29. Karma Is Real

1.5K 237 36
                                        

Di dalam kamarnya yang luas, tampak Hyunjae tengah terbaring di ranjang dengan tubuh meringkuk berbalut selimut tebal. Tatapannya memandang kosong ke arah gorden jendela kamar yang masih tertutup, namun sorot penuh ketakutan masih dapat dengan jelas tertangkap dari raut wajahnya.

Sudah terhitung hampir seminggu ini Hyunjae hanya mengurung diri di dalam kamar, walaupun tetap saja sosok Youra masih setia datang dan menghantui hari-harinya. Hyunjae juga mendadak sering mendapatkan mimpi buruk. Bahkan dirinya kerap terbangun dari tidur, karena merasakan sesak lantaran seperti ada seseorang yang mencekik kuat lehernya.

Pintu kamar terdengar terbuka perlahan. Hyunjae masih betah terdiam ketika sang mama melangkah masuk dan menyingkap sedikit gorden jendela kamar supaya cahaya matahari pagi juga dapat masuk. Nyonya Min lantas membawa dirinya duduk di sisi ranjang Hyunjae dengan raut wajah lembut.

"Seokjin datang ingin menjengukmu. Ibu harap kau bisa merasa sedikit lebih baik ketika sedang berada di dekatnya." Nyonya Min mengusap puncak kepala sang anak perempuan dengan penuh kasih sayang.

Akan tetapi, atensinya mendadak teralihkan begitu melihat kehadiran Kim Seokjin yang sudah berdiri di ambang pintu kamar yang terbuka setengah.

"Masuklah! Hyunjae sedang sangat membutuhkanmu." Ujar Nyonya Min, kemudian memilih beranjak dari duduknya dan berjalan menghampiri Seokjin.

"Ibu sangat berharap kau bisa membantu Hyunjae agar bisa secepatnya pulih!" Pungkasnya dan lekas melangkah pergi setelah sempat menepuk pelan bahu Seokjin, mencoba untuk menguatkan sang calon menantu.

Dengan nampan berisi bubur serta segelas air hangat yang berada di tangannya, Seokjin lantas melangkahkan kakinya memasuki kamar sang tunangan. Mengambil alih duduk di sisi ranjang setelah berhasil meletakkan nampan di atas nakas, pria Kim itu sejenak mengusap sisi wajah Hyunjae dengan lembut.

"Maaf, karena baru bisa menemuimu."

Tatapan Hyunjae tampak beralih pada prianya tersebut, wanita itu bersusah payah melemparkan senyum kecilnya. "Bukan masalah."

"Makanlah! Aku akan menyuapimu."

Hyunjae hanya bisa mengangguk pelan, kemudian Seokjin pun membantu kekasihnya itu beranjak duduk.

....

Mobil Taehyung terlihat memasuki pekarangan rumah Jimin dan Taeri. Pria itu sesaat mengernyitkan keningnya setelah berhasil memarkirkan mobil. Ada banyak pertanyaan yang muncul dalam benaknya ketika dirinya mendadak mendapatkan telpon dari Jimin yang menyuruhnya untuk segera datang ke rumah lantaran ada hal penting yang ingin Taeri bicarakan.

Karena kebetulan hari ini adalah hari libur, tanpa pikir panjang Taehyung pun memilih menuruti perintah Jimin, karena Taehyung sendiri tidak ingin munafik bahwa dirinya kini teramat penasaran.

Memutuskan untuk segera keluar dari mobil, sepasang kaki jenjang Taehyung yang terbalut celana jeans pun dengan cepat melangkah menuju pintu rumah. Tampak pintu rumah langsung terbuka, kemudian Taehyung bisa melihat kehadiran Taeri yang langsung melemparkan senyum kecil ke arahnya.

"Ayo, masuklah! Jimin juga sudah menunggu di dalam."

Taehyung lantas mengangguk kecil dan hanya bisa melangkah mengikuti Taeri menuju ruang tamu. Terlihat Jimin sedang duduk santai di sofa seraya memainkan ponsel, tetapi perhatian Jimin pun lekas teralihkan begitu menyadari kehadiran Taehyung yang baru saja mendudukkan diri di single sofa.

"Hai, bung! Lama tidak berjumpa denganmu, karena akhir-akhir ini kita berdua sepertinya sama-sama sibuk." Jimin berujar sembari tersenyum simpul, sementara Taehyung tampak menghela nafas pelan.

AppealTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang