di dalam asbak. Ia tercenung beberapa detik untuk menelaah semua perkataan yang kulontarkan blak-blakan untuknya. Sebelum akhirnya dia berlutut dihadapanku dengan wajah penuh permohonan agar aku memaafkannya.
"A-apa yang Ayah lakukan?? Kau tidak perlu seperti ini! Bangunlah!" Aku mencoba meraih kedua lengannya untuk bangkit, namun dia malah menepis tanganku.
"Aku bersungguh-sungguh dengan ucapanku tadi terkait pria itu. Terlepas dari semua yang kulakukan di masa lalu, kau harus tahu kalau aku akan selalu menyayangimu sampai kapanpun dan berusaha untuk menjagamu. Aku tidak perlu mengumbar kata-kata itu untuk mengemis perhatianmu agar kasihan padaku. Kau cukup dengarkan aku sekali ini saja, Josephine. Jika kau terus bersama pria itu, nyawamu akan terancam. Aku akan menyesali ini seumur hidupku jika aku sampai tidak memberitahumu." Wajahnya memelas hingga hatiku bergerak iba, sepertinya dia sangat menanti jawabanku untuk menyetujuinya.
"Siapapun kekasihnya, memang akan selalu terancam, bukan? Bahkan Finn sendiri yang mengatakannya padaku." Aku masih bersikeras memegang argumenku. Entah mengapa aku tidak terima dengan ucapannya seolah Finn adalah pria yang jahat.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Billionaire's Darling
RomanceJosephine Clarke, seorang mahasiswi tingkat dua yang merangkap sebagai kakak juga ibu bagi adiknya yaitu Bily Clarke. Kehidupannya tidak berjalan mulus saat keputusannya meninggalkan Nashville untuk melanjutkan pendidikannya di New York University...