31. Evidence

1.4K 223 15
                                    

Jungkook tampak sedang duduk di ruang tengah sembari sibuk dengan laptop yang berada di pangkuannya. Sesaat pria itu menghela napas berat, setelahnya memilih menyingkirkan laptop ke atas meja, kemudian bangkit dari duduknya dan melangkah menuju dapur.

Jungkook berjalan mendekati kulkas dan meraih sekaleng bir dari dalam lemari pendingin tersebut. Pemuda Jeon itu benar-benar sedang banyak pikiran lantaran tidak tahu mengapa belakangan ini sosok wanita yang kerap sekali memunculkan diri di hadapannya seolah mendadak menghilang begitu saja, sehingga membuat Jungkook bertanya-tanya dalam hati, kemana perginya Kim Youra?

Suasana malam kali ini benar-benar terasa begitu sunyi. Pandangan Jungkook sejenak teralihkan ketika menyadari kehadiran Sky yang tampak baru saja memasuki dapur. Kucing betina itu langsung sibuk menyelinap di antara kedua kaki Jungkook, sedang mencoba mencari perhatian. Sementara Jungkook sendiri hanya bisa tersenyum kecil melihat hal tersebut.

Pria itu pun membuka penutup kaleng bir di genggamannya, sesaat menenggak minuman tersebut sebelum berakhir membungkuk guna meraih Sky dan membawanya menuju kembali ke ruang tengah lantaran beberapa waktu yang lalu Sky sendiri memang sudah diberi makan oleh Jungkook.

"Apa kau tahu dimana Youra saat ini, Sky? Aku benar-benar kebingungan, karena dia tiba-tiba menghilang." Jungkook kembali duduk di sofa dengan Sky yang ia turunkan tepat di sampingnya.

Sky tentu saja tidak bisa menjawab pertanyaan Jungkook. Kucing itu hanya terdiam dan memilih berbaring di atas sofa. Jungkook hanya memandang kosong ke arah laptopnya yang masih menyala. Lantas pria muda itu pun terkejut ketika mendengar suara bel pintu rumahnya tiba-tiba saja berbunyi.

Dengan sedikit terpaksa Jungkook meletakkan kaleng bir miliknya ke atas meja sebelum memutuskan beranjak berdiri guna membukakan pintu rumah. Kening pria itu sedikit mengernyit begitu mendapati presensi sang ibu setelah berhasil membuka pintu.

"Ibu?"

"Apakah kau sedang sibuk, Jung?" Tanya Nyonya Jeon sembari melemparkan senyum hangatnya.

Jungkook lantas menggeleng kecil. "Tidak. Memangnya kenapa? Ada apa ibu malam-malam datang kemari? Siapa yang mengantarkan ibu kesini?"

"Supir yang mengantarkan ibu. Ibu hanya sedang ingin bertemu dengan kekasihmu, karena sudah lama sekali sejak terakhir kali ibu bertemu dengannya. Apakah dia ada di dalam?"

Jungkook sontak terdiam sejenak guna memikirkan jawaban apa yang harus ia berikan pada ibunya tersebut, karena Jungkook sendiri bahkan tidak tahu dimana keberadaan Youra saat ini.

"Kim Youra—ah, ya, kebetulan dia sedang pergi ke Ilsan bersama saudaranya. Jadi, Youra sedang tidak ada di rumah Jungkook, bu."

Mendengar jawaban Jungkook lantas membuat Nyonya Jeon memasang raut wajah sedikit kecewa. "Benarkah? Ah, sayang sekali. Padahal ibu sedang sangat ingin bertemu dengannya."

"Ibu tenang saja. Jika Youra sudah pulang, Jungkook akan membawanya sesekali berkunjung ke rumah ibu dan ayah."

....

Aerra sedang duduk termenung di sofa ruang tengah seraya memeluk lututnya. Wanita itu seolah benar-benar telah kehilangan semangat hidup mengingat bahwa orang-orang di dekatnya satu persatu telah meninggalkannya tanpa memperdulikan bagaimana nasib Aerra sedikit pun.

Tujuan Aerra selama ini yang sangat ingin melihat ibunya sembuh pun mendadak sirna begitu saja. Menganggap bahwa Tuhan begitu tidak adil, karena tega sekali merenggut orang-orang yang sangat Aerra sayangi.

Aerra tidak ingin lagi menangis lantaran ia sudah terlalu banyak membuang air mata hari ini. Mungkin seiring berjalannya waktu, Aerra secara perlahan akan bisa mengikhlaskan kepergian ibu dan kakak kandungnya, walau pun Aerra sangat berharap bisa menemukan kakak tirinya yang telah hilang sejak sembilan tahun yang lalu.

AppealTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang