23

356 45 46
                                    

*Mungkin menjauh adalah jalan yang terbaik*

Yoona pov

"Ini kamarmu, Yoon. Kau boleh tinggal disini sesukamu" ucap Taehyung sambil meletakkan dua koper berwarna hitam milik Yoona.

Yoona mengangguk kecil. Ia menatap sekelilingnya. Terlihat indah, ia tau bahwa Taehyung sangat menyukai warna hitam dan putih. Maka dari itulah kamar yang sekarang ia tempati pun bernuansa hitam putih.

"Terima kasih ya, Tae" ucap Yoona lembut.

Taehyung tersenyum simpul "iya, jangan pernah sungkan ya. Kalau ada apa apa bilang padaku" ia menepuk pelan bahu Yoona.

Yoona mengangguk kecil sebagai jawaban.

"Aku akan keluar, kau bisa beristirahat".

Taehyung melangkahkan kakinya keluar dari dalam ruangan itu.

Kim Taehyung. Bagi Yoona ia adalah segalanya saat ini. Disaat semua orang menjauhi dirinya, Taehyung mendekatinya dengan penuh rasa kasih sayang. Disaat orang lain yang ia sayang membenci dirinya, Taehyung memberikan semuanya untuk Yoona dengan penuh cinta.

Yoona tersenyum begitu lembut saat tak sengaja menatap figura yang menempel didinding. Itu foto dirinya dan Taehyung dua tahun yang lalu, foto dibawah pohon sakura yang sedang bermekaran. Yoona terlihat begitu bahagia dengan menggenggam tangan Taehyung begitu erat, seakan tak mau kehilangan.

Tapi, semua itu sudah berubah. Takdir seakan mempermainkan cintanya. Ia merasa takdir tak pernah berpihak padanya. Takdir seolah menjatuhkannya semakin dalam.

Detik ini juga, Yoona begitu membenci Namja bermarga Park itu. Jimin telah menghancurkan separuh hidupnya. Menjatuhkan dirinya kedalam jurang kehancuran yang teramat dalam. Tak adalagi yang perduli dengan Yoona saat ini. Orang Tuanya begitu membenci dirinya.

Kenapa semua menyalahkanku atas apa yang tidak pernah ia perbuat?

Yoona kacau, hatinya, pikirannya, seluruh tubuhnya terasa begitu sakit.

Dulu ia mempunyai impian menikah bersama Taehyung dan hidup bahagia. Mempunyai dua Anak kembar yang lucu. Tapi itu dulu, sebelum semua ini terjadi padanya.

Andai saja waktu itu Yoona mau mendengar penjelasan Taehyung terlebih dulu, mungkin ia tidak akan berakhir seperti saat ini. Mungkin ia tidak akan pergi ke club dan bertemu dengan Namja brengsek seperti Park Jimin.

.






Akira pov

Akira menatap Jimin yang kini tersenyum manis padanya. Sungguh ia sangat merindukan senyuman itu, senyuman manis yang selalu menemani hari harinya.

"Kau tidak tidur, ini sudah malam. Tidak baik untuk Ibu hamil tidur larut malam" ucap Jimin sembari terseyum begitu lembut.

Akira mengangguk sebagai jawaban.

Jimin nya mulai kembali seperti dulu lagi. Ia dapat merasakan itu semua saat ini.

Akira hanya ingin mempertahankan apa yang sudah menjadi miliknya. Bolehkah ia egois sekali saja, ia akan melakukan apapun untuk mempertahankan keluarga kecilnya.

Jimin menggandeng tangan Akira untuk membawanya masuk kedalam kamar.

Hati Akira seolah menghangat atas perlakuan Suaminya. Jimin telah kembali seperti dulu lagi, Jimin yang menyayangi dirinya seperti dulu.

"Aku ingin menghabiskan malam ini bersamamu, Akira. Aku begitu merindukan semuanya. Bolehkah?" tanya Jimin sembari mengusak lembut surai Istrinya.

Akira mengangguk pelan, lalu tersenyum.

"Tentu saja, Oppa. Aku juga merindukanmu".

Cupp

Ciuman lembut dikening Jimin berikan pada Istrinya. Seketika hati Akira kembali menghangat atas perlakuan lembut yang Jimin berikan padanya.

Jimin merengkuh tubuh Istrinya. "Tetap seperti ini. Jangan pernah pergi dariku".

Akira semakin mengeratkan pelukkan itu, seolah Jimin hanya miliknya seorang.

"Aku tidak akan meninggalkanmu, Oppa" ucapnya tulus.

.



Yoona pov

Taehyung mencium aroma kopi yang menyerebak memenuhi penciumannya. Ia tersenyum manis ketika mengetahui Yoona sedang membawa secangkir kopi dan berjalan mendekat kearahnya.

"Aku tau kau sangat menyukai kopi" ucap Yoona sembari menyuguhkan kopi yang baru saja ia seduh diatas meja.

Taehyung mengangguk pelan, menaruh semua berkas yang berada ditangannya diatas meja. Kemudian mengalihkan atensi sepenuhnya pada Yoona. Menatap Yoona dengan senyumannya yang begitu manis.

"Hey, perutmu semakin membuncit" Taehyung terkekeh pelan saat tak sengaja menatap perut Yoona yang samakin membuncit. Yoona terlihat semakin menggemaskan dimatanya.

Yoona duduk disebelah Taehyung. Memukul pelan pundak Taehyung "aku sedang hamil, Tae. Kalau kau lupa".

Senyuman Taehyung seketika memudar setelah mendengar kata kata Yoona. Ia tak dapat mengatakan apapun untuk saat ini. Dadanya berdenyut nyeri. Ia menyadari satu hal. Yoona hamil, namun itu bukan Anaknya.

Yoona menyadari perubahan raut wajah Taehyung yang menjadi senduh.

"Tae, aku minta maaf" ucap Yoona sembari mengelus pelan pundak Taehyung.

Taehyung menatap manik berair milik Yoona. Ia segera mengusap air mata yang menetes itu dengan jarinya. "Kau tidak salah". Ia tersenyum begitu lembut.

"Jangan menyalahkan dirimu sendiri, Yoon. Tetap bersamaku apapun yang terjadi. Itu sudah lebih dari cukup".

Yoona segera merengkuh tubuh Taehyung. Mencoba mencari ketenangan dari pelukan hangat itu.

Hanya Taehyung yang dapat membuat dirinya tenang, hanya Taehyung nya. Tidak akan ada Namja lain dalam hatinya selain Taehyung.



****

Ini cerita makin gajelas aja :(.

Aku smpek lupa mau lanjutin ini cerita, karna terlalu fokus samaa oneshoot aku.

MAMPIR YUK KE ONESHOOT BARU AKU  UDAH END KOK.

( Tanpa Han Hye Bi sadari jika patah hatinya malam itu, membawanya pada sebuah kedai Coffe dengan pemilik kedai yang memiliki senyuman begitu manis. Yang seketika membuat hatinya tak tau arah.

"Perpaduan antara pahitnya Eksspresso dan senyuman manis Kim Namjoon")

https://www.wattpad.com/story/223334825?utm_medium=link&utm_content=story_info&utm_source=android

(MAIN CAST KIM NAMJOON).

Jangan lupa Bintang nya :)

Yuk follow akun aku, kalian bisa nemuin banyak cerita disitu. Mari kita berteman :)

Arti Sebuah Rasa PJM (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang