1. Home

5K 512 59
                                    

9 Tahun kemudian.
Seoul, Juni 2023.

Suasana yang menyelimuti bisa dikatakan terlampau hangat, pagi hari yang begitu nyaman jika saja keadaan rumah benar-benar sudah tertata rapi. Kerdus-kerdus berisi banyaknya barang bawaan bahkan tampak menghiasi setiap sudut rumah. Belum berniat merapikan, tetapi mata yang melihat sudah membuat tubuh seolah mendadak terasa begitu lelah.

"Ku tebak kau pasti tengah berkhayal bahwa seandainya saja semua barang milikmu bisa tersusun rapi dengan sendirinya."

Jungkook mendadak menertawakan dirinya sendiri karena entah bagaimana sepupunya tersebut bisa dengan mudah menebak pikirannya yang sedari tadi hanya berdiri dalam diam seraya bertolak pinggang seperti seorang ibu yang tengah serius mengintrogasi anaknya sendiri ketika melakukan sebuah kesalahan. Namun, bedanya kali ini yang ditatap adalah tumpukan kerdus yang tak berdosa.

"Apakah dulu kau juga seperti ini ketika memilih untuk pindah dari rumah orang tua dan tinggal sendirian di apartemen milikmu, Hyung?"

Yang dipanggil Hyung sesaat mengalihkan pandangan dari ponsel digenggamnya. Menaikkan sebelah alis tatkala mendapati Jungkook ikut memposisikan diri duduk di sofa tepat disebelahnya.

"Aku tidak melakukannya sendiri. Tetapi, lebih tepatnya aku menyuruh seseorang untuk membantuku."

Jungkook terlihat mengerti, lalu berusaha kembali menyahuti."seperti asisten rumah tangga, begitu?!"

Sepupunya lekas menuai tawa kecil mendengar penuturan Jungkook barusan."Kau tega sekali ya mengatai kakak laki-laki mu sendiri sebagai asisten rumah tangga seperti itu."

Jungkook langsung terdiam guna mencerna maksud dari ucapan kakak sepupunya tersebut. Pria bermarga Jeon itu memang dibuat tidak mengerti pada awalnya, tetapi setelah dicerna lebih baik lagi, ia mendadak menghela nafas panjang."Aku malah mengharapkan Jimin Hyung berada disini untuk membantuku juga."

"Hei.. sudahlah. Jika kau terus-menerus mengharapkan bantuan dari orang lain, kapan kau akan mandirinya. Kau bahkan bukan lagi seorang bocah."

"Tetapi, memangnya Hyung tega melihatku menata barang sebanyak ini seorang diri."Jungkook tentunya tidak mendadak kehilangan akal. Sementara Kim Taehyung lantas balik dibuat terdiam. Balas menghela nafas panjang, pada akhirnya pria Kim tersebut lebih memilih untuk mengalah.

"Baiklah, aku mengerti bahwa menolong orang tidak boleh setengah-setengah. Anggap saja ini sebagai bentuk balas budiku terhadap kakak mu itu."

"Kau benar-benar harus tahu hal ini Hyung, bahkan Jimin Hyung sering curhat padaku prihal bagaimana cara dirinya berterima kasih padamu, karena berkat dirimu kini dia pun sudah menikah dan mendahului mu yang sampai sekarang masih saja sendiri."Jungkook tanpa rasa bersalah memandang Taehyung dengan tatapan remehnya yang sangat menyebalkan.

"Wahh.., jadi kau tengah berusaha menyindirku atau bagaimana?!"Taehyung tentu merasa sedikit tidak terima. Salah satu tangannya lekas terangkat guna menepuk pelan belakang kepala Jungkook yang mana membuat pria Jeon tersebut lantas mengaduh pelan seraya mengelus belakang kepalanya yang baru saja ditepuk.

"Memangnya dibagian mana sih perkataanku yang bermaksud menyindirmu, Hyung?"

Taehyung seketika terlihat berpikir, pria Kim itu bahkan juga tidak mengerti dengan dirinya sendiri. Atau mungkin saja Taehyung memang merasa tersindir ketika dibanding-bandingkan dengan Jeon Jimin—kakak laki-laki Jungkook yang sudah menikah. Karena walaupun Taehyung dan Jimin begitu dekat bahkan bisa dikatakan seumuran, jika sudah menyinggung prihal pasangan, Taehyung hanya bisa dibuat menghela nafas berat dikarenakan hingga saat ini pria Kim tersebut bahkan belum memiliki kekasih setelah putus dari pacarnya semasa sekolah menengah atas.

AppealTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang