—
Hari yang benar-benar sibuk dengan banyaknya pekerjaan yang harus segera diselesaikan. Namun, hal tersebut tak lantas membuat Jungkook mengeluh. Pria itu sedari tadi pagi tampak bersemangat mengerjakan segala pekerjaannya—tipikal pria yang profesional dalam bekerja. Kendati memang sudah seharusnya ia melakukan hal tersebut jika ingin mendapatkan apa yang ia inginkan.
Jungkook sendiri memang bekerja di perusahaan sang ayah yang bergerak di bidang pembangunan. Kedudukannya untuk saat ini bisa dikatakan berada dibawah Jeon Jimin yang memegang peran sebagai Ceo, sementara Jungkook mengambil alih sebagai General Manager.
Untuk posisi yang Jungkook miliki sekarang sungguh tidak bisa dianggap remeh begitu saja. Karena sejatinya pekerjaan seorang General Manager tidak bisa dikatakan mudah lantaran hampir keseluruhan dari perusahaan, Jungkook lah yang memegang tanggung jawab. Bahkan umurnya tergolong begitu muda untuk langsung mendapatkan jabatan tersebut. Tetapi, berkat kepintaran dan pengalaman yang dibagikan oleh sang ayah maupun sang kakak, membuat Jungkook sudah tampak ahli menangani pekerjaannya selama dua tahun belakangan ini.
Jeon bungsu tersebut begitu menikmati perannya diperusahaan, walaupun terkadang Jeon Jimin dengan jahilnya selalu mengeluhkan posisi General Manager didepan Jungkook, sebab dulu dirinya lah yang berada diposisi tersebut sebelum pada akhirnya sang ayah memberikan kursi Ceo nya kepada Jeon Jimin ketika Jeon Jungkook berhasil menyelesaikan S1-nya.
Jungkook sedikit tersentak begitu tiba-tiba saja ada yang mengetuk pintu ruangannya. Lekas menyahuti dan mempersilahkan orang yang berada diluar sana agar segera masuk. Pintu pun dengan perlahan terbuka sebelum berakhir memunculkan presensi seorang Jeon Jimin yang tampak melemparkan senyum hangat kearahnya.
Sebelah alis Jungkook lantas menukik tajam hingga kemudian berujar dengan raut wajah sedikit heran."Ada perlu apa Hyung datang keruanganku?"
Jimin tidak langsung menyahuti, lebih memilih menutup kembali pintu ruangan dan melangkahkan kakinya mendekati meja kerja Jungkook dengan senyuman yang masih setia terpatri diwajahnya.
"Hai bung, bagaimana kabarmu hari ini?"tanya Jimin seketika yang mana membuat Jungkook semakin dibuat keheranan.
"Kau datang kesini hanya ingin menanyakan kabarku, begitu?"Jungkook melipat kedua tangannya didepan dada seraya menyandarkan punggung pada sandaran kursi.
Sementara Jimin terlihat mengedikkan bahu, menumpukan kedua telapak tangannya diatas permukaan meja kerja Jungkook dengan sepasang mata menyiratkan sebuah candaan."Tidak juga sih. Aku juga ingin menanyakan bagaimana harimu semalam dirumah yang baru kau tempati itu?"
"Tentunya sangat melelahkan."jawab Jungkook apa adanya, namun Jimin malah menggeleng kecil menanggapi jawaban yang Jungkook berikan.
"Aku tahu kau pastinya kelelahan karena harus terlebih dahulu menata barang bawaanmu. Tetapi, apakah kau merasa nyaman tinggal dirumah itu?"
"Aku akan berusaha membuat diriku senyaman mungkin tinggal dirumahku."jawab Jungkook lagi, membuat Jimin pun kemudian kembali menuai senyum kecilnya.
"Kupikir kau tidak akan betah tinggal dalam suasana baru tanpa kehadiran ibu dan ayah didekatmu."
Jungkook sesaat menghela nafas panjang."Awalnya aku memang merasa seperti itu. Tetapi, setelah dipikir lagi bahwasanya ini adalah keputusanku, aku tetap berusaha untuk tidak terlalu mengeluhkannya. Lagipula, aku kan hanya pindah tempat tinggal, bukan pindah negara. Jadi, tidak ada jarak yang akan menghalangiku untuk pulang kerumah ayah dan ibu."
"Wah.. adik laki-laki ku ini ternyata benar-benar sudah besar. Padahal aku masih ingin melihat Kookie yang menggemaskan seperti 15 tahun yang lalu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Appeal
Mystery / ThrillerPemuda itu, dia Jeon Jungkook. Awalnya sama sekali tidak ada hal yang aneh ketika Jungkook pertama kali menempati kamarnya di rumah baru yang ia tempati. Namun, semakin waktu berjalan, sedikit demi sedikit Jungkook mulai menyadari bahwasanya setiap...