16

350 50 8
                                    

Taehyung pov

Sepasang kaki itu berlari secepat mungkin. Mencoba menerobos kerumunan manusia yang berada disekitarnya.

Ia mencoba menatap jam tangan yang ia kenakan. Sial. Ia sudah terlamabat hingga dua puluh menit lamanya.

Ia berhenti, nafasnya mulai tak beraturan. Ia menatap punggung Perempuan yang duduk dibangku kayu. Senyuman mulai terukir dibibirnya.

Taehyung menepuk bahu Perempuan itu lembut. Dan mulai duduk disebelahnya.

"Mian. Aku terlambat" ucap Taehyung.

"Tidak ada pilihan lain selain memaafkanmu, Tuan Kim" ucap Perempuan yang memakai masker untuk menutupi separuh wajahnya itu pada Taehyung.

Perempuan itu adalah Yoona. Ia dan Taehyung masih menjalin hubungan. Namun ntah hubungan apa yang mereka jalin saat ini. Taehyung yang baru saja pulang dari Amerika untuk mengurus bisnis keluarganya pun mengajak Yoona untuk bertemu. Karna Yoona melarangnya untuk berkunjung ke Apartemennya dengan alasan takut Jungkook tiba tiba datang, dan memergoki mereka berdua.

"Aku membawakanmu banyak oleh oleh, tapi aku menaruhnya dimobilku" ucap Taehyung.

Yoona hanya mengangguk pelan sebagai jawaban.

"Kau tidak ingin membuka maskermu. Aku sangat ingin melihat wajah cantikmu, Yoon" ucap Taehyung sembari menggenggam tangan Yoona.

Yoona tersenyum dibalik maskernya. Taehyung selalu dapat membuat hatinya kembali menghangat.

"Aku takut ada beberapa orang yang mengenaliku. Perutku sudah terlihat membuncit, Tae" ucapnya sembari mengelus lembut perutnya.

Taehyung tersenyum. Namun tatapannya senduh. Sungguh, hatinya begitu sakit saat ini. Perempuan yang sangat ia cintai hamil Anak orang lain yang bahkan Taehyung sendiri tak tau siapa orang itu.

Ia masih mencoba untuk memenangkan hati Yoona, tak perduli apapun yang terjadi. Cintanya pada Yoona begitu tulus. Walaupun kedua Orang Tua nya tak pernah setuju jika ia harus menjalin hubungan dengan Yoona.

Taehyung menghembuskan napasnya kasar.

"Mau ke Apartemenku?" tanya Taehyung.

Yoona menggeleng sebagai jawaban.

Hati Yoona sakit, hanya ia yang dapat merasakan sakitnya saat ini. Ia sangat mencintai Taehyung. Tapi kenapa takdir begitu kejam mempermainkan perasaannya.

"Kau mau apa?" tanya Taehyung.

Yoona kembali menggeleng sebagai jawaban. Matanya mulai berkaca kaca.

"Aku mau tetap bersamamu, Tae. Aku mau semua ini tidak terjadi padaku" ucapnya lirih namun Taehyung masih dapat mendengarnya.

Taehyung tersenyum begitu lembut. Mengusap pelan bahu Yoona. Mencoba untuk menenangkan Perempuan yang sangat ia cintai itu.

"Bagaimana jika kita berdua pergi. Kita pergi ketempat yang jauh. Kita menikah, dan membesarkan anakmu berdua".

"Itu hanya akan menambah masalah baru, Tae" ucap Yoona.

Yoona tidak mau egois saat ini. Jika ia dan Taehyung memutuskan untuk pergi jauh. Lalu bagaimana dengan Orang Tua Taehyung. Mereka pasti akan semakin membenci Yoona. Dan akan melakukan segala cara untuk memisahkan ia dan Taehyung kembali.

Taehyung mencoba merengkuh tubuh lemah Yoona. Mengecup surai hitam Yoona berkali kali "tetap disampingku, apapun yang terjadi. Aku tidak mau tau".

"Aku sangat menyukai aromamu, Yoon" ucap Taehyung sembari berulang kali mengecupi surai Yoona.

Aroma Yoona memang selalu membuatnya tenang.

Yoona hanya diam. Ia tak tau harus berkata apa. Ia memilih diam, sembari memejamkan matanya menikmati setiap sentuhan l'embut Taehyung pada surainya.

"Bagaimana? Merasa lebih baik?" tanya Taehyung.

Yoona mengangguk pelan.

"Selalu merasa lebih baik saat bersamamu" ucap Yoona. Yang seketika membuat Taehyung tersenyum.






.







Jimin pov

Sepanjang perjalan Jimin dan Akira hanya diam. Tak ada diantara mereka yang mau membuka percakapan sedikitpun.

Akira memilih untuk menatap jalanan sembari sesekali menatap pantulan Jimin di kaca.

Sedangkan Jimin masih terdiam sembari fokus menyetir.

Beberapa jam yang lalu. jimin dan Nyonya Park pergi ke rumah Keluarga Min untuk menjemput Akira. Dan pada akhirnya Jimin berhasil membawa kembali Akira ikut pulang bersamanya.

Dan sampai detik ini pun Nyonya Min belum tau masalah yang telah terjadi diantara Akira dan Suaminya.

Akira memang masih menyimpan semuanya. Ia tidak mau jika Eommanya tau kalau lelaki yang masih berstatus menjadi Suaminya itu telah menghamili Perempuan lain.

Akira hanya bilang jika ia dan Jimin hanya sedang ada masalah. Karna itulah Nyonya Min mengizinkan Jimin membawa kembali Putri kesayangannya untuk pulang bersamanya.

Disisi lain, Akira tidak benar benar menyerah. Ia masih akan tetap mempertahankan Park Jimin Suaminya. Ia hanya butuh sedikit waktu untuk menenangkan hatinya.

"Oppa. Apa kau benar benar masih mencintaiku?" tanya Akira yang seketika membuat atensi Jimin teralihkan padanya. Dan ini kedua kalinya Akira bertanya seperti itu padanya.

"Jika aku tidak mencintaimu. Aku tidak akan pernah mempertahankamu". Dan jawaban Jimin pun tetap sama. Kalau saja ia tidak benar benar mencintai Istrinya ia takkan mempertahankan Akira sampai detik ini.

Percayalah, ia begitu mencintai Akira lebih dari dirinya sendiri.

"Jadi, bisakah kau meninggalkan Perempuan itu. Appa belum tau semuanya, kalau sampai dia tau. Dia pasti akan menyuruhku untuk meninggalkanmu" ucap Akira dengan mata yang mulai berkaca kaca.

Bolehkah ia egois untuk kali ini saja. Ia hanya ingin mempertahankan rumah tangganya dengan Jimin.

"Kita bicarakan ini nanti ya. Aku sedang menyetir sayang" ucap Jimin sembari tersenyum lembut.

Akira tau. Jika Suaminya sulit untuk meninggalkan Perempuan bernama Yoona itu.

Dalam hati Jimin, meninggalkan Yoona itu adalah hal yang sangat sulit baginya. Karna Yoona mengandung Anaknya.









****

Maaf kalau makin lama ceritanya makin gajelas.

Ini rumit. Rumah tangga Akira dan Jimin begitu rumit. Aku sampai bingung sendiri.

Jangan lupa Bintang nya :)

Arti Sebuah Rasa PJM (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang