Kim Namjoon masih terdiam sembari memandangi Perempuan yang sekarang duduk dihadapannya.
Akira mengajaknya untuk bertemu disebuah restoran pada jam istirahat kantor. Jimin sudah dua hari tidak pulang, dan ia tidak tau Jimin berada dimana.
Dan Namjoon bilang jika Jimin juga tidak masuk ke kantor, namun Jimin sempat menghubungi Namjoon untuk membantunya menyelesaikan beberapa tugas kantor.
"Aku sudah menghubunginya berulang kali. Namun ia tak pernah merespon panggilanku" ucap Akira sembari memainkan gelas minuman yang ia pegang.
Namjoon masih terdiam, ia tidak tau harus menjawab apa.
"Aku ingin bertanya padamu, Namjoon Oppa. Kuharap kau mau berkata jujur".
"Tentang Yo..." Namjoon sengaja menggantung kalimatnya. Saat ia menyadari reaksi Akira yang mulai berkaca kaca.
"Kau pasti mengenalnya, Perempuan bernama Yoona. Dia sudah menghancurkan rumah tanggaku".
Akira menarik napas dalam dalam, lalu menghembuskannya kasar. Hatinya sesak saat membicarakan tentang Suaminya.
Namjoon masih terdiam, ia menyeruput Coffe yang ia pesan.
Ia kembali menatap manik gelap Perempuan yang sangat ia kenal itu. Akira terlihat sedang tidak baik baik saja. Namjoon tau itu.
"Aku tidak mengenal Perempuan itu" jawab Namjoon.
"Kau jangan berbohong, Oppa. Aku tau kau pasti mengenal Perempuan itu".
Namjoon menggeleng "aku hanya tau, tapi aku tidak mengenalnya".
"Kau tau alamatnya?" tanya Akira.
Namjoon terdiam sejenak, lalu mengangguk pelan.
"Beritahu aku, kumohon. Aku akan menyusulnya Suamiku".
Mungkin setelah ini Namjoon akan sedikit memberi pelajaran pada Laki Laki bermarga Park itu. Ia sudah sangat keterlaluan menurutnya. Jimin begitu egois, ingin tetap mempertahankan Akira, namun ia selalu menyakitinya.
"Jangan kesana. Kau akan sakit nantinya, tunggu sampai Jimin pulang. Dia pasti akan pulang" ucap Namjoon mencoba menenangkan.
Sakit. Bukankah Jimin memang selalu memberinya rasa sakit. Hingga akhirnya ia merasa terbiasa dengan rasa sakit itu.
Akira ingin menangis, tapi air matanya sudah kering. Karna selama Jimin meninggalkannya ia menghabiskan harinya dengan air mata.
"Kumohon. Aku tidak pernah meminta apapun padamu, Oppa. Kita berteman cukup baik kan. Aku hanya meminta kau memberitau alamat Perempuan itu" Akira memohon dengan mata yang berkaca kaca.
Siapa yang tidak merasa iba?.
"Aku akan memberitahumu alamat Perempuan itu".
.
Yoona pov
Terdengar suara benda pecah dari arah dapur, Jimin yang sibuk dengan laptopnya segera berdiri, dan berlari kearah dapur untuk memastikan keadaan Yoona.
"Yoona, apa yang terjadi?" tanya Jimin dengan nada kwatir yang ketara.
Yoona menggeleng pelan, ia fokus memunguti pecahan gelas kaca yang tak sengaja ia jatuhkan sampai pecah.
Jimin berjongkok untuk ikut membantu Yoona memunguti pecahan gelas tersebut. Lalu setelah itu membuangnya ke tong sampah.
"Aku kan sudah bilang, kau istirahat saja dikamar. Biar aku yang membuatkan susu Ibu hami untukmu" ucap Jimin yang langsung mendapat anggukan dari Yoona.
![](https://img.wattpad.com/cover/207192513-288-k605527.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Arti Sebuah Rasa PJM (END)
Romance"Aku pikir memilih hidup denganmu adalah sebuah pilihan yang tepat. Nyatanya itu salah, justru karena pilihanku sendiri yang membuatku hancur." Park Akira. "Hal yang tak mudah untuk aku mengerti." Park Jimin. "Kau pikir aku tidak sakit karena ini...