2

447 66 35
                                    


Setelah sarapan selesai Akira memasangkan dasi Jimin yang telah rapi dengan setelan jas, dan bersiap akan pergi ke kantor.

"Aku berangkat kerja dulu ya, jangan telat makan" ucap Jimin sembari mengecup lembut kening istrinya.

Akira tersenyum lembut, lalu mengangguk "jangan pulang terlalu malam ya, oppa".

Jimin mengangguk "pasti aku pulang lebih awal hari ini. Aku tidak mau melewatkan makan malam bersama istriku, masakanmu selalu enak sayang" puji Jimin.

Akira tersenyum karena Jimin memuji masakannya, Jimin selalu menghargai apapun. Selalu memuji apapun hal baik yang dilakukan istrinya. Semenjak mereka menikah Jimin tidak pernah mengeluh sedikit pun pada Akira masalah pekerjaan. Walaupun ia sering lembur sekalipun, ia tidak pernah mengeluh. Setiap pulang dari kantor ia selalu tersenyum lembut pada istrinya, seakan tidak ada beban sama sekali dalam hidupnya. Bukankan seorang Park Jimin adalah suami idaman?.

.



Yoona masuk kedalam apartemen baru miliknya. Ia memutuskan untuk hidup sendiri dan keluar dari rumah orang tua nya. Walaupun sempat ada perdebatan kecil dengan adik manisnya Jeon Jungkook, yang selalu menahannya agar ia tidak meninggalkan rumah dan memilih untuk hidup sendiri. Tapi akhirnya masalah itu bisa ia selesaikan, dengan nada lembut ia menjelaskan pada adiknya kalau ia ingin hidup mandiri, tentu saja itu hanya alasan Yoona. Karna faktanya ia sangat takut jika keluarganya sampai tau perihal kehamilannya. Ia merasa hancur sekarang. Merasa dunianya runtuh seketika. Karna kesalah seorang yang bahkan ia belum terlalu mengenalnya.

Yang Yoona tau Park Jimin adalah teman dari adiknya. Hanya itu, bahkan ia tak pernah bicara langsung dengan Jimin sebelum insiden penyeretan paksa di club terjadi. Ia masih sangat ingat pada malam itu Jimin menyeretnya masuk kedalam kamar VVIP. Ia masih sedikit sadar malam itu, entah apa yang ada dipikiran laki laki itu saat ia menyeret dengan paksa Yoona dan di pagi harinya ia berakhir diatas ranjang dengan balutan selimut tanpa mengenakan pakaian. Bahkan Jimin meninggalkan nya sendirian dengan meninggalkan sepucuk surat.

"Maafkan aku noona, aku tidak sengaja melakukannya. Sungguh, aku mabuk sangat berat. Semoga kau baik baik saja" Park Jimin.

Betapa kurang ajarnya seorang Park Jimin.

Setelah menidurinya ia meninggalkannya begitu saja, dan hanya meninggalkan sepucuk surat yang berisi permintaan maaf.

.

Jimin pov

Kedua mata Jimin terus memandangi foto pernikahan ia dan istrinya yang berada diatas meja kerjanya. Sosok sepasang pengantin yang tersenyum begitu bahagia. Terlihat Akira mengenakan gaun pengantin berwarna putih dengan senyuman yang sangat mengembang. Begitupula dengan Jimin ia terlihat sangat bahagia.

"Bagaimana jika istriku tau semuanya" gumam nya.

"Semua akan baik baik saja, jika kau tidak punya ide bodoh untuk pergi ke club sebelum menjelang hari pernikahanmu" ucap namja yang lebih tua darinya itu. Ntah sejak kapan Kim Namjoon assistan pribadinya sudah berada didepan mejanya kerjanya sekarang.

"Sejak kapan kau berada disitu?" tanya Jimin.

Kim Namjoon tersenyum lembut "baru saja. Aku sudah mengetuk pintu ruangan mu dua kali, tapi kau tidak segera menyuruhku masuk".

"Aku harus bagaimana hyung?" tanya Jimin pada Namja berlesung pipit tersebut.

Kim Namjoon menatap Jimin dengan sorot tajamnya "sudahlah, kita bahas ini nanti. Aku kesini ingin meminta tanda tanganmu" ucap Namjoon sembari menyodorkan beberapa berkas pada Jimin.

Namjoon sangat tau apa yang sedang dialami oleh atasan sekaligus sahabatnya itu. Beberapa hari sebelum pesta pernikahannya dengan Akira, Jimin mengajak Kim Namjoon untuk pergi ke club. Jimin bilang ia ingin menikmati masa masa sebelum ia menikah, karna jika sudah menikah ia berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak lagi menginjakkan kakinya di club. Dan tak disangka sebuah insiden terjadi, Jimin meniduri seorang gadis yang teryata adalah kakak dari teman baiknya Jeon Jungkook. Ia mabuk dan menyeret paksa gadis itu masuk kedalam kamar VVIP.

Dan paginya berakhirlah Jimin yang menangis di apartemen Namjoon karna telah menyesali perbuatannya.

Jimin menghela nafas berat "Aku lelah hyung" ucap Jimin sembari membubuhkan tanda tangannya.

Arti Sebuah Rasa PJM (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang