8

355 43 12
                                    

*Aku tak dapat memahami ini semua*

⚠TYPO BERTEBARAN ⚠

Jimin menghembuskan nafasnya kasar setelah membaca pesan dari istrinya. Akira mengiriminya pesan bahwa ia akan pergi ke rumah orang tuanya. Jimin melarangnya untuk pergi sendiri dan menunggu hari libur agar Jimin bisa mengantarnya, namun Akira tetap bersikeras untuk pergi sendiri menggunakan mobil pribadinya. Padahal untuk saat ini Jimin melarang Akira menyetir sendiri karna Akira sedang hamil. Jimin sangat posessif pada istri yang sangat ia cintai itu.

Ia mencoba menghubungi Akira namun tak ada jawaban.

Mungkin dia sedang dijalan. Batin Jimin.

Jimin memijat keningnya pelan. Kepalanya tiba tiba terasa sedikit pusing. Selain memikirkan pekerjaan, masih banyak hal lain yang memenuhi pikirannya.

Ponselnya yang berada diatas meja berbunyi, ia segera mengambil ponsel itu dan mambuka pesan yang tak lain dari istrinya.

1 massage from Istri Tersayang

Aku sudah berada di rumah Eomma. Oppa tidak perlu cemas. Aku baik baik saja. Aku akan menginap disini. Karna aku sangat merindukan Eomma. Maaf tidak bisa membuatkan oppa makan malam. Malam ini oppa makan diluar saja dulu. I love you Jimin oppa.

Jimin tersenyum lembut. Ia sedikit legah karna membaca pesan dari istrinya. Memang rumah mertua Jimin tidak terlalu jauh dari tempat tinggalnya. Hanya membutuhkan waktu setengah jam untuk sampai kesana. Namun tetap saja Jimin terlalu kwatir jika Akira harus pergi sendiri dalam keadaan hamil seperti ini.

Ponsel yang ia pegang kembali berdering pertanda pesan masuk. Ia segera membuka pesan tersebut yang teryata dari Yoona.

1 massage from Yoona

Apa kau akan kesini? Jika kau kesini bisa belikan aku susu untuk ibu hamil lagi Jim.

Jimin

Ya. Nanti akan kubelikan. Malam ini boleh aku menginap di Apartemen mu Yoon?

Tidak ada pesan balasan dari Yoona. Ia tidak bisa tinggal sendiri dirumah, ia merasa sangat kesepian jika tidak ada Akira. Tidak ada salahnya kan jika malam ini ia memutuskan untuk menginap dirumah Yoona. Hanya menumpang tidur saja, tidak lebih. Namun Yoona belum juga membalas pesannya.




.

"Perutmu semakin membuncit saja sayang" ucap Eomma Min sembari mengelus perut anaknya.

Setelah kedatangan Akira setengah jam yang lalu, Nyonya Min mengajak anak kesayangannya itu untuk duduk berdua diruang santai milik keluarga Min. Ia ingin banyak mengobrol dengan anaknya.

Akira tersenyum begitu lembut "kau akan menjadi seorang nenek sebentar lagi, Eomma"

Nyonya Min terkekeh "kau tau, harusnya sudah dari dulu aku menimang cucu. Namun kakak tersayangmu itu tidak mau segera menikah".

Tatapan Nyonya Min seketika berubah menjadi senduh.

Akira segera mengelus lembut pundak Eomma nya "sudahlah Eomma, jangan terlalu dipikir. Yoongi oppa akan segera menikah" ucap Akira menenangkan.

Min Yoongi adalah kakak kandung dari Akira. Ia begitu menyayangi Yoongi, begitupun sebaliknya. Kakaknya itu memiliki sikap yang cuek dan keras kepala, berbeda dengan dirinya yang lembut dan penurut. Yoongi tidak suka diatur.

"Oppa mu selalu bilang jika ia itu laki laki. Tidak baik seorang laki laki menikah terlalu muda. Ia ingin mencari banyak kepuasaan dulu baru dia akan menikah".

"Padahal Yoongi oppa sudah tidak muda lagi" ucap Akira sembari menatap Eomma nya.

Nyonya Min seketika tertawa geli mendengar jawaban polos dari anak keduanya itu "kau tau, rambutnya sudah mulai memutih".

Seketika keduanya tertawa "Eomma itu terlalu berlebihan".

Nyonya Min belum juga menghentikan tawanya.

"Dia mengecat rambutnya seperti orang tua. Kau taukan" ucap Nyonya Min sembari mangusap sedikit air mata yang keluar dari sudut matanya karna terlalu keras tertawa.

"Benar Eomma, dia terlihat tua sebelum waktunya" Akira kembali tertawa.

Seketika beban pikiran dalam diri Akira hilang. Ia sangat bahagia bisa bertemu dengan Eomma nya. Eommanya merupakan orang yang sangat hangat dan sedikit humoris. Berbeda dengan Appanya yang memiliki sikap dingin dan cuek seperti kakaknya.

"Bagaimana dengan suamimu. Apakah dia semakin tampan" goda Nyonya Min.

Seketika Akira mengingat suaminya. Perubahan dalam diri suaminya yang tak dapat ia mengerti. Ntah Jimin yang berubah, atau itu hanya perasaan Akira saja. Itu membuatnya bingung.

Akira terdiam sejenak, belum mau menjawab pertanyaan dari Eommanya.

"Apa kalian ada masalah?" tanya Nyonya Min mulai serius.

Akira segera menggeleng "tidak Eomma. Kami baik baik saja. Hanya saja Jimin oppa sekarang terlalu sibuk dengan pekerjaanya".

Nyonya Min tersenyum lembut, lalu mengelus surai Akira "itu sudah biasa Akira. Itu sudah kewajiban Jimin untuk bekerja keras".

Eommanya benar, namun kenapa perasaan Akira mengatakan hal lain. Hatinya berkata bahwa ada sesuatu yang disembuyikan oleh suaminya.

Dan lagi. Siapa Yoona sebenarnya. Ada hubungan apa Jimin denganya. Pertanyaan itu yang selalu memenuhi isi kepalany.

"Istirahatlah, mau pasti lelah" ucap Nyanya Min sembari mengelus l'embut surai Akira.

Akira mengangguk, lalu tersenyum begitu lembut "iya Eomma"



.



Yoona pov

Yoona meletakkan segelas teh hangat yang baru saja ia buat diatas meja.

"Minumlah dulu, Jim" ucapnya sembari duduk disebelah Jimin.

Jimin terus saja memijat keningnya, kepalanya tetasa pening saat ini.

"Kepalaku pusing Yoona".

"Kau terlalu banyak memikirkan pekerjaan".

Ucapan Yoona tidak sepenuhnya benar. Karna dipikiran Jimin selalu terlintas akan dirinya. Rasa bersalahnya kepada perempuan yang sekarang duduk disampingnya.

"Boleh aku menginap disini, istriku sedang kerumah orang tuanya".

Yoona mengangguk. Ia sama sekali tidak keberatan jika Jimin harus menginap dirumahnya malam ini. Ia jadi tidak sendiri lagi.

"Tapi besok pagi pagi sekali. Kau harus segera pergi dari Apartemenku. Aku takut Jungkook berkunjung kesini".

Jimin mengangguk "iya".










Arti Sebuah Rasa PJM (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang