28•Perjalanan

14 3 3
                                    

Setelah kami menyusun rencana dengan matang, kamipun bergegas pergi ke kompleks Violet. Karena, ternyata jalan ke arah barat tersebut ada di arah utara, yang tak lain adalah arah rumah kami.

Kenapa aku pergi ke rumah Sadya bukannya rumahku? Kalau aku pulang dan mengambil mobil pasti Gabriel akan melarangku. Dan tidak mengizinkanku pergi. Jadi, kami pergi ke rumah Sadya.

Di rumah Sadya tampak sepi, dan juga tampak seram. Kami bergerak cepat dan tidak ada alasan untuk beristirahat. Saat Sadya menemukan kunci mobilnya, ia bergegas ke mobilnya.

"Kau tahu mengemudi Jes?" Dia menatapku.

"Tentu saja tidak! Aku tidak pernah di izinkan. Memangnya kau tidak tahu?" tanyaku balik.

"Bisa sih. Tapi, kau yang mengetahui jalannya."

"Aku akan menunjukkanmu arah. Ayo cepat!"

"Baiklah!"

Kamipun bergegas masuk, dan kami masuk ke mobil Sadya masuk ke kursi kemudi, dan saat aku membuka pintu di belakang-

"Hei! Duduk didepan, aku bukan sopirmu!" Sadya masuk. Dan aku mengikuti intruksinya.

Kamipun bersiap untuk keluar dari kompleks Violet. Dan saat aku berada di pos keamanan, penjaga menahan kami. Dan mengetuk jendela di sampingku.

Aku menurunkan kaca jendelaku. "Ini akan menjadi kesalahan terbesarmu," sahutnya padaku. Aku langsung menutup jendelaku dan Sadya langsung menginjak pedal gas mantap.

Kamipun memulai perjalan kami. Memulai petualangan kami. Saat aku melakukan ini, apakah aku memiliki keraguan? Ketakutan? Resah? Tentu saja. Saat kami masuk kejalan raya, semua emosi itu berkecamuk.

Dan sekali lagi aku memikirkan tentang Barcode, bagaimana mungkin ia bisa menjadi malaikat maut bagi seseorang?

Inilah saatnya aku menghentikan sistem terkutuk di pulau ini. Inilah saatnta membuat inovasi terbaru, dan mengungkapkan siapa penyebab sistem terkutuk ini bisa berjalan dengan sempurna di atas hukum alam yang sudah jelas lebih dulu ada dari pada mereka.

~•~

Kamipun melihat terowongan yang sengat gelap dan besar menanti kedatangan kami. Jalan saat ini benar-benar sepi, tidak ada orang lain disini, kecuali kami.

Sadya sempat berhenti sejenak, dan melihatku meyakinkan apakah ini adalah pilihan yang tepat atau hanyalah kebodohan yang tercipta di anatara kami.

Dan saat mengangguk meyakinkan Sadya seketika menginjak pedal gas. Dan saat kami masuk ke dalam terowongan itu, kami kaget, karena tiba-tiba lampu depan mobil mati. Dan semua menjadi gelap. Kami tidak bisa menyalakan apapun disini. Kami tidak bisa melihat apapun.

Dan disaat kami merasa kami sudah cukup lama menyusuri terowongan itu tanpa berbelok kami melihat secerca cahaya di ujung terowongan ini. Cahaya itu samat-samar semakin dekat dan semakin jelas.

Senyumku terkembang membentuk lekungan di ujung bibir. Aku tidak tahu kondisi Sadya, hingga aku mencoba untuk melihatnya. Aku terkejut mendapati Sadya yang sedang menutup mata.

"Sadya ada apa? Apa kau takut? Kenapa kau menutup matamu?" Sadya membuka matanya.

"Aku sedang melihat. Ternyata terowongan ini panjang dan gelap jika dilihat secara nyata, tetapi aslinya terowongan itu sangatlah indah." Aku tidak mengerti apa yang ia maksud. Tetapi aku tidak akan mencoba, walaupun aku bisa melihat 'mereka'.

Saat kami dapat melihat langit yang biru jernih kembali, kami bisa bernafas dengan normal. Perasaan ini hampir sama saat aku berada di rumah pemakaman.

"Apakah kau melihat suatu petunjuk?" tanyaku pada Sadya.

"Kita hanya perlu melewati gunung ini setelah itu, kita akan menemukan istana itu. Jika memang ada!" Sadya kembali fokus ke jalan.


TBC-------

BARCODE [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang