Setelah hampir menyerah menunggu pintu keluar itu terbuka, aku berinisiatif untuk turun dan melihat garasi di bawah, apakah itu bisa terbuka atau tidak.
Sudah dari tadi aku menunggu tapi Rinn tak kunjung terlihat. Dan saat aku sampai di bawah melihat pintu garasi itu, pintu itu terbuka. Aku sedikit ragu untuk keluar melalui pintu itu. Karena Rinn pernah bilang jika pintu itu menuju jalan kompleks yang ada di belakang dan tak bisa di capai jika kita masuk dari gerbang kompleks. Itu adalah hal aneh saat aku mendengarnya.
Tapi aku harus keluar dari rumah Rinn, aku merasa pengap berada di dalam sana sendirian. Saat aku pertama kali membuka pintu itu, aku seperti pergi ke sebuah pulau yang sangat indah, di karenakan cahayanya yang terang tetapi tidak menyengat seperti matahari. Awalnya aku mengira itu adalah terik matahari, tapi tidak. Itu hanyalah sebuah cahaya yang entah datang dari mana.
Pertama kalinya aku keluar, pemandangan yang kudapatkan hanyalah jalan raya dan belakang dari rumah-rumah di kompleks itu. Tetapi disini sangatlah ramai, jalan yang ada di hadapanku tidak tampak seperti jalan kompleks pada umumnya, ini sangatlah ramai. Tapi aku menyingkirkan semua pikiran negatifku, dan berjalan menuju arah barat.
Saat aku berjalan aku melihat semua rumah yang ku lewati, tapi ada satu hal yang membuatku berhenti untuk melangkahkan kakiku. Aku berhenti tepat di depan-lebih tepatnya belakang sih-rumah yang sedikit berbeda daripada yang lain. Rumah ini warna catnya gelap daripada cat rumah pada umumnya di kompleks tersebut.
Aku memandanginya dengan seksama. Hingga aku melihat sebuah tulisan dengan nama yang terpampang besar disana. Aku membacanya.
"Kediaman keluarga Frank," ucapku. Setelah membacanya aku merasa normal-normal saja. Dan aku memilih untuk kembali ke rumah Rinn.Saat perjalanan kembali ke rumah Rinn, aku langsung mengingat sesuatu tentang keluarga Frank.
"Frank. Itu bukannya keluarga bangsawan di Belanda. Kenapa mereka ada di sini? Dan mengapa kediaman mereka di beri tanda dengan sangat jelas bahwa itu adalah rumah mereka?" Semua pertanyaan itu keluar dari mulutku. Aku pun berlari ke rumah Rinn.Tetapi, aku berhenti dan melihat sekeliling ada yang aneh. Tiba-tiba jalanan di sini sepi. Sangat sepi, tidak ada seorang pun. Hingga aku bisa mendengar suara nafasku sendiri. Aku merasa takut, akupun berlari kembali secepat mungkin dan sampai di rumah Rinn. Aku buru-buru membuka pintunya dan langsung masuk.
Dan tiba-tiba Rinn ada di belakangku, itu membuatku berteriak histeris. Rinn yang juga ikut kaget, tidak sadar menepuk pundakku cukup keras. Dan itu membuatku berhenti berteriak dan memberanikan diri melihat Rinn dengan jelas, apakah itu benar dia atau bukan. Tapi dengan dia menepukku tadi, itu sudah membuktikan bahwa itu dia. Rinn seperti bisa membaca pikiranku, mengira aku berpikir dia adalah yang lain.
"Kamu gak apa-apa Jes? Maaf tadi aku memukul cukup keras." Rinn mengelus pundakku.
Aku mengelap keringat di pelipis ku. "Tidak apa-apa. Masuk dulu yuk Rinn. Banyak yang ingin ku tanyakan." Aku berjalan dan meninggalkan Rinn memasuki rumahnya. Tiba di ruang tengah rumah itu aku duduk dan disusul oleh Rinn. Dia hanya diam dan mengikutiku saja.
Rinn lebih dulu membuka pembicaraan dengan pertanyaannya. "Mau nanya apa Jess? Kok kayaknya penting banget? Dan tadi kamu kenapa kok membuka pintu terburu-buru seperti tadi, hingga tidak sadar kalo aku ada disana?" Rinn menghujani pertanyaannya lebih dulu.
Aku memilih untuk menjawabnya dulu lalu akan bertanya setelah itu. "Oh yang tadi. Aku merasa aneh aja, masa pas aku keluar jalanan itu ramai sekali. Tetapi saat aku ingin kembali kesini tiba-tiba tidak ada seorangpun. Bagaimana aku tidak berlari kesini. Aku hanya merasa takut," jelasku.
"Ternyata benar yang dikatakan Gabriel," gumamnya berbisik.
"Hah? Maksud kamu apa? Gabriel emang bilang apa?" Kini aku memiliki lebih banyak pertanyaan, seperti ada sesuatu yang semua orang tahu tetapi aku tidak mengetahuinya.
"Gak apa-apa Jess. Lupain aja. Dan juga kompleks ini akan terlihat sangat sepi saat menjelang malam. Ini sudah jam 5 sore, memang sudah saatnya mereka semua pergi dari penglihatan kita," jelas Rinn panjang lebar. Dan yang kurasakan hanya bulu kudukku yang berdiri.
"Mereka siapa?" tanyaku ragu.
"Bahkan tentang itu kamu tidak mengetahuinya." Rinn menghela napas. "Mereka adalah Ghost."
TBC
|
|
|
Sorry, ckp telat untuk hari ini.Jaga kesehatan ya guys.
Si ya:>
KAMU SEDANG MEMBACA
BARCODE [Completed]
Mystery / ThrillerKamipun memulai perjalanan kami. Memulai petualangan kami. Saat aku melakukan ini, apakah aku memiliki keraguan? Ketakutan? Resah? Tentu saja. Saat kami masuk kejalan raya, semua emosi itu berkecamuk. Dan sekali lagi aku memikirkan tentang Barcode...